Monday 2 June 2008

Kita mencatat kenyataan

Pada awalnya Minggu itu aku mau ke Monas, nikmati keberagaman sebentar, lalu berjalan lagi mengitari kota. Namun urung karena ternyata tumpukan film yang kubeli sehari sebelumnya begitu menggoda.

Siangnya buka internet, dan baca berita di detik.com tentang adanya persitiwa itu, aku jadi berpikir, mau dikemanakan kita saat ini. Kenapa kita harus saling mencincang satu sama lainnya.


Soal FPI aku lebih memilih untuk tidak berkomentar seperti kebanyakan orang yang mengatakan apa saja selama ini. Namun aku cenderung untuk berrkata bahwa kita telah salah dalam berbangsa, bermasyarakat dan mentolerir sesama.

FPI,Aliansi Kebangsaan atau apapun namanya organisasi itu, dan siapapun dia jelas tidak punya hak untuk menghakimi orang atas keyakinannya. Keyakinan adalah hak yang hakiki dan tidak pernah bisa/boleh/ untuk dilarang/dihakimi/dibinasakan.

Aku yakin dengan Allah Subhanahuwatalla ku dan aku yakin dengan Muhammad Rasul akhir zaman ku, adalah hak ku dan adalah keinginanku. Negara ini, pemerintah ini atau organiasi yang mengatasnamakan apapun tidak punya hak untuk menghakimiku. Seperti aku juga tidak punya hal untuk menghakimi/menghina/menistakan mereka atas keyakinan mereka.

Kita harus terus belajar menghormati sesama, agar tercipta kedamaian karena Islam sendiri mengajarkan kepada kita untuk menghormati hak orang lain. Rasulrullah-pun sangat menghormati kaum nasrani dalam menjalankan ibadahnya, dan menentang setiap perbuatan yang mengatasnamakan Islam dan Allah untuk membinasakan orang lain.

Tidakkah sakit bagi kita ummat Islam ketika nama Allah Yang Maha Besar kemudian dipakai untuk menghancurkan. Tidakkah perih bagi kita ketika nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang diteriakkan untuk menyakiti raga orang lain.

No comments:

Post a Comment