Wednesday 23 July 2008

Maka bergeraklah gerbong orang muda

Beberapa waktu yang lalu, saya mengirim sebuah email ke mailing list komunitas orang minang, saya memprotes majunya kembali para orang tua dalam pemilihan kepala daerah, anggota DPD, DPR-RI dan DPRD. 

Bukan karena saya takut bersaing atau jago saya akan kalah jika harus bersaing dengan orang tua itu saya memprotes, namun karena keprihatinan saya akan mundurnya gerakan alih generasi di negeri ini dan negeri kampung halaman saya tentunya. 

Awalnya postingan saya tersebut mendapat respon yang baik, bahkan beberapa teman sebaya, serta senior mendukungnya sebagai sebuah sikap yang berani mengkritik orang tua.

Sahabat saya Abdullah Khusairi sampai mengirimkan sms bernada salut, namun yang namanya dinamika tentu saja ada yang menolak dan ada juga yang mendukungnya. Sebagian para ornag tua mendukung apa yang saya katakan, namun sebagian mengkritiknya dengan halus dan mengatakan bahwa hak berpolitik (dipilih dan memilih) tidaklah ad batasan usianya. 

Sejujurnya saya ingin mengatakan bahwa memang tidak ada batasan usia untuk berpolitik baik itu politik aktif (berpartai dan mencalonkan diri) maupun politik pasif (dipilih dan memilih), akan tetapi ini soal keberlanjutan dan fatsun yang selama ini kita fahami. 

Orang tua seharusnya memberi jalan dan kesempatan pada kaum muda untuk mau ke depan dan mengambil alih kepemimpinan. Memang benar bahwa tongkat estafet tidak diberikan sambil berhenti, akan tetapi sambil berlari sprint, namun jika pelari yang memegang tongkat tidak melepas tongkatnya, maka akan terjadi perebutan yang berbuah keiadian memalukan. itu jelas tidak kita inginkan. 

No comments:

Post a Comment