Wednesday 31 December 2008

Penderitaan Seorang Ibu dengan Abses Leher Dalam

Seorang Ibu berusia 50 tahun lebih datang ke IGD dengan KU Odinofagi. Kemudian dokter IGD memondokkan Ibu tersebut karena progresivitas penyakit yang dialami Ibu tersebut. Anamnesis dilakukan kepada Suami Ibu karena trismus (tidak dapat membuka mulut.red) yang dialaminya.

Ceritanya begini...

Awalnya keluhan yang dialami oleh Ibu tersebut adalah teliga yang gatal. telinga tersebut dikorek oleh Ibu dengan menggunakan jepet (penjepit rambut.red). Tengah malamnya Ibu merasakan sakit yang luar biasa sehingga minta diantar ke praktek dokter karena sakitnya, namun karena tidak ada kendaraan sang suami tidak dapat mengantarkannya.

Keesokan paginya baru diantar ke dokter praktek, diberi 3 macam obat. Kemudian setelah diminum ternyata dari telinganya keluar pus, saat itu juga nyeri reda. Hanya saja ketika nyeri reda, tiba-tiba terjadi pembengkakan dibawah telinga kanan yang dengan segera menyebar ke bawah mandibula. Sang suami mengantar ke dokter praktek ternyata dari dokter tersebut menganjurkan untuk dibawa ke RS. Sesampai di RS ternyata semakin besar dan semakin sakit untuk menelan. Oleh dokter kemudian di suruh mondok.

Rabu pagi ketika semua aktifitas berjalan dengan baik sang pasien pun dapat beraktifitas dengan baik makan dan minum masih baik walaupun sambil menahan nyeri. Singkat cerita sekitar siang jam 10.00 pembesaran semakin membesar sampai kearah submandibula. Nyeri bertambah hebat jika disentuh. Pasien juga demam tinggi.

Setelah dilakukan anamnesis dengan cermat ternyata pasien juga menderita sakit gigi (krowok.red). Hasil analisa dilapangan menunjukkan bahwa, multiple causa yang dialami oleh pasien adalah OMA dan gigi yang rusak. Nyeri hebat ditelinga karena membran timpani yang tegang menyebabkan sakit yang hebat. Infeksi pada dasar mulut, gigi dan juga telinga dapat menyebabkan abses leher dalam. Khusus kasus ini ada beberapa DD yang dapat dikedepankan yaitu Abses Submandibula, Angina Ludovici dan Angina Ludwig.

Penjelaran infeksi dapat menyebar ke daerah leher karena jaringan ikat di leher sangat longgar sehingga dapat dengan mudah terisi dengan pus. Karena desakan abses sampai dibawah ruang sublingua mendesak lidah ke atas dan belakang menyebabkan pasien susah napas, susah makan dan minum dan bahka pasien tampak mengorok. Karena nyeri hebat pasien tidak dapat membuka mulut. Infeksi masih aktif karena pada palpasi terdapat ketegangan otot dan teraba panas berwarna kemerahan. Demam diseluruh tubuh menandakan bahwa pasien sedang terjadi penyebaran infeksi sistemik.

Obat anjeksi amoksisilin dosis tinggi dan analgesik dosis tinggi digunakan sebagai terapi utama, hanya saja untuk awal tidak bisa diinsisi karena jika diinsisi pus dapat masuk pembuluh darah dan dapat menyebabkan sepsis. Diobservasi dua hari apakah ada penurunan suhu badan dan juga penurunan nyeri disertai dengan pembengkakan menjadi kecil.

Yang membuat sedih ketika sang suami memasrahkan kepada saya tentang kondisi istrinya karena dia tidak tahu harus berbuat apa, dia hanya menginginkan obat yang terbaik buat istrinya.

Insya Allah Bapak, saya akan bantu semaksimal mungkin..

Kita doakan bersama semoga Ibu tersebut dapat sembuh..

Amien..

No comments:

Post a Comment