Wednesday 1 July 2009

Penelitian Kualitatif

Metode kualitatif biasa digunakan oleh ilmuwan social seperti antropologi, sosiologi, psikologi dan sebagainya dalam penelitian mereka, tetapi pada dasarnya metode ini dapat digunakan pada semua arena ilmu terapan secara interdisipliner. Metode ini merupakan suatu metode penelitian yang terfokus pada multi method yang mempunyai pendekatan interpretative dan naturalistic terhadap subyek penelitian. Penelitian kualitatif biasanya tidak menggunakan analisis statistic dalam member arti pada fenomena, dalam pengumpulan data maupun dalam generalisasi data. Dengan demikian, data bersifat deskriptif, pengumpulan data juga bersifat tidak terstruktur melalui wawancara mendalam, diskusi kelompok, observasi, analisis dokumen dan sebagainya.


Ruang Lingkup dan Ciri-ciri penelitian kualitatif
1.Paradigma
Penelitian kualitatif dikatakan mempunyai paradigm atau faham naturalistic, dipertentangkan dengan penelitian kuantitatif yang mempunyai faham positivis. Artinya penelitian kualitatif lebih mementingkan penjelasan fenomena sebagaimana adanya atau secara a;amiah dimana peneliti tidak memanipulasi kejadian itu. Selain itu, peneliti juga mencoba untuk mengamatti suatu fenomena seperti bagaimana orang yang diteliti member arti terhadap fenomena tersebut, bukan melihat hanya pada kategori kategori yang ditentukan sebelumnya oleh peneliti.

2.Pertanyaan penelitian
Penelitian kualitatif biasanya menjawab pertanyaan mengapa suatu fenomena muncul dan apa artinya (fenomenologi), bagaimana suatu system berlaku, bagaimana gambaran individu atau kelompok dijelaskan (dengan melihat pada mereka sendiri menjelaskan dunianya atau menginterpretasikan sesuatu) atau deskriptif. Selain itu, pertanyaan penelitian yang sering dilontarkan untuk penelitian kualitatif adalah apa yang terjadi dengan fenomena tertentu, bagaimana hal tersebut terjadi (proses), serta bagaimana orang berkomunikasi tentang suatu hal atau apa yang mereka komunikasikan apabila sesuatu terjadi.

3.Pendekatan emic dan etic
Penelitian kualitatif biasanya selalu mempunyai pendekatan emic yaitu menggunakan pandangan orang local atau subyek penelitian dalam menjelaskan kerangka berfikir mereka termasuk dalam menjelaskan nilai-nilai, perilaku, proses, dan bagaimana subyek penelitian mencoba memecahkan masalahnya sendiri. Pendekatan ini bertentangan dengan poendekatan etic yang lebih mementingkan pandangan orang luar yang biasanya digunakan untuk generalisasi.

4.Penekanan pada proses
Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dan sifat dinamis dari kehidupan social. Hal ini berhubungan dengan kecenderungan studi kualitatif yang mempunyai desain yang longitudinal dan lamanya waktu berhubungan dengan subyek penelitian. Kontribusi utama dari penelitian kualitatif terletak dalam penekanan pada proses ini terutama dengan metode observasi partisipasinya.

5.Idealis dan Realis
Penelitian kualitatif sering dikontraskan dengan kuantitaif dalam hal idealis dan realis. Pada penelitian kualitatif yang lebih dipentingkan adalah persepsi dan keyakinan dari subyek penelitian (idealis). Dalam kasus penolakan amputasi, persepsi keyakinan pasien akan lebih dipentingkan sebagai bahan dipertimbangkan untuk melakukan amputasi, dari pada kebenaran bahwa tanpa amputasi penyebaran penyakit akan terjadi.

6.Kontekstual dan Holistik
Penelitian kualitatif lebih mementingkan kajian yang kontekstual dan holitik. Artinya, studi kualitatif mementingkan pemahaman peristiwa, fenomena, perilaku dan sebagainya dalam konteksnya. Sedang holistic berarti melihat fenomena secara keseluruhan agar dapat diketahui dan dipahami secara menyeluruh pula. Dengan demikian, dari pada membatasi variable dalam lingkup tertentu saja, maka peneliti kualitatif lebih memilih konteks yang luas.

7.Sampling dan seleksi informan.
Studi kualitatif jarang sekali menggunakan probabilistic sampling, karena jumlah sampel yang biasanya kecil. Hal ini karena tujuan dari studi kualitatif adalah lebih untuk melihat kasus-kasus unik dari pada untuk generalisasi. Dalam menentukan sampling biasanya peneliti menentukan terlebih dahulu settingnya dan kemudian melihat apa masalah yang dipelajari dari setting tersebut. Dengan demikian, generalisasi dicari dari kasus-kasus yang mirip dalam setting tersebut.
Seleksi informan juga sangat ditentukan oleh variasi dan kapabilitas informan dalam memberikan informasi. Jumlah informan tidak ditentukan, tetapi kejenuhan data menjadi ukuran. Data dikatakan jenuh apabila tidak ada informasi baru yang didapat oleh peneliti setelah digunakan teknik-teknik pengumpulan data yang berbeda.

8.Validitas data dan triangulasi
Validitas data dapat dapat berupa dua hal. Pertama adalah mengembalikan hasil analisis peneliti kepada subyek penelitian untuk mendapatkan feedback tentang validitas kesimpulan atau temuan. Walaupun hal tersebut mudah diucapkan, tetapi sangat sulit dilakukan karena ketidakmungkinan para subyek untuk membaca hasil penelitian, kemungkinan bahwa informan mempunyai pendapat yang tetap tidak berubah tentang suatu hal, apakah feedback diberikan secara objektif oleh subyek penelitian dan kemungkinan lain adalah adanya tujuan yang berbeda dari peneliti dan subyek penelitian akan menyebabkan sulit untuk melihat validitas dari data tersebut.
Oleh karena itu dapat dilakukan kombinasi berupa metode (wawancara, observasi, diskusi kelompok, analisis dokumen) untuk menjelaskan suatu fenomena atau melakukan triangulasi. Penggunaan beberapa metode ini merupakan keunggulan dari penelitian kualitatif.

9.Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data pada penelitian kualitatif dilakukan dengan cara-cara pengumpulan data yang natural yaitu berbicara, mengamati sesuatu, dan berdiskusi dalam kelompok. Observasi dan wawancara mendalam merupakan metode pengumpulan data yang utama dalam penelitian kualitatif. Melalui kedua metode ini, peneliti mampu secara terperinci dan mendalam mengungkapkan fenomena yang terjadi. Metode diskusi kelompok merupakan metode yang baru yang didasari ole hide untuk membuat studi kualitatif lebih singkat dilakukan.

10.Desain penelitian
Tergantung dari pertanyaan penelitian yang dikembangkan, desainm dari penelitian kualitatif hendaknay juga disesuaikan dengan pertanyaan penelitian. Namun demikian, sejalan dengan berkembangnya pertanyaan penelitian dilapangan atau pada saat studi dilakukan, maka desain penelitian juga dapat berubah ditengah-tengah penelitian. Hal ini karena peneliti terlibat langsung dalam pengumpulan data, sehingga desain dapat selalu disesuaikan dengan kenyataan yang terjadi.


Desain Penelitian Kualitatif
Desain yang baik adalah rencana tindakan yang menghemat waktu, biaya, dan tetap mengantisipasi kegiatan yang ingin dicapai. Pertimbangan teknis juga harus digunakan dalam membuat desain penelitian, yaitu bagaimana data direncanakan untuk dikumpulkan, bagaimana prosedur analitis serta bagaimana pedoman dan prosedur untuk penyebaran interpretasi dan penggunaan hasil penelitian. Standar desain penelitian kualitatif yang dikenal adalah sebagai beikut :

1.Studi kasus
Studi populasi, proses, problem, konteks atau fenomena dimana parameter dan outcomenya tidak jelas, tidak diketahui atau belum pernah dieksplorasi.
Dilakukan pada suatu komunitas, populasi target atau unit studi yang lain.

2.Etnography

Suatu populasi, proses, problem, konteks atau fenomena dimana parameter dan outcomenya tidak jelas, tidak diketahui atau belum pernah dieksplorasi.
Menggunakan open ended interview dan observasi.
Perhatian pada penggunaan konsep budaya untuk mengarahkan penelitian dan interpretasi data.
Selalu memasukkan pertimbangan manusia dan peristiwa dalam setting naturalnya.
Mementingkan “thick description”

3.Naratif

Studi tentang riwayat orang atau manusia yang dengan menggunakan cara membuat, mengumpulkan dan menmganalisa teks tertulis.
Mempelajari pengalaman manusia melalui buku-buku, artikel, permainan, transkrip, film dan sebagainya.
Fokus pada pengetahuan, kepercayaan dan praktek.

4.Rapid Etnographic

Rancangan etnografi yang sudah di modifikasi.
Karena masalah yang diteliti sudah dipahami, sehingga peneliti harus sudah tahu konteks budaya dan berbicara bahasa local.
Fokus pada satu aspek budaya saja.
Harus bekerjasama dengan ahli budaya tersebut.
Biasanya memakai interview kelompok, in dept dan meminta pertimbangan informan kunci.
Perlu menggunakan triangulasi.

5.Penelitian aksi

Setiap penelitian yang dilakukan dengan maksud untuk perubahan struktur dan lembaga suatu masyarakat atau kelompok.
Dengan demikian selalu menyertakan pendapat masyarakat atau kelompok yang diteliti.
Sangat sesuai dengan paradigma kritis.

Metode Pengumpulan Data
Diantara beberapa cara pengumpulan data, tiga metode biasanya digunakan dalam penelitian kualitatif atau merupakan metode utama. Metode tersebut adalah wawancara mendalam atau in depth interview, observasi atau pengamatan dan focus grouped discussion (FGD) atau diskusi kelompok terarah.

Wawancara mendalam
Teknik pengumpulan data ini adalah berupaya Tanya jawab sistematis antara peneliti dan informan atau responden untuk mendapatkan data penelitian. Teknik wawancara dapat bebas tetapi sebaiknya disiapkan sebelum penelitian karena wawancara dapat berhenti seketika jika tidak disiapkan pertanyaan sebelumnya. Keunggulan teknik ini adalah pada kemungkinan peneliti mendapatkan data yang mendalam karena dalam wawancara peneliti dapat mengklarifikasi pernyataan informan, dapat mengajukan pertanyaan yang belum ada dalam kuesioner serta dapat melihat sekaligus ekspresi nonverbal dari pemberi informasi atau responden. Namun demikian, metode ini membutuhkan waktu lama dalam pengumpulan data, sangat subyektif dan terutama mahal biayanya. Tidak semua peneliti atau anggota penelitian memiliki kemampuan yang sama dalam melakukan wawancara mendalam sehingga perlu pelatihan terlebuh dahulu.

Observasi atau Pengamatan
Pengumpulan data ini dilakukan dengan mencatat dan merekam periatiwa-peristiwa yang diamati atau perilaku yang dilakukan oleh subyek penelitian. Pengamat tesebut disebut dengan participant observer. Pengamat ini melihat orang-orang yangs edang dipelajarinya untuk melihat perilaku, dan bagaimana interaksinya dalam situasi tertentu. Kadang-kadang pengamat ini juga melakukan wawancara untuk meminta panjelasan tentang apa yang dilihatnya atau mencari bagaimana interpretasi responden terhadap peristiwa atau perilaku yangs edang diamati.
Keuntungan teknik ini dalam pengumpulan data adalah peneliti dapat melihat subyek dalam setting alaminya secara langsung sehingga data yang didapat akan lebih kaya karena mencerminkan sekaligus interaksi dari subyek yang diamati. Selain itu, beberapa informasi tidak dapat diperoleh apabila tidak dilakukan observasi semata-mata karena sifat data yang diinginkan. Bagi subyek penelitian, cara ini juga mengurangi beban mereka karena tidak perlu menyediakan waktu khusus untuk wawancara. Kelemahan cara ini lamanya waktu dalam memperoleh data karena sering kali subyek tidak melakukan kegiatan seperti yang diinginkan peneliti. Kelemahan yang lain adalah adanya perilaku yang dibuat-buat apabila subyek mengetahui bahwa mereka sedang diamati sehingga fakta yang tergambarkan kadang-kadang bukan merupakan keadaan sesungguhnya.

Focus Group Discussion (FGD)
Teknik pengumpulan data ini meliputi mengumpulkan orang 6-10 orang untuk diajak diskusi dan diarahkan oleh seorang fasilitator. Diskusi ini biasanya dilakukan untuk menggali sesuatu hal dalam suasana yang santai dan terarah. Biasanya teknik ini untuk melihat interaksi kelompok karena dengan interaksi ini maka informasi yang didapat akan menjadi lebih kaya dan memungkinkan timbulnya ide-ide baru bagi peneliti. Karekteristik dari FGD adalah pesertanya yang homogeny, tidak saling kenal, waktu dan biaya penelitian yang hemat.
Kelemahan metode ini adalah sulitnya mengendalikan diskusi apabila ada peserta yang tidak member informasi atau berusaha mendominasi diskusi. Data FGD inmi harus dianalisa berdasarkan kelompok. Teknik ini juga sulit dianalisa kadang-kadang menghasilkan data yang berbeda antara kelompok satu dengan kelompok yang lain.

Analisis Data Kualitatif
Langkah anlisis data kualitatif dimulai dari manajemen data yaitu cara pengorganisasian data sehingga didapatkan konsep-konsep dan dari konsep tersebut terbentuk hubungan-hubungan. Langkah-langkah tersebut berupa sorting data, coding data dan filing. Kegiatan ini harus dimulai sejak berada dilapangan bukan sebelum maupun sesudahnya.

1.Sorting data

Dimulai setelah data pertama didapatkan dan tidak menunggu data menumpuk.
Mencatat kembali dan memilah-milah data yang didapatkan secara sistematis.
Catatan yang tidak jelas harus diperjelas dan dituliskan kembali kekurangan-kekurangannya (dengarkan kembali alat rekam).

2.Coding data

Coding data adalah melakukan pemilihan dan pemasukan data kedalam kategori-kategori.
Dimulai pada saat sorting data agar setiap set data dapat dibandingkan dan pola-polanya dapat segera diidentifikasi.
Kode-kode dikembangkan secara induktif dan menunjukan pada domain umum.
Pertama dilakukan ope coding atau coding data dari aslinya dan kemudian dikelompokkan dalam kategori.
Lakukan coding baris per baris atau kalimat per kalimat untuk mendapatkan cakupan teoritis secara memuaskan dan benar-benar dari data.
Lakukan coding sendiri dan tidak hanya sekali untuk meningkatkan sensitifitas peneliti.
Tuliskan semua ide yang muncul dalam proses coding.
Relevansi data harus berdasarkan data bukan asumsi.

3.Pembuatan file

Pembuatan filing system yang efektif dan efisien sangat penting dalam proses analisis.
Tantangan peneliti adalah membuat data naratif menjadi system penyimpana dimana peneliti dapat secara mudah mengatur dan menariknya lagi untuk kepentingan yang akan dating terutama dalam penulisan laporan.
File yang berisi bahan-bahan dalam proses penelitian yaitu lengkah-langkah prosedur dalam pengumpulan data, pengalaman pribadi, perasaan dan observasi yang mungkin mempengaruhi pengumpulan data, masalah logistic yang dihadapi.
Untuk mempermudah peneliti dalam menuliskan laporan penelitian untuk bab metode dan strategi penelitian.

4.Data analysis tools

Grafik è untuk menggambarkan tren atau arah dan pemahaman missal flowchart, growth chart, organizational chart.
Causal network è menggambarkan hubungan determinan, missal factor yang mempengaruhi diterimanya imunisasi, yaitu mulai dari kehamilan sampai kelahiran yang dilihat dari kesehatan dan dukun.
Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta : Jakarta

Retn Siwi Padmawati Modul Desain dan Metodologi Studi Kualitatif, Program studi kedokteran klinis Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

No comments:

Post a Comment