Thursday 26 June 2008

Begitulah Bung
(jawaban untuk Khusairi)



Begitulah Bung…
sebagai manusia yang pernah berkecimpung di dunia wartawan selama hampir sebelas tahun, aku merasakan ada yang lain hari ini. Mungkin sudah lama hal ini terjadi, namun kenapa ketika kita semua menyorakkan tentang profesionalisme dan keteguhan hati untuk menyuarakan kepentingan umum kita kemudian dibenturkan dengan pemerintah.

Aku sedih bung…sungguh sedih, aku bukan mengada ada dengan kesedihan ini. Tadinya aku berpikir ketika kita jadi wartawan kita semua berkiblat pada satu titik yaitu idealisme. Namun ketika aku melihat semua pertunjukan itu, aku jadi bingung, apakah kita memiliki idealisme itu atau hanya sekedar kredo usang yang tidak perlu kita patuhi.

Bagiku bung..tidak soal kalau Gubernur benar benar mau mengangkat Zaili menjadi komisaris di Grafika, atau KJ di Dinamika…sungguh bung, tidak soal btul kalau itu, Cuma yang aku perkarakan saat ini adalah keduanya adalah wartawan.

KJ dan Zaili kini aktif di medianya menjadi pemimpin redaksi dan pemimpin umum. Ingat bung, kalau dulu thn 2003 Mufthi Syarfie jadi Ketua KPU, setelah itu dia mundur dari Haluan dan tidak lagi menulis berita meski kesibukan di KPU sudah berkurang dia tetap tidak masuk ke Haluan, namun dua ornag ini jelas berbeda.

Bung khan tahu bagaimana posisi Zaili di Padang Ekspres, lalu bagaimana KJ di Singgalang. Kedua orang ini bisa menghitam atau memutihkan Koran itu. Apa kata Zaili itu jua kata anak buahnya, dan begitu pula dengan KJ, A katanya, maka A juga kata reporternya.
Kita saat ini berada dalam sebuah keniscayaan menuju kegelapan Sumatera Barat dan Minang khususnya. Harga diri kita sebagai orang Minang saat ini dipertaruhkan di pentas republik ini. Dan di tangan Gamawan–lah semua itu tertumpang. Apa yang diperbuatnya itu akan menjadi acuan bagi orang untuk menilai Sumbar dan Minang.

Atau Gamawan tidak tahu kalau posisi Zaili dan KJ itu, rasanya tidak mungkin Bung. Bergelanggang mata kita melihat Zaili itu wara wiri di tulisannya dengan segudang maaf bung sekomplek jabatannya. Mulai dari katanya ketua yayasan, direktur sana dan itu, sampai komisaris ini dan anu.

Kalau bung sempat bertemu pak Gubernur katakana ini padanya, jangan di adu domba wartawan. Ini penilaianku pribadi bung. Sepertinya kita (insan pers) dibenturkan dengan sesama kita dan kita tidak tahu itu. Atau kita mungkinkah kita pura pura tidak menyadarinya seperti yang sudah sudah kita alami.

No comments:

Post a Comment