Friday 17 October 2008

HOBBY BARU : Blusukan Neng Pasar Sentul

Seperi layaknya politsi yang siap melakukan kampanye untuk menarik masa, melakukan kunjungan dari satu tempat ke tempat lainnya, dari pengajian satu ke pengajian lainnya, mengadakan kegiatan bakti social dalam masyarakat dan bahkan rela “blusukan” keluar masuk pasar.

Aktivitas “blusukan” ke pasar-pasar inilah yang biasa saya lakukan akhir-akhir ini. Dulu seblum puasa sering keluar masuk pasar, entah kenapa setelah puasa intensitas “blusukan” keluar masuk pasar menjadi lebih intens dilakukan bahkan menjadi keasyikan tersendiri.

Seperti biasanya, setelah sholat subuh, aktivitas yang dilakukan seiap hari adalah jogging keliling mandala start jam 05.30 sampai jam 06.30 setelh itu jalan-jalan ke pasar Sentul yang kebetulan tidak jauh dari tempat tinggal di daerah bausasran. Dengan semangat 45 jogging dengan santai tidak terasa keringat bercucuran dan sudah tiga kali keliling lapangan mandala krida (hehehe… Cuma tiga kali, itu aja udah tepar)

Setelah selesi jogging, baru jalan santai ke pasar sentul lewat jalan Kusumanegara. Setiba disana biasanya berinteraksi dan berdialog dengan bule penjual sayuran, buah dan bahka penjual ikan dan ayam. Memang tidak ada ten densi khusus jalan-jalan ke pasar Cuma sekedar melepas rasa jenuh saja karena berhubung banyak libur jadi sering jalan-jalan ga je;as gitu dech…

Pastinya dari setiap blusukan itu, pulang kerumah bawa something yang bisa diolah. Paling sering beli buah, tomat, wortel, nanas, jeruk nipis, mangga seringnya buah tersebut di jus.. hehehe

Selain buah juga sometimes beli tempe, tahu terus juga terong.. nah biasanya kalau beli lauk tersebut sampai dirumah langsung dimasak. Secara, masak sendiri gitu lho..??!! hehe..

Sering juga beli gudangan mentahan sama si mbah yang jualan ditengah deket penjual buah.. Love you mbaaaah.. Mbahnya baik banget, selalu senyum walaupun giginya ompong semua. PD ya si mbah.. Dari segi harga murah menag harga gudangannya, Rp. 1.000 udah dapat banyak, lumayan untuk sarapan..

Banyak sekali yang bisa kita dapat dengan lebih sering berinteraksi dengan masyarakat didaerah pasar, banyak pelajaran yang bisa diambil. Kalau saya sendiri, mau ga mau, suka ga suka jadi belajar kromo inggil, padahal bahasa jawa halus sangat susah untuk diucapkan namun cukup mudah dimengerti.

sebagai contoh dialog ketika beli gudangan ;

“mbah, gudangane setunggal njih, mboteh sah disukani godong kates” Tanyaku

“Njiiiih” jawab Si mbah

“Gudangane sing setunggal ewu, nopo sing setunggal ewu gangsal atus?” Mbah bertanya

“Setungal ewu mawon njih mbah” jawabku

Si mbah hanya menjawa dengan jawaban “Njiih” lagi..

Hehehehe…

Ilustrasi diatas adalah sebagian dialog dipasar yang mau ga mau menuntut saya untuk berinteraksi dengan baik khususnya dengan orang yang lebih tua.

Selai itu,dengan “blusukan” di pasar kita bisa mempelajari tekhnik berdagang yang baik, karena boleh dibilang ada beberapa pedagang yang cukup sukses di pasar sentul.

kemajemukan para pedagang pasar Sentul tentunya semakin menambah tantangan dalam berinteraksi dengan sesame. Dipasar akan banyak ditemui pedagang yang halus tutur katanya dan juga ada lho ternyata yng agak sewot.. Tapi yaitu dia variasi kepribadian seseorang..

Untuk temen-temen semua, ternyata pasar tradisional ga kalah asyik dengan pasar modern seperti Superindo, Hero, Mirota dsb. Sekarang ini pasar tradudional keberadaannya sudah mulai terpinggirkan dengan pasar Modern karena arus modernisasi menuntut persaingan dalam berdagang.

Kita sebagai anak bangsa ga perlu malu “blusukan” pasar tradisional, apalagi disaat krisis seperti ini. justru dengan “blusukan” pasar tradisional diharapkan dapat mengangkat citra perekonomian bangsa yang saat ini sedang flu berat karena imbas gejolak ekonomi global.

Ga perlu malu “blusukan” pasar, karena justru banyak hal yang bisa didapat kok. Banyak juga kelabihan dari pasar tradisional, dari segi harga pastinya lebih miring disbanding pasar modern, keramah tamahan penjual merupakan nilai plus tersendiri. Jangan melihat dari aspek kekurangan pasar tradisional, karena kalau digali ga ada habisnya. Tapi satu yang jelas dengan kita membeli produk pasar tradisional artinya kita dapat menghargai hasil produksi dlam negeri, dan tentunya dapat membantu perekonomian bangsa.

Jangan Malu yang Kawan..

Jadikan Indonesia ini memiliki iklim investasi yang kondusif bagi Indonesia itu sendiri

Mari Kita ciptakan gerakan “Aku Cinta Pasar Tradisional”

No comments:

Post a Comment