Wednesday 30 July 2008

Lembaran lama

Sesaat setelah membuka album lama di http://www.photobucket.com/ aku seperti merasa kembali menemukan sesuatu yang hilang. Entah apa itu, namun serasa mendapatkan kembali barang berharga yang hilang.

Kenangan lama, cerita lama dan rentetan kejadian kembali muncul silih berganti memenuhi ruang otak. Mengaduk emosi, mempermainkan kenangan hingga mampu membuat tersenyum, tertawa bahkan berlinang air mata.

Sungguh aku terbiasa untuk memaafkan semua kesalahan orang padaku, namun seperti kata Bu Erni (entah dimana dia sekarang yang jelas kerja di BNI) aku gampang memafkan, namun teramat sulit melupakan. Benar, itulah Boby Lukman, dengan mudah memberi maaf pada siapa saja, namun teramat susah untuk menghapus semau kesalahan itu dari ruang otak dan ingatan.

Aku bersusaha menghilangkan tabiat itu, sekuat tenaga, namun masih saja sulit. entah sampai kapan akan terus begini..

Wednesday 23 July 2008

Maka bergeraklah gerbong orang muda

Beberapa waktu yang lalu, saya mengirim sebuah email ke mailing list komunitas orang minang, saya memprotes majunya kembali para orang tua dalam pemilihan kepala daerah, anggota DPD, DPR-RI dan DPRD. 

Bukan karena saya takut bersaing atau jago saya akan kalah jika harus bersaing dengan orang tua itu saya memprotes, namun karena keprihatinan saya akan mundurnya gerakan alih generasi di negeri ini dan negeri kampung halaman saya tentunya. 

Awalnya postingan saya tersebut mendapat respon yang baik, bahkan beberapa teman sebaya, serta senior mendukungnya sebagai sebuah sikap yang berani mengkritik orang tua.

Sahabat saya Abdullah Khusairi sampai mengirimkan sms bernada salut, namun yang namanya dinamika tentu saja ada yang menolak dan ada juga yang mendukungnya. Sebagian para ornag tua mendukung apa yang saya katakan, namun sebagian mengkritiknya dengan halus dan mengatakan bahwa hak berpolitik (dipilih dan memilih) tidaklah ad batasan usianya. 

Sejujurnya saya ingin mengatakan bahwa memang tidak ada batasan usia untuk berpolitik baik itu politik aktif (berpartai dan mencalonkan diri) maupun politik pasif (dipilih dan memilih), akan tetapi ini soal keberlanjutan dan fatsun yang selama ini kita fahami. 

Orang tua seharusnya memberi jalan dan kesempatan pada kaum muda untuk mau ke depan dan mengambil alih kepemimpinan. Memang benar bahwa tongkat estafet tidak diberikan sambil berhenti, akan tetapi sambil berlari sprint, namun jika pelari yang memegang tongkat tidak melepas tongkatnya, maka akan terjadi perebutan yang berbuah keiadian memalukan. itu jelas tidak kita inginkan. 

Saturday 12 July 2008

Habis Manis, Sepah di Recycle Bin



Kalau ada ungkapan lama tentang habis manis sepah dibuang, memang begitulah yang terjadi selama ini lazimnya dalam kehidupan kita. Sepah, seperti namanya memang sisa yang harus dibuang.

Aku ingat ketika masih kecil sering melihat ibu membuang sepah kelapa sehabis diperas santannya. Atau aku sendiri yang belum terbiasa makan daging rendang habis menyepahi bumbu rendang yang ada di daging, bukannnya menelan daging itu, aku malah membuangnya ke tanah dan berharap ada kucing yang mau datang menyelamatkan si sepah.

Aku tak hendak menceritakan tentang nasib sepah yang dibuang ke tong sampah atau sepah yang dikejar kucing, namun aku ingin sedikit berbagi dengan pengalaman teman. Ia baru saja diberhentikan oleh perusahannya karena dianggap sudah tidak mampu lagi memberikan karya terbaiknya untuk kantor tempat dia bekerja.

Dia sudah dianggap tidak lagi produktif baik dari sisi ide ide dan kreatifitas maupun dari sisi kemampuan berbuat. Maklum saja temanku ini baru usai check out dari hotel Rumah Sakit setelah sekian lama dirawat disana.

Kini, setelah ia dianggap tidak mampu memberikan karyanya kepada perusahan, ia diserahi surat bahwa kontraknya sudah berakhir dan perusahaan tidak akan memperpanjang. Begitulah temanku. Habis manis sepah dibuang eh di recycle bin
Sorban, Baju Koko, Sarung dan Ketaatan pada Lalu Lintas

Sabtu, malam sekira pukul 20.00 WIB, aku melewati jalan Mampang menuju arah Buncit untuk seterusnya meluncur ke Pasar Minggu. Sepanjang jalan di Mampang mulai dari prapatan Duren Tiga hingga ke pertigaan Pasar Minggu - arah Ragunan aku melihat banyak orang orang berkopiah putih dan berbaju koko, serta memakai sarung.

Sebelumnya ini pemandangan biasa karena sudah sering memang melihat orang orang ini beredar di sekitar jalan itu. Karena ketika masih tinggal/menumpang di Buncit tempat kakak, aku sudah sering melihat rombongan orang berkopiah dan berbaju koko ini melintas di jalan raya.

Mereka (dengan banyak maaf terpaksa disampaikan disini) berkendara di jalan raya tanpa helm, duduk di atap mobil, metro mini, bergerombol di jalan raya dan berteriak teriak dan mengibarkan bendera bertuliskan kalimah kalimah suci.

Aku jadi ingin dan sangat ingin bertanya kepada mereka..inikah Islam yang mereka sebut damai dan penuh dengan kelembutan itu. Inikah potret Islam yang taat pada aturan hukum itu dan inikah Islam yang selalu mengedepankan sikap menghormati orang lain, dan menghargai nyawa sendiri.

Bayangkan jika dalam perjalanan mereka itu terjadi kecelakaan, terjatuh misalnya, atau motor yang melaju itu tergelincir akibat mengerem mendadak atau juga metro mini yang ruang kabinnya kosong tapi atapnya penuh itu tanpa sadar mengerem mendadak dan menyebabkan anak anak kecil berkopiah dan bersarung serta berbaju koko itu jatuh ke aspal.

Kemana orang tua mereka ?, kemana pemimpin mereka ?, kenapa tidak ada yang melarang anak anak itu naik ke atap metro mini atau memerintahkan agar pengendara motor itu memakai helm.

Aku juga Islam dan menunaikan Shalat 5 kali sehari semalam, namun sepanjang pengajaran yang aku terima tidak ada satupun ajaran yang menyebutkan tentang orang Islam boleh tidak pakai helem meski alasannya lagi bergegas menuju tempat ibadah.

Pada awal tahun lalu lalu seorang teman yang nasrani pernah menyesalkan sikap polisi di Depok yang menghentikan motornya karena berkendara di malam natal tanpa menggunakan helm, padahal ia mendapat tugas dari gerejanya untuk membagi-bagikan sembako kepada masyarakat kurang mampu. Sementara ia melihat dengan mata kepala sendiri ketika pria pria berbaju koko naik motor ke masjid setiap Jum'at tanpa helm justru dibiarkan oleh polisi.

Aku kira, Islam adalah agama yang mendukung penuh pelaksanaan peraturan yang memang diperuntukkan guna mengatur kehidupan di dunia. Tapi kenapa masih saja ada (sebagian) orang Islam yang tidak sadar akan hal itu.

Maaf untuk yang tidak berkenan pada postingan ini, namun aku mengajak untuk sejenak memikirkan untuk kemudian menindaklanjuti dengan perbuatan. Bahwa Islam juga harus taat pada ATURAN...

Thursday 10 July 2008

Mak Erot dan Problematika "Anunya" Lelaki.



Kemarin dan tadi pagi, aku membaca berita di Detik dan sebuah koran lokal tentang kepergian Mak Erot ke alam baka. Tidak ada yang luar biasa sebenarnya, tokh semua manusia pasti akan kembali kepadaNya.

Namun setelah itu sepanjang jalan antara Stasiun UI ke Tanjung Barat, aku mulai dirasuki pikirna nakal untuk segera menuliskan cerita ini.

Mak Erot, nama wanita ini memang fenomenal. Ia muncul sebagai seorang ahli terapi untuk alat vital kaum adam. Iklan tentang terapi Mak Erot merajai koran koran lokal mulai dari halaman satu (utama) sampai halaman belakang. Mulai dari iklan berwarna dengan ukuran besar sampai iklan hitam putih berukuran sedang.

Bahkan, jika Mak Erot tidak beriklan di mediapun, ia sudah patut berterima kasih pada candaan anak anak muda yang kurnag pede karena ukuran si "Boy" yang dianggap tidak mumpuni.

Konon bagi sebagian kaum wanita, ukuran alat vital lelaki yang besar dan panjang adalah sebuah syarat untuk meraih kenikmatan dlaam bercinta. Aku juga heran soal kenikmatan di ranjang kok malah di ekspos. Tapi itulah, Mak Erot tiba tiba menjadi ikon pembesaran alat vital kaum adam.

Sebenarnya selain Mak Erot ada juga nama nama lain yang punya kemampuan sama dengan Mak Erot dalam urusan membesarkan si Buyung. Namun strategi branding Mak Erot yang jor joran dan info dari mulut ke mulut yang berlangsung tiada henti akibat adanya best practise menyebabkan Mak Erot tak terkalahkan.

Sekarang Mak Erot sudah tiada, tentu para pria yang punya "anu" kecil akan berduka. Tapi kata koran lokal itu, Ilmu Mak Erot sudah ditransfer ke cucunya--Jadi para lelaki, jangan takut, masih ada Mak Erot eh Neng Erot lain yang akan membantu anda menyelesaikan persoalan itu.
Vote for Alirman Sori, SH, MH, MM



Pilih Alirman.

Jika anda menginginkan Sumatera Barat yang lebih baik dimasa datang, jangan ragu untuk memilih pemuda ini. Masih muda, belum 40 tahun, punya visi bagus dalam kepemudaan, politisi berbakat, wartawan handal dan tentu saja pembawa aspirasi yang diyakini akan mampu membawa perubahan.

Jika hari ini dilaksanakan pemilu untuk memilih anggota DPD, saya tidak lagi akan memilih salah satu dari Mochtar Naim, Afdal, Irman Gusman atau Zairin. Saya akan ikut memilih dan mencontrengkan pena saya kepada nama dan foto anak muda ini. 

Mari ikutlah bersama saya memberikan suara kepada ALIRMAN SORI, SJ, MH, MM untuk Sumatera Barat yang lebih baik dimasa datang.

Wednesday 9 July 2008

Menonton Kungfu Panda



"Yesterday is history, tomorrow is a mystery, but today is a gift"
Quote by Master Oogway

Memang begitulah, hari esok tidak ada yang tahu akan seperti apa. Semuanya adalah misteri yang tidak akan bisa kita ketahui meski bisa ditebak. Namun yang namanya tebakan, pastilah sebuah perjudian.

Yang menarik dari film Kungfu Panda adalah banyaknya pelajaran pelajaran filosofi yang disajikan kepada penontonya. Bagaimana Master Oogway membentuk Po, si panda pemalas, suka makan, tidur ngorok dan payah itu menjadi seekor panda yang memiliki kepercayaan diri.

Film ini membuktikan kepada kita semua, bahwa sesederhana apapun penyajiannya, namun dia tetap membawa pesan pendidikan.
"Yenny Wahid, Saya menyesalkan tindakan anda"
(sebuah kritik untuk putri mahkota Gus Dur)

"Saya kira PKB yang resmi adalah Ketua Umum Ali Masykur Musa dengan Ketua Dewan Syuro Gus Dur,"

Sungguh statemen ini menggambarkan bahwa Yenny Wahid (putri Abdurrahman Wahid/Gus Dur) adalah sebuah statemen yang tidak etis dan membangkangi hukum. Saya melihat ini sebagai sebuah tindakan kekanak kanakan dari elit PKB yang tidak siap berdemokrasi dengan baik. PKB bukanlah partai milik satu kelompok (keluarga-pen) saja, atau milik kaum NU semata. PKB adalah partai bangsa dan aset politik negara yang harus dirawat, dijaga dan dibiarkan tumbuh secra sehat.

Segala pertikaian di dalam PKB baik pertikaian cara pandang, kedudukan dan lain sebagainya harus diselesaikan secara dewasa dalam tempo yang sesingkat singkatnya. 

Saya bukan warga PKB atau anggota PKB, namun saya mentertawakan untuk kemudian menyesalinya kejadian memalukan ini karena berlangsung di depan semua pimpinan parpol.

Semoga Yenny Wahid dan Cak Imin mengetahui penyesalan saya.