Monday 7 February 2011

Munculnya Ideologi Dunia Ketiga


Oleh : dr. Sani Rachman Soleman

”Dialah yang mengutus rasul Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dia memenangkannya diatas segala agama meskipun orang-orang musyrik membencinya” (As-Shaff : 9)

Kutipan ayat Al Quran diatas menggambarkan bahwa Islam yang diturunkan oleh Alloh SWT kepada Muhammad saw melalui perantara malaikat Jibril merupakan agama yang benar sehingga harus mampu membenarkan ajaran agama lain termasuk paham dan aliran yang menyesatkan. Islam sebagai entitas esoteric memiliki nilai-nilai fundamentalis untuk memahami agama, paham dan aliran lain yang memberikan janji hanya sebatas materi tanpa jaminan nilai-nilai transcendental. Sehingga jaminan pasti bagi setiap muslim untuk meyakininya tanpa ragu karena Islam adalah rahmatan lil alamin. Dalam konteks kontemporer, Islam sebagai azas merupakan paradigma gerakan dunia Islam untuk melepaskan diri dari hegemoni ideology komunis, sosialis, kapitalis, liberalis atau isme-isme yang lain. Semangat juang yang merasuk dalam nilai-nilai Islam dan diimplementasikan dalam konsep Jihad merupakan aspek transendetal yang memberikan pencerahan bagi umat yang tertindas. Apakah Islam sebagai Ideologi mampu memberikan kontribusi konstruksi peradaban zaman? Jawaban ini sudah dijawab oleh alam dan fakta yang terkadung didalamnya.

Memasuki abad 19 dimana perang ideology mulai mencapai titik puncak dalam peradaban zaman. Dimulai dengan pemikiran-pemikiran Karl Marx yang ajarannya kemudian di bukukan oleh Frederich Angel dengan istilah Marxisme dikemudian hari menjadi dictum gerakan yang dinamis dan progresif dalam melawan penindasan kaum borjuasi. Revolusi Bolshevik yang diprakarsai oleh Vladimir Lenin di Uni Soviet dengan menggulingkan rezim Tsar sehingga merubah total Negara tersebut menjadi Negara komunisme Intenasional. Lenin yang merupakan tokoh utama dalam mengadopsi pemikiran Marx di Uni Soviet sehingga ajaran Lenin yang sudah terdoktrin oleh ajaran Marx menjadi Leninisme. Sejarah panjang Rusia menjadi Negara komunis dilanjutkan oleh penerus Lenin yaitu Josep Stalin. Sistem koletivikasi pertanian yang diterapkan oleh Stalin membuat partai Komunis Uni Soviet yang pada zaman Lenin mengalami kemerosotan oleh Stalin dibangkitkan kembali. Namun program tersebut menyengsarakan rakyat karena rakyat tidak berhak mendapatkan hasil atas pertanian karena seluruh hasil pertanian dikumpulkan menjadi satu. Akumulasi modal tersebut kemudian hari menjadikan partai Komunis Uni Soviet menjadi besar dan jaya sehingga membentuk sebuah dictator proletariat. Konsep tersebut dilanjutkan oleh penerus Stalin, Nikita Kruschev. Sampai akhirnya ditangan Presiden Michael Gorbachev yang terkenal dengan Glasnot dan Perestroika-nya. Di tangan Gorbachev inilah Uni Soviet pecah berkeping- keping menjadi Negara Eropa Timur yang sebagian besar menganut komunisme.

Ajaran Marxisme di China (sekarang Tiongkok) menggulingkan kekaisaran terakhir di China, kaisar Qing dipaksa harus turun tahta karena gerakan Maoisme yang dipimpin oleh Mao Zedong. Ketika terjadi konflik di China, pada dasarnya kaum Nasionalis Kuomintang yang dipimpin oleh Chiang Kai Sek sempat memimpin China namun akhirnya harus menyerahkan kekuasaan pada Mao. Bahkan China ketika ditangan Presiden Ziang Zemin menerapkan sistem komunisme yang sangat tertutup dari dunia luar. Masa kepemimpinan komunisme di tangan Ziang Zemin ternoda dengan peristiwa Tragedi Tian Nan Men yang menewaskan 100.000 mahasiswa di lapangan Tian Nan Men. Hingga pasca turunnya Ziang Zemin dan digantikan Hu Jintao komunisme di China semakin menancapkan diri dalam gelanggang politik luar negeri. Di tangan Hu Jintao inilah China menjadi Negara raksasa ekonomi dunia yang semakin tumbuh pesat.

Komunisme yang masih mapan di dunia adalah komunisme ala Fidel Castro di Kuba dan ala Kim Young Il di Korea Utara. Walaupun berusaha terus di goyang oleh pemerintahan Amerika serikat dan kroninya paham ini di dua Negara tersebut sangatlah solid hingga saat ini. Bahkan Korea Utara, Negara kecil yang disegani mampu membuat reactor nuklir dan rudal yang memiliki daya jangkau cukup jauh hingga Amerika, Taepodong. Sehingga, walaupun Uni Soviet runtuh pada hakekatnya komunisme masih tumbuh subur di belahan dunia lain. Runtuhnya Tembok Berlim tahun 1990 pun mengakhiri era komunisme Jerman Timur. Dan hingga sekarang Jerman steril dari komunisme.

Berbagai cara dilakukan oleh Kapitalisme barat yang mapan dengan materi untuk menggulingkan komunisme dari dunia. Kaum kapitalis yang kuat dengan modal masuk melalui dimensi-dimensi social di masyarakat. Seolah-olah ingin menjadi penguasa tunggal di muka bumi. Mereka ingin mewujudkan cita-cita Francois Bacon membuat Negara industrialisasi dengan Knowledege to Power. Usaha yang ditempuh seperti di Uni Soviet dengan memecah menjadi beberapa Negara bagian, meruntuhkan tembok berlin di Jerman, bahkan di Indoensia ikut menumbangkan Soekarno sebagai Presiden Indonesia ketika itu. Amerika sudah melihat gelagat Indonesia ditangan Bung Karno lebih condong ke politik Uni Soviet. Bahkan dalam suatu acara kenegaraan ketika itu, baleho raksasa di buat dan mensejajarkan Bung Karno dengan Karl Marx, Vladimir Lenin dan Josep Stalin. Akhirnya, kapitalis barat mampu meruntuhkan Indonesia sehingga komunisme di Indonesia hanya sejarah belaka. Namun, hal ini tidak dapat dilakukan di Korea Utara yang komunis. Berbeda dengan Korea Selatan yang Republik. Untuk kawasan Asia, hanya Korea Utara yang sampai detik ini masih berpegangan pada konsep Komunisme yang kokoh. Kim Young Il tidak gentar sedikitpun ketika harus berhadapan dengan Amerika Serikat ketika harus vis a vis dengan Korea Selatan. Bahkan Young Il sudah mempersiapkan putra bungsunya untuk meneruskan tampuk kekuasaan penggatinya setelah dia mundur.

Setelah mencapai hasrat untuk berkuasa, secara eksploitatif dan massif mampu menghisap kekayaan alam Negara terjajah tersebut. Namun, kapitalis Amerika masih di buat bingung cara menundukkan Negara-negara kawasan Amerika Latin yang di kawal oleh Bolivia, sebuah Negara kecil dikawasan Amerika Latin yang dimpin oleh Hugo Chavez. Negara Sosialis yang memiliki keberanian untuk melawan hegemoni kapitalis. Bukan hanya Bolivia, namun juga beberapa Negara lainnya seperti Brazil, Argentina dan sebagainya. Sosialis sebagai paradigm gerakan di kawasan Amerika Latin untuk sementara mampu menahan gempuran Barat, namun entah sampai kapan dapat bertahan. Sistem sosialis cukup rapuh untuk menahan gempuran karena sistem ini tidak memiliki konsep ideology yang cukup kuat. Doktrin-doktrin gerakan cukup lemah sehingga masih dapat kelemahan untuk tumbang.

Sebuah gerakan ideology yang muncul dan mewarnai pentas politik dunia internasional adalah Islam. Islam lahir sebagai solusi atas permasalahan umat yang semakin hari semakin menemui jurang degradasi. Islam sebagai sebuah paradigm gerakan ternyata mampu membawa perubahan dalam dimensi tatanan social masyarakat. Sistem doktrin dalam Islam yang kokoh dengan konsep jihad dan imamah ternyata mampu membuat revolusi sistemik. Sebagai contoh bagaimana Iran yang ketika dipimpin oleh Syah Reza Pahlevi mampu menjadi Negara Republik Islam Iran sehingga Amerika seperti kehilangan tajin untuk dapat menguasai Iran. Sampai saat ini, pasca hancur leburnya Iraq, Iran menjadi Negara adidaya di kawasan teluk. Revolusi Iran yang diprakarsai oleh Ayatulloh Khomeini melalui ceramah-ceramahnya dan juga pemikiran-pemikiran Ali Syariati, Murthada Muthahari, Mulla Sadra dan sebagainya mampu menjadi gerakan pembahruan untuk menuju Iran yang lebih asketis dengan Islam sebagai manhaj gerakan.

Selain Iran, yang masih cukup hangat saat ini adalah Mesir. Proses penggulingan Hosni Mubarak di jazirah Arab sedang berlangsung namun ia tetap tidak bergeming dari posisi mapan Presiden Mesir yang telah dikuasai selama 30 tahun lebih. Gerakan Ikhwanul Muslimin yang sangat solid sebagai gerakan yang memprakarsasi penggulingan Hosnu Mubarak dipercaya menjadi motor penggerak perubahan di Mesir. Ikhwanul Muslimin yang didirikan pada tahun 1928 oleh Hasan Al Bana ketika Mesir dipimpin oleh Gamal Abdul Naser merupakan sebuah gerakan antikemapanan. Sebuah gerakan yang membantu Indonesia untuk menekan dunia internasional dalam kemerdekaan Indonesia, sehingga secara historis memiliki ikatan yang sangat kuat dengan Indonesia. Namun, ketika terjadi penembakan Presiden Anwar Sadat pada tahun 1980, gerakan ini dilarang oleh penggatinya yaitu Hosni Mubarak. Tokoh-tokoh pergerakan dipenjara bahkan ada yang dibunuh. Setelah 30 tahun berkuasa, Ikhwanul Muslimin jualah yang akhirnya memaksa Hosni Mubarak terbunuh dalam tahta kekuasaan. Gerakan-gerakan revolusi ini kemudian hari merembet ke wilayah lain seperti Yaman, Tunisia, bahkan bukan tidak mungkin ke Libia dimana Moammar Ghadafi sudah cukup lama exist di tampuk kekuasaan.

Islam sebagai sebuah ideology anti penindasan, anti penghisapan dan anti kemapanan terhadap rezim yang menancapkan hegemoni dalam kekuasaan sebuah solusi terhadap jeritan zaman yang ingin bebas terhadap kepungan belenggu penjajahan. Islam yang digunakan sebagai manhaj gerakan dibelahan dunia ketiga saat ini muncul kembali ke permukaan setelah sekian lama dorman dari peradaban. Ketika awal berdirinya Islam, agama ini menjadi symbol anti kejahiliyahan. Muhammad sebagai seorang Al Amin yang diberi wahyu oleh Alloh SWT untuk merintis jalan perdamaian dan kesejahteraan umat manusia. Ketika Islam diturunkan, agama ini digunakan sebagai petunjuk dan untuk membenarkan terhadap agama-agama lain. Disanalah substansi Islam sebagai ideology gerakan yang berdiri kokoh melawan tirani Abu Jahal di jazirah Arab. Namun, pasca khulafaurrayidin Islam mengalami dorman dalam gerakan hingga puncaknya terjadi ketika penggulingan rezim Syah Reza Pahlevi di Iran. Setelah itu, diikuti oleh gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir untuk menggulingkan tahta kekuasaan Hosni Mubarak.

Kini, Islam telah bangkit dan muncul ke permukaan sebagai tameng terhadap paham-paham yang menyesatkan dan mengakomodir kepetingan kapitalis dan liberalis barat yang settle dengan doktrin matrealisme historis ala Marx. Kinio Islam telah hadir sebagai pemecah kebuntuan gerakan yang dirasakan masih jauh dari nilai-nilai transcendental. Saatnya kaum muslim menjadi pioneer dalam rekonstruksi peradaban zaman. Wallahualam…
Is kariiman au mut syahiidan…


No comments:

Post a Comment