Friday 30 January 2009

"...hanya 5000..."

Teringat ketika beberapa tahun yang lalu, ketika sedang mengikuti blok Uropoetika kira-kira semester 4. Awalnya memang ga menyangkan kalau akan menderita DBD, gejalanya memang tidak spesifik. Awal berangkat kuliah tidak pernah merasakan kalau akan sakit. Waktu itu memang aktivitas lagi banyak-banyaknya. Apalagi habis menghadiri Munas FULDFK di Palembang.

Waktu mau lihat hasil praktikum di Lab Mikro eh mendadak perasaan lemas, lemah dan demam. Wuih kok perasaanku jadi kayak gini, langsung aja membatalkan puasa dan makan nasi goreng lalu pulang. Perasaanku berkata sakitku akan sembuh kalau aku istirahat sebentar sambil minum obat. ternyata setelah bangun tidur keadaan tidak berubah malah tambah parah. Demam semakin tinggi dan lemaas sekali.

Ketika mau ambil makan didapur, sontak pandangan kabur byar pet hitam semua dan keseimbanganku goyah. Aku pingsan..
Kira-kira 5 menit pingsan, tanpa ada yang membantu akhirnya bangun sendiri. Aku tensi sendiri ternyata memang TD ga seperti biasanya, sedikti turun 1oo mmHg, padahal ga pernah tensiku turun sampai segitu. Aku bilang ke bude, kalau aku pingsan didapur trus bude bilang suruh bawa ke RS. Tanpa berpikir panjang ternyata aku putuskan berangkat ke RS ditemani bude.

Langsung aja sampe sana diterima perawat ditensi masih sama drop namun ada yang mengganjal ketika pemeriksaan darah dilakukan. Trombositku ternya turun, suspek DB,, akhirnya diputuskan kalau aku harus mondok. Sampai beberapa hari mondok di RS, kadar trombosit semakin menurun dan hematokrit juga semakin tinggi menandakan adanya kebocoran plasma.

Sampai akhirnya trombosit 80.000, belumada gejala bleeding eh keesokan harinya ketika BAB ternyata bleeding. Waduh bleeding pikirku, takut banget?!  aku lapor sama perawat kalau bleeding. 

Keesokan harinya semakin menurun dan menurun, sampai suatu malam ketika kadar trombosit berjumlah "hanya" 5.000. Mama membangunkanku dan berkata, "San, mama ke PMI dulu ya cari trombosit, sambil mengusap keningku.. Setengah sadar aku jawab Ya Ma..

Di transfusi 5 botol dan keesokan harinya hanya naik 2.000, jadi keesokan harinya kadar trombosit 7.000, sore semakin naik terus naik dan naik sampai akhirnya dua hari kemudian mencapai 20.000..

Panik tapi ga aku omongin ke semua yang jaga pada waktu itu, yang ada hanya senyum tipis ketika setiap orang menjenguk. Padahal dalam hati selalu berdoa Ya Allah berilah hamba kekuatan. Apapun yang terjadi, kadar trombosit 5.000 ga pernah kubayangkan sebelumnya. 

Fatal sebenarnya, dengan kadar segitu dapat terjadi bleeding dimana mana, dan yang paling akau khawatirkan jika terjadi bleeding di otak (naudzubillah..), kalau bleeding diotak pastinya tidak sadar atau bahkan koma. Ya Allah terimakasih telah memberiku nikmat kesehatan yang tidak terhingga.

Tapi alhamulillah dengan doa yang kuat dan tanpa mengenal lelah, Allah mendengar dan mengabulkan doaku, Allah masih memberiku kesempatan untuk memberikan yang terbaik untuk semuanya. Semangat ya..??!!

Sepenggal cerita dari Grhasia...

Setelah masuk stase jiwa di RSG, banyak sekali inspirasi yang mengalir di hatim ketika melihat dan menyaksikan kisah pilu dan sedih banyak pasien skizofrenia..

Satu kisah yang patut diangkat ketika jaga di IGD RSG kemarin. Seorang ayang datang ke RSG ditemani oleh beberapa orang polisi. Sang ayah datang dengan lusuh dan kusam seolah-olah menyimpan suatu perasaan yang dalam meratapi keadaan keluarganya. Singkat cerita, sang ayah membawa anaknya yang memiliki gangguan psikotik. Sang anak mengamuk, membanting barang-barang di rumah dan memecahkan kaca-kaca dirumah. Memang sich, ketika dilakukan anamnesis terhadap anak tersebut, anak tersebut emosional sehingga harus di isolasi.

Ketika dilakukan alloanamnesis, sang ayah menceritakan keadaan keluarganya yang memiliki 5 orang anak, tiga dari lima orang anaknya ternyata mengalami gangguan jiwa dengan gejala yang berbeda-beda. Melihat fenomena tersebut sebenarnya sangat memilukan hati, bayangkan saja sang ayah harus mengajak kontrol rutin anak-anaknya setiap bulan belum lagi obat yang harus dibeli setiap persediaan obat habis, belum lagi harganya yang cukup mahal. Sang ayah bekerja sehari-hari sebagai buruh tani, sementara itu orang dengan gangguan jiwa memerlukan terapi yang lama. Coba dibayangkan akan habis berapa rupiahkah uang yang digunakan untuk mengobati penyakit sang anak???

Ayah tersebut, terakhir ketika aku melihat pulang ke rumah dengan menggunakan bis, rumahnya cukup jauh didaerah sewon, Bantul. Sementara untuk menempuh jarak ke Sleman memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit.

Kisah kedua ketika seorang kakak yang dengan setianya mengantarkan sang adik datang ke RSG ditengah hujan deras yang mengguyur Jogja. Hujan sedari siang tidak henti-hentinya turun. Sang kakak datang ke RSG dengan menggunakan sepeda ontel yang sudah butut, berkarat seolah-olah dimakan usia. Dengan rasa penuh kasih sayang sang kakak mengantar adiknya masuk ruang IGD sambil berkeluh kesah dengan penyakit adiknya. Terlihat dari keadaannya mereka orang tidak punya. Miris sebenarnya ketika melihat dua bersaudara yang nyaris kembar tersebut datang karena adik ternyata mengalami gangguan jiwa, sang adik sering tertawa dan meringis-meringis sendiri. Tatapannya kosong seolah olah ingin menyampaikan suatu hal namun dia terlena dialam dunianya sendiri.

Sebuah gambaran fenomena hidup bahwa banyaknya stressor yang kita hadapi memang menunggalkan bekas yang sukar untuk dihilangkan. Belum lagi anggapan masyarakat bahwa orang dengan gangguan jiwa sepertinya masih dimarginalkan dalam masyarakat. Suatu konsep yang keliru sehingga memang adalah tugas kita untuk dapat meluruskannya.

Thursday 29 January 2009

MEMBONGKAR KEGAGALAN CIA


Resensi Membongkar Kegagalan CIA

“…. Tim Weiner benar dengan mengatakan bahwa CIA saat ini tak lebih dari puing-puing keruntuhan yang sebentar lagi mungkin berubah menjadi debu.” Budiarto Shambazy, wartawan Kompas, kolumnis “Politika”

Mengapa negara adidaya, lembaga spionasenya seperti tak punya daya? Mengapa “polisi dunia”, sekaliber AS, agen-agen dinas rahasianya beroperasi serampangan? Inilah keprihatinan mendasar Tim Weiner dalam buku yang memenangi berbagai penghargaan ini sampai pada kesimpulan bahwa sejarah operasi intelijen CIA yang telah berusia 60 tahun justru memangsa bangsa Amerika Serikat sendiri.

Menggunakan langgam reportase jurnalistik yang memikat, Tim Weiner, wartawan peraih Hadiah Pulitzer, menunjukkan bukti-bukti meyakinkan perihal kelemahan CIA yang memalukan. Di antaranya, agen-agen CIA mengetahui Tembok Berlin runtuh pada 1989 dari siaran televisi bukan dari pasokan analisis mata-mata yang bekerja di bawah tanah; ambruknya WTC, yang membelasah pada 11 September 2001, dengan telanjang memeragakan kepada dunia bahwa agen-agen CIA lumpuh dalam mengantisipasi serbuan teroris alumnus CIA sendiri.

Sebagai sebuah dinas intelijen terbesar di dunia, CIA melakukan blunder paling vital dalam sejarah panjang spionase: berbohong tentang eksistensi senjata nuklir Irak. Blunder itulah yang menjadi basis pengambilan keputusan politik yang paling keliru dalam sejarah kepresidenan AS, yakni menyerbu Irak sekaligus menumbangkan Presiden Saddam Hussein.

Buku ini diramu Tim Weiner dengan mempelajari 50.000 arsip CIA, wawancara mendalam dengan ratusan veteran CIA, dan pengakuan sepuluh direkturnya. Disajikan dengan gaya bertutur mengalir. Tim Weiner, bagaikan penulis thriller, menempatkan diri sebagai seorang tukang cerita kelas wahid.
Latar Belakang

Buku dengan tebal 858 halaman dalam edisi Bahasa Indonesia seharga Rp 120.000 ini menjadi buku kontroversial di Indonesia karena sekitar 5 halaman buku ini berisi pengakuan seorang pejabat tinggi CIA, Clyde McAvo yang menyatakan bahwa mantan Wakil Presiden, Adam Malik, sebagai agen rahasia CIA di Indonesia. Clyde McAvoy yang diwawancarai Tim Weiner pada 2005, mengaku telah merekrut dan mengontrol Adam Malik. McAvoy bertemu Adam Malik tahun 1964. Dalam buku itu dijelaskan bahwa CIA memberikan US$ 10 ribu untuk mendukung peran serta Adam Malik memberantas Gestapu. Karena berisi pernyataan tersebut, maka buku ini banyak mendapat kritik di Indonesia.

Terlepas dari benar atau tidaknya Adam Malik menjadi agen CIA, kita sebagai orang yang tidak terlibat (mengalami dan melihat) langsung kejadian Gestapu 1965, tentu harus bersikap netral. Kita tidak bisa percaya begitu saja pernyataan Mc Avoy, namun kita tidak harus juga menolak langsung tulisan Tim Weiner. Sebagai bangsa yang ingin maju, kita perlu bersikap kritis. Kritis menanggapi hal ini dengan rasionalitas dan berdasarkan fakta. Kita tidak boleh menvonis Adam Malik adalah agen CIA selama tidak ada fakta valid yang ditemui.
CIA dan 30 September 1965

Meskipun kita menyanggah keterlibatan Adam Malik dalam agen CIA, namun kita perlu meninjau ulang sejarah serta isi buku yang ditulis Tim Weiner. Buku ini bukanlah mendiskritkan bangsa Indonesia. Buku ini lebih memojokkan CIA sebagai dalang penghancur negara-negara yang bersebarangan dengan kepentingan Amerika Serikat. Dan buku tersebut memaparkan kegagalan-kegagalan yang dialami oleh CIA, agen rahasia yang paling bergengsi di dunia. Saya pikir, penulis tidak bermaksud memojokkan Indonesia ataupun Adam Malik, hanya saja Tim Weiner hanya ingin menunjukkan fakta kejahatan CIA. Pengakuan John Perkins dalam buku Confession of EHM dan John Pilger dalam film dokumenternya tentang Indonesia yang berjudul “The New Rulers of the World” mempertegas bahwa Amerika Serikat sangat berkepentingan menghancurkan pemerintahan Soekarno yang anti Imperaliasme Modern melalui korporasi dan kebijakan ekonomi dan politik kapitalis. Untuk menghancurkan kekuasaan Soekarno, sudah pasti harus menghancurkan penyokong Soekarno, yakni partai yang anti imperalias kapitalis pada saat itu yakni PNI yang dipimpin Bung Karno dan PKI. Dengan menjatuhkan Bung Karno, PNI akan lenyap. Dan untuk itu, PKI juga harus dihancurkan.

Setelah Bung Karno jatuh, kekuatan modal asing langsung masuk ke bumi pertiwi untuk mengeksploitasi sumber kekayaan alam. Dalam film dokumenternya, John Pilger (wartawan Australia) : “Dalam dunia ini, yang tidak dilihat oleh bagian terbesar dari kami yang hidup di belahan utara dunia, cara perampokan yang canggih telah memaksa lebih dari sembilan puluh negara masuk ke dalam program penyesuaian struktural sejak tahun delapan puluhan, yang membuat kesenjangan antara kaya dan miskin semakin menjadi lebar. Ini terkenal dengan istilah “nation building” dan “good governance” oleh “empat serangkai” yang mendominasi World Trade Organization (Amerika Serikat, Eropa, Canada dan Jepang), dan triumvirat Washington (Bank Dunia, IMF dan Departemen Keuangan AS) yang mengendalikan setiap aspek detail dari kebijakan pemerintah di negara-negara berkembang. Kekuasaan mereka diperoleh dari utang yang belum terbayar, yang memaksa negara-negara termiskin membayar $ 100 juta per hari kepada para kreditur barat. Akibatnya adalah sebuah dunia, di mana elit yang kurang dari satu milyar orang menguasai 80% dari kekayaan seluruh umat manusia.”

Dalam buku hasil dokumentasi John Pilgers, The New Ruler of the World : “Dalam bulan November 1967, menyusul tertangkapnya ‘hadiah terbesar’, hasil tangkapannya dibagi. The Time-Life Corporation mensponsori konferensi istimewa di Jenewa yang dalam waktu tiga hari merancang pengambilalihan Indonesia. Para pesertanya meliputi para kapitalis yang paling berkuasa di dunia, orang-orang seperti David Rockefeller. Semua raksasa korporasi Barat diwakili : perusahaan-perusahaan minyak dan bank, General Motors, Imperial Chemical Industries, British Leyland, British American Tobacco, American Express, Siemens, Goodyear, The International Paper Corporation, US Steel. Di seberang meja adalah orang-orangnya Soeharto yang oleh Rockefeller disebut “ekonom-ekonom Indonesia yang top”.

“Di Jenewa, Tim Sultan terkenal dengan sebutan ‘the Berkeley Mafia’, karena beberapa di antaranya pernah menikmati beasiswa dari pemerintah Amerika Serikat untuk belajar di Universitas California di Berkeley. Mereka datang sebagai peminta-minta yang menyuarakan hal-hal yang diinginkan oleh para majikan yang hadir. Menyodorkan butir-butir yang dijual dari negara dan bangsanya, Sultan menawarkan : …… buruh murah yang melimpah….cadangan besar dari sumber daya alam ….. pasar yang besar.”

Di halaman 39 ditulis : “Pada hari kedua, ekonomi Indonesia telah dibagi, sektor demi sektor. ‘Ini dilakukan dengan cara yang spektakuler’ kata Jeffrey Winters, guru besar pada Northwestern University, Chicago, yang dengan mahasiwanya yang sedang bekerja untuk gelar doktornya, Brad Simpson telah mempelajari dokumen-dokumen konferensi. ‘Mereka membaginya ke dalam lima seksi : pertambangan di satu kamar, jasa-jasa di kamar lain, industri ringan di kamar lain, perbankan dan keuangan di kamar lain lagi; yang dilakukan oleh Chase Manhattan duduk dengan sebuah delegasi yang mendiktekan kebijakan-kebijakan yang dapat diterima oleh mereka dan para investor lainnya. Kita saksikan para pemimpin korporasi besar ini berkeliling dari satu meja ke meja yang lain, mengatakan : “ini yang kami inginkan : ini, ini dan ini”, dan mereka pada dasarnya merancang infrastruktur hukum untuk berinvestasi di Indonesia.

Nyata dan secara rahasia, kendali dari ekonomi Indonesia pergi ke Inter Governmental Group on Indonesia (IGGI), yang anggota-anggota intinya adalah Amerika Serikat, Canada, Eropa, Australia dan, yang terpenting, Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia.

Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan oleh John Perkins, seorang EHM yang telah bekerja menghancurkan Indonesia, Panama, Paraguay dan pengakuan teman-teman John Perkins dalam buku “A Game As Old As Empire”.
Agen CIA di Indonesia era 60-an

Keberhasilan agen CIA dalam memenjarakan ekonomi Indonesia di rezim Soeharto dengan utang dan eksploitasi emas (Papua), migas dan sumber daya alam lainnya, tentu membutuhkan kaki tangan orang Indonesia sendiri. Sudah pasti ada orang-orang Indonesia yang menjadi penghianat yang menjual kehormatan dan kekayaan bangsa demi kepentingan pribadi maupun golongan.

Jadi kalau kita percaya John Pilger dan John Perkins, sejak tahun 1967 Indonesia sudah mulai dihabisi (plundered) dengan tuntunan oleh para elit bangsa Indonesia sendiri yang ketika itu berkuasa. Ditambah dengan tulisan Tim Weiner, sudah pasti ada agen CIA yang berasal dari elit bangsa. Siapakah itu?

Terlalu sulit untuk mengungkapkan siapakah saja orang-orang yang menjadi agen CIA. Kita hanya bisa berharap para peneliti dan sejarawan mengungkap misteri ini. Sejarah perlu ditelusuri untuk dipelajari. Agar generasi mendatang dapat belajar dari kesalahan dan terus melangkah sejarah yang membawa kebesaran bangsa ini.

Akhir kata, bukan hal yang tidak mungkin jika ada mantan pejabat Negara Indonesia di era orde baru yang menjadi pengabdi kepentingan Amerika Serikat. Tidak tertutup kemungkinan, para mantan pejabat tinggi Negara era Orba berusaha bekerja sama dengan Amerika Serikat dan agen CIA demi mendapat dukungan untuk membasmi golongan yang berseberangan (Bung Karno dan pendukungnya).

Kasus yang sama dengan Osama Bin Laden. Awalnya Osama dibantu CIA dan militer Amerika untuk memerangi Uni Soviet di Afganistan. Setelah berhasil mengusir Uni Soviet, dengan kematangan yang mantap, akhirnya Osama berbalik menyerang Amerika. Begitu juga, tidak tertutup kemungkinan ada oknum yang mendapat bantuan CIA dalam menggulingkan Bung Karno dan PKI, dengan berpikir bahwa setelah berhasil, maka mereka (oknum) dapat lepas dari pengaruh Amerika. Tapi, faktanya lebih dari 40 tahun, kita masih dipengaruhi oleh Amerika. Gerakan “Osama” yang gagal di Indonesia.

sumber : www.nusantaranews.wordpress.com

Reuni SL 31: "Makan durian sampe kehujanan"

Akhirnya setelah sekian lama 31'ers adem ayem ga ada suaranya, akhirnya bisa juga 31'ers kumpul bareng. ga tanggung-tanggung bro, reuni kali ini agendanya makan durian sampe teleeer... sebelumnya memang sich agenda kumpul bareng sempat digagas dita, maklum harus ada PJ untuk 31'ers, apalagi kita teman seperjuangan, masa tahu belakangan, ga banget khaaaaaan??!!

rencana awal memang sich kita mau kana durian, seperti biasa kita kumpul bareng di markas (31'ers bilang markas itu di FE.red), tapi berhubung dr rumah ke FE cukup jaoh sehingga aku putuskan tungu di rumah aja, eeeeh.. ga taunya tiara sms dengan nada yang sedikit mengecewakan " mas, inta ga bisa ikut" Gubrak??!!! Secara intan bendahara kita, tentunya dia yang pegang duit apalagi si nanik jg ga pernah nongol...

Tapi untunglah ketidakhadiran itu bisa ditutupi dengan dita, sok-sok sadar diri gitu dita langsung ambil posisi untuk traktir kita di warung makan dekat rumah (dekat jembatan layang red)

Selang beberapa lama kemudian berkumpullah kita disana, ada tiara, nanda, dita, wawan n nurul. Nyesel sich ga makan cz di rumah sudah makan seabrek-abrek, kekenyangan dech (lagian dita sich ga bilang-bilang kalau mau traktir) . But it's OK, setelah itu kita cauu ke alkid sekedar melepas penat setelah masing-masing personal 31'ers disibukkan dengan rutinitas sehari-hari.. Kita dialkid akhirnya bercumbu dengan gajah..

Akhirnya di alkid ditentukan follow up selanjutnya untuk ketemuan bareng futu-futu. Apa mau dikata, agenda pertemuan selanjutnya untuk futu-futu batal cz ga ada yang ga bisa datang, ga lengkap nich.. akhirnya kita putuskan makan durian pake duit kas..

Ngaret..selalu saja ngaret, kita putuskan ngumpul i depan GOR UNY setelah maghrib eh ga taunya habis Isya baru kumpul, itu aja masih ada yang telah. Payah??!!!

Setelah agak lengkap akhirnya kita putuskan untuk beli durian, maklum si nurul jago milih durian, secara si nurul mantan pengedar di Kudus wakakakakak..

Duriane uenak jhe.. tapi apa mau dikata, yang badannya guede ngalah sama yang badannya kurus kayak wawan n dita wakakakakakak...

Si tiara, kalau makan durian, Busyeet??!! rakus bgt, sampe kuning-kuning sekitar mulut kayak "p...p"  Jorok banget, dah datang telat, makannya celemotan, bawa jas hujanku sampe detik ini belum juga dikembalikan (ayoo..cepat kembalikan jas hujanku..) udah jamuran ya jasku tir??!!

Setelah mlukek, akhirnya nongkrong di dpn GOR, ngobrol2 ga jelas akhirnya reuni kita dipisahkan hujan yang datang mendadak, masing-masing kita saling menyelamatkan diri.. Bubar dech, walaupun sad ending tapi cukuplah..

Kapan nich 31'ers mau kumpul-kumpul lagi??!! Hidup 31'ers...

NB :
Nanda, ente kemanaaa??? Padahal ente kan yang paling semangat kumpulnya.. Huuu
Untuk beni sekarang somse ya, mentang-mentang punya nomor baru ga mau bilang-bilang sama kita..

Sunday 25 January 2009

Mandi keringat di IGD...??!!

Hwaaaaaaa...
Huh, ga nyangka aja pengalaman pertama hating luka ternyata bikin keringat bercucuran. Kayak mandi aja, tinggal di gosokin sabun sama plus shampoo, udah dech tinggal mandi aja..

By the way..
Selama koass dua stase terakhir ini baru sekali ini hating lhoo..
Dulu pas di THT sering main di IGD, banyak kasus sich sebenarnya mulai dari luka yang lebar sehingga hrs di jahit (wuih sumpah yang ini rasanya mau pingsan.. darahnya ga banyak tapi keri nya itu lho..)

Ada juga sich yang pasang kateter, dulu pernah disuruh pasang, tapi ga tegel aja barang gituan dimasukin kateter yang cukup besar.. Ga ngebayangin dech gimana jadinya kalau diri sendiri dimasukin kateter, jadinya keri jhe...

Untungya ya pasien yang dijahit itu pasien skizofren, jadi agak-agak berani dikit lah..
Yang ditakutin sebenarnya kalau pasien itu ngamuk-ngamuk.. Bisa berabe nich jadinya.. Tapi alhamdulillah, pasien cukup kooperatif.

Nah setelah itu baru muncul pasien gaduh gelisah, skizofren tak terinci, waham and halusinasinya cetho banget.. 
Allkisah sang pasien ini dulu seorang jama'ah NII, sempat dibai'at wuih pokokny alimput banget.
Setelah masuk dalam jama'ah OS merasa ga cocok aja dengan sistem yang ada dalam jama'ah tersebut.. Akhirnya keluar tapi setelah out, OS merasa ada halusinasi dengar yang mengatakan kafir..kafir..kafir terus menerus.. Nah Lho??!!

Huh, baru juga seminggu di RSG, wuih dah banyak dapat pengalaman baru..
Siiiiip dech...

Saturday 17 January 2009

Stase THT yang mengesankan...

Hwaaaaaaaaaaaaaaaaoooooohhmmm....
Wah, udah ga terasa ya sebulan lebih koass di THT Wonosari. Selama sebulan banyak banget hal yang aku dapat. So Pasti ilmu, pengalaman dan juga teman. Dunia baru yang sebelumnya belum pernah aku alami di dunia kampus, Ya Dunia baru itu adalah dunia Rumah Sakit.

Awal mula koass sebenarnya masih blank, belum ada gambaran sama sekali. Tapi alhamdulillah setelah melalui proses yang panjang dapat gambaran dan ga perlu adaptasi lama-lama karena lingkungan rumah saki cukup kondusif.

Awalnya masuk Stase THT, ketemu sama pak nandar (thanks ya pak, sudah membimbing kami selama ini), sama beliau diantar ke poli THT, kebetulan disana ada perawat bu hantari, (panggil aja bu tari.red). Kebetulan juga disana ketemu teman-teman dr FK UGM untuk ambil kasus. Wah enangnya ketika awal masuk lingkungan cukup ramah.

Selang beberapa menit kemudia datang dr.Indera, nah beliau ini supervisor DPK THT FK UII. Hmmppfff... Sumpah dr.Indera enak banget, selalu ditentir dan diberi banyak sekali ilmu tentang THT. begitu juga dengan bu tari, udah banyak memberi masukan, koreksi dan ilmu yang buanyaaak..

Buat teman-teman yang akan masuk stase THT siapin dari sekarang ya tulis dibuku besar tentang anatomi, fisiologi hidung, telinga dan tenggorokan. Kitab yang dipake THT FK UI, udah lengkap kok disana. Oiya, dibuku besar dibuat resume tentang THT.

Kan ada penugasan jurnal sama presus, untuk jurnal cari aja 3 buah jurnal yang kompetensi dokter umum. Di critical apprisal tentang jurnal tersebut dan dipresentasikan. Oiya untuk presus ambil kasus yang bagus semisal waktu aku koass banyak banget kasus bagus dibangsal ex Angina Ludwig, Ca Nasofaring.

Kalau ada pasien dibangsal jangan lupa setiap pagi sebelum ke poli follow up pasien yang ada di bangsal sekedar anamnesis, px fisik secukupnya pasti pasien udah seneng banget. Setelah itu ditulis di form visite dokter tentang keadaan pasien dan ditanda tangani.

Di Wonosari banyak banget kasus Otitis Media Akut (OMA), Otitis Media Kronik (OMC), Cerumen Prop (CP), Cholesteatom, Corpal telinga. Ada juga rhinitis alergi dan vasomotor trus juga sinusitis, polip. Untuk tenggorokan pelajari aja tentang tonsilitis, faringitis. Hmm.. Piye banyak too..

Sumpah dech pengalaman di wonosari unforgettable pokoknya, apalagi kalau selles obat datang (tapi yang ini off the record ya.. hanya anggota stase THT aja yang boleh tau, yang lain nanti dulu...)) hehehe..

GOOD LUCK dech buat teman-teman yang mau persiapan masuk stase selanjutnya. Kapan-kapan kita sharing lagi ya.. OK??

Thursday 8 January 2009

HARI-HARI YANG PANJANG DI TAHUN 2008

Mengutip buku yang ditulis oleh dr.Sulastomo MPH tentang perjalanan beliau sebagai ketua umum PB HMI tahun 1963-1966 sehingga muncullah ide judul diatas. Refleksi perjalanan selama tahun 2008 banyak sekali kendala-kendala ang dihadapi. Namun, tidak sedikit keberhasilan yang sudah dicapai selama tahun 2008. berikut kaleidoskop 2008, sebuah refleksi perjalanan material-spiritual selama tahun 2008.

Awal tahun Januari 2008 selalu mengahbiskan waktu di rumah membaca beberapa buku exact yang masih dalam waiting list. Setelah itu seperti biasa, selau menghabiskan waktu berkumpul dengan kaluarga dan saudara dirumah sambil menonton film dan menikmati bakaran sate yang aromanya membuat liur menjuntai. Bulan januari sudah mulai disibukkan dengan agenda-agenda ke depan yang tidak kalah pentingnya spt KKN, Panum, KTI, Wisuda dan Koass. Walaupun sempat dimeriahkan dengan konser band GiGi di Mandala Krida, aku tidak bergeming sedikitpun dari rumah krn memang tidak suka dengan gaya hidup hedon.

Memasuki bulan februari, ada dua agenda besar termasuk periapan Munas FULDFK di malang dan pertemuan awal dengan teman-teman KKN Sl 31. Alhamdulillah walaupun ketika Munas sempat meninggalkan ujian Blok geriatri, akhirnya dapat dispensasi bisa ikut ujian. Munaspun hasilnya cukup memuaskan dengan tepilihnya Ali Reza sebagai ketua yang baru dan aku maih diberi kepercayaan dengan memegang jabatan sebagai anggota DPO (innalillahi..). Moment kedua yang tidak kalah menarik ketika pertemuan awal dengan teman-teman KKN Sl 31, thanks for being apart of my team in Sanggrahan.

Awal Bulan maret merupakan periode awal penerjunan KKN, walaupun disibukkan dengan kegiatan kampus yang super padat, Alhamdulillah penerjunan berjalan dengan lancar. Disini sudah mulai disibukkan dengan kegiatan revisi demi revisi KTI. Banyak hal yang harus diperbaiki dari KTI ini. So far So good..

Bulan April masih sama, KKN. Agenda padat yang cukup menguras waktu. Periode awal KKN dibulan ini dihabiskan untuk observasi keadaan sekitar lokasi KKN. oiya, KKn kali ini cukup dekat dengan lokasi Kampus, nama daerahnya Wedomartani, tepatnya didaerah Sanggrahan. Hasil observasi bulan ini didapatkan gambaran program individu dan unit. untuk individu, karena background adalah medis sehingga tidak jauh-jauh larinya dari medis. Nie programnya Posyandu Lansia, pelatihan kader kesehatan, pemyuluhan sadari. Alhamdullliah, program pertama tentang posyandu lansia berjalan sukses cz habis kegiatan langsung banting stir rapat koordinasi fakultas di hotel Santika.

Mei adalah Mei. ga terasa bulan depan sudah penarikan. Bulan ini masih seputar KKN. maklum tiga bulan lebih KKN. Oiya, dibulan ini juga salah satu kader terbaik FK menjadi yang terbaik kedua dengan menduduki jabatan Wakil ketua DPMU, Selamat ya, yaya!!??

Juni kita sudah mulai disibukkan dengan penarikan dan laporan KKN. Laporan yang tebalnya segepok rasanya mau mblenger.. Tapi alhamdulillah, ketika responsi berjalan lancar dan nilai KKN dapat nilai tinggi, A (Ceileeeeeeeee...)

Juli adalah akhir rezim kepengurusanku di DPM FK. banyak sekali masalah yang muncul tapi alhamdulillah semua berjalan lancar. Thx atas kerjasamanya selama ini teman. kita ada team work yang hebat. LPJ tria sebagai ketua DPM diterima secara tanpa syarat. Bulan ini juga ditandai dengan persiapan Student Exchange ke Thailand selain penarikan KKN.

Periode Agustus mulai disibukkan dengan panum. teman-teman banyak yang curi start untuk belajar kisi-kisi panum. Oiya, disini sudah mulai bimbang antara SE atau Panum karen waktunya bertabrakan. Huh, tapi akhirnya terlihat jelas bahwa ternyata SE di undur dan semakin memperjelas bahwa SE akan segera dibatalkan. Hiks...

September, walaupun sudah tau hasil ujian panum tidak lulus 3, tapi itu lebih baik karena masih banyak teman yang lebih banyak ga lulusnya. Jilid kedua ujian panum masih belum lulus, tapi masih tetap semangat kok. Alhamdulillah puasa juga ga ada kekurangan. Semangat terawih semangat pula puasanya. Bulan september merupakan bulan yang special karena dibulan ini hari jadiku yang 22 tahun. minta doanya semoga bisa menjadi lebih baik.

Oktober, ini dia bulan yang penu berkah. Awal bulan dilalui dengan Idul Fitri. Semua umat merayakannya. For My Beloved Sister, Happy Birthday ya..
Oktober ternyata dikejar-kejar waktu Wisuda dan Panum jilid ketiga. KTI hampir aja terbengkalai, tapi alhamdulillah KTI selesai pas bersamaan dengan waktu yudisium akhir. Tgl 25 Wisuda S.Ked. Tapi besoknya langsung dech dihadang dengan ujian panum jilid ke tiga.

November ceria, ujian lulus, prepared buat koass, mulai disibukkan dengan rutinitas persiapan koass. Oiya, bulan ini juga aku banting stir ikut LK HMI di Jl. paris. Saatnya berubah menuju ke arah yang lebih baik. thx atas semua dukungannya.. For my last sister, Happy 13 anniversary, still the best to us honey..

Desember : KOASS stase THT RSUD Wonosari.

Itulah kaleidoskop selama 2008. terlepas banyak keurangan disana sini Insya Allah itu adalah yang terbaik sambil mengisis kekurangan yang ada sehingga tahun depan lebih baik. Tunggu ya postingan selanjutnya tentang GRAND STRATEGI 2009.

Saturday 3 January 2009

RESOLUSI NOMOR I/JAN/2009

DENGAN MEMPERHATIKAN KEADAAN SEKITAR YANG SEMAKIN TIDAK KARU KARUAN, SERTA MEMPERTIMBANGKAN KONDISI KEUANGAN YANG JUGA WAWUT WAWUTAN, MAKA DENGAN INI SAYA MENGELUARKAN RESOLUSI :


1. AKAN LEBIH BANYAK DIAM DIRUMAH DI HARI LIBUR--->Kebiasan "malala" hrs dikurangi 
2. MENGHINDARI MAKAN DI WARUNG PADANG---> Mahal dan kadang nggak ada tarif resmi

DEMIKIANLAH DAN TERIMA KASIH
Clash Action

Berita soal tingginya kunjungan wisatawan ke Sumbar ko memang alah acok bana dimuek baiak dek koran lokal maupun oleh media lain di Padang...bagi ambo itu sah sah sajo, namun dari sisi jurnalistik (dek karano ambo pernah jadi wartawan) sangat disayangkan karano sumber dari berita ko cuma kapalo dinas pariwisata surang se...

ciek lai...dalam pandangan ambo, apo yang disampaikan oleh kepala dinas dan direkam serta diberitakan mentah mentah oleh wartawan ko sangat tidak masuk akal darima Pak Kapalo Dinas ko maambiak data..? apakah dari angka kedatangan penumpang di Bandara, atau dari angka penjualan karcis ke tempat wisata sangat tidak jelas dan tidak pula di jelaskan oleh kedua belah piak yang menurut ambo alah samo samo manjua kecap. 

Kalau data yang diambiak adalah data penumpang pesawat terbang di Bandara Internasional Minangkabau maka kacau balau lah sadonyo...sebab (sebagai bahan masukan) salamo bulan Oktober sampai Desember ko se ambo alah 9 kali bolak baliak ka Padang melalui BIM. dan baitu juo dengan kawan atau dunsanak lainnyo. 

AMbo pernah batamu dan maota lamo jo Da Ade (dulu di Rimbun Sumatera Tours and Travel) inyo juo heran sebab sapangatahuan inyo jumlah kunjungan wisatawan tidak mengalami kenaikan yang signifikan do.. 

Ambo kiro dalam dalam hal iko MAPPAS sebagai lembaga yang peduli dengan pariwisata hrs mengeluarkan pernyataan agar kekeliruan ko indak balanjuik taruih doh atau setidaknya minta klarifikasi soal angka kunjungan yang fantastis tu..

Ciek lai ambo dalam beberapa hari ko acok ceting jo kawan kawan yang  mangadu banyak koleganyo membatalkan kedatangan ka Bukiktinggi gara gara Walikota ma'agiah baju ka Jam Gadang tu..

Ambo kiro agar penutupan jam gadang ko indak jadi event tiok tahun yang akan merugikan wisata Sumbar, ancak awak kumpuakan tanda tangan untuak menolak PENUTUPAN JAM GADANG pada tahun berikutnya..dan sekaligus mewacanakan untuk melakukan gugatan CLASH ACTION terhadap Walikota Bukittinggi karano keputusannyo MENUTUP JAM GADANG..

Kenapa Clash Action/Legal Standing dan kenapa pula hal ini perlu kita lakukan khususnya kawan kawan di ASITA dan PHRI karena Jam Gadang bukan lagi menjadi milik orang Bukittinggi namun Jam Gadang sudah menjadi ikon nasional dan ditetapkan sebagai salah satu lokasi tujuan wisata indonesia. 

Kita sering melihat iklan iklan di TV, Majalah, adanya gambar Jam Gadang dalam iklan promosi pariwisata Indonesia. Jadi dapatlah kita tarik kesimpulan bahwa keputusan pemerintah kota Bukittinggi menutup Jam Gadang adalah sebuah tindakah yang sangat disesalkan dan tidak menghormati aset budaya dan pariwisata nasional.