Saturday 12 July 2008

Sorban, Baju Koko, Sarung dan Ketaatan pada Lalu Lintas

Sabtu, malam sekira pukul 20.00 WIB, aku melewati jalan Mampang menuju arah Buncit untuk seterusnya meluncur ke Pasar Minggu. Sepanjang jalan di Mampang mulai dari prapatan Duren Tiga hingga ke pertigaan Pasar Minggu - arah Ragunan aku melihat banyak orang orang berkopiah putih dan berbaju koko, serta memakai sarung.

Sebelumnya ini pemandangan biasa karena sudah sering memang melihat orang orang ini beredar di sekitar jalan itu. Karena ketika masih tinggal/menumpang di Buncit tempat kakak, aku sudah sering melihat rombongan orang berkopiah dan berbaju koko ini melintas di jalan raya.

Mereka (dengan banyak maaf terpaksa disampaikan disini) berkendara di jalan raya tanpa helm, duduk di atap mobil, metro mini, bergerombol di jalan raya dan berteriak teriak dan mengibarkan bendera bertuliskan kalimah kalimah suci.

Aku jadi ingin dan sangat ingin bertanya kepada mereka..inikah Islam yang mereka sebut damai dan penuh dengan kelembutan itu. Inikah potret Islam yang taat pada aturan hukum itu dan inikah Islam yang selalu mengedepankan sikap menghormati orang lain, dan menghargai nyawa sendiri.

Bayangkan jika dalam perjalanan mereka itu terjadi kecelakaan, terjatuh misalnya, atau motor yang melaju itu tergelincir akibat mengerem mendadak atau juga metro mini yang ruang kabinnya kosong tapi atapnya penuh itu tanpa sadar mengerem mendadak dan menyebabkan anak anak kecil berkopiah dan bersarung serta berbaju koko itu jatuh ke aspal.

Kemana orang tua mereka ?, kemana pemimpin mereka ?, kenapa tidak ada yang melarang anak anak itu naik ke atap metro mini atau memerintahkan agar pengendara motor itu memakai helm.

Aku juga Islam dan menunaikan Shalat 5 kali sehari semalam, namun sepanjang pengajaran yang aku terima tidak ada satupun ajaran yang menyebutkan tentang orang Islam boleh tidak pakai helem meski alasannya lagi bergegas menuju tempat ibadah.

Pada awal tahun lalu lalu seorang teman yang nasrani pernah menyesalkan sikap polisi di Depok yang menghentikan motornya karena berkendara di malam natal tanpa menggunakan helm, padahal ia mendapat tugas dari gerejanya untuk membagi-bagikan sembako kepada masyarakat kurang mampu. Sementara ia melihat dengan mata kepala sendiri ketika pria pria berbaju koko naik motor ke masjid setiap Jum'at tanpa helm justru dibiarkan oleh polisi.

Aku kira, Islam adalah agama yang mendukung penuh pelaksanaan peraturan yang memang diperuntukkan guna mengatur kehidupan di dunia. Tapi kenapa masih saja ada (sebagian) orang Islam yang tidak sadar akan hal itu.

Maaf untuk yang tidak berkenan pada postingan ini, namun aku mengajak untuk sejenak memikirkan untuk kemudian menindaklanjuti dengan perbuatan. Bahwa Islam juga harus taat pada ATURAN...

No comments:

Post a Comment