Saturday 3 July 2004





Sebuah Kritikan Untuk Polisi di hari Ulang Tahun...



From : Yesi …<….@yahoo.com>

Reply-To : palanta@minang.rantaunet.org

Sent : Tuesday, June 29, 2004 1:08 PM

To : surau@yahoogroups.com, palanta@minang.rantaunet.org

CC : keadilan4all@yahoogroups.com, profetik@yahoogroups.com

Subject : [R@ntau-Net] polisiku, polisimu polisi kita.....







temans yang dirahmati Allah....



beranjak sedikit dari pergulatan panggung politik yangmenyebabkan persilatan lidah diantara kita tak dapatdielakkan, lain kali tidak sekedar bersilat, mungkintae kwan do...:)sebelumnya, mohon maaf kepada temans yang punyaketurunan polisi, atawa sodaranya ada yang polisi,atau mertuanya polisi, atau ngkongnya polisi atau tetangganya yang polisi......sungguh amat miris sikap yang dipetontonkan sebagianpolisi kita, hal ini terjadi tanpa ujung.beberapa waktu yang lalu, saya dan suami kena tilang.



sungguh kami tidak tahu kalau jalan yang kami lewatisatu arah. oke, kami mengaku salah dan siap dihukum.polisi yang katanya pengayom masyarakat itu mengajukansidang tanggal 18 juni, suami saya bilang oke setuju.tapi nampaknya polisi setengah hati, berulang kali diatanya, "siap tidak sidang tanggal 18", suami sayapunberualng kali berkata "siap". saya yang menunggu dan menyaksikan "transaksi" itu mengerti maksud polisi, dia menawarkan "perdamaian"kata ayahku, dalam kondisi terjepit, kami yang perempuan ini harus jadi singa betina, melawan jika diserang. tidak ketinggalan pesanya, minta maaf kalo salah, teguh pendirian kalo sedang bimbang, tidak putus asa dalam berjuang, kapanpun, dimanapun...saya jijik dengan ajakan "perdamaian" itu. bukan tidakpunya uang, tapi saya tidak mau memberi dengan cara seperti ini, lebih baik saya sidang. dengan nada tinggi, alis yang berusaha saya tautkan,dan mata yang menyipit, saya bilang, "jadi bapak mauuang?, maaf pak, kalo bapak minta uang kami tidakpunya (gak punya untuk dia maksudnya). kami mau sidang, tanggal berapapun bapak minta!" saya benar-benar geram...akhirnya polisi itu malu sendiri, dia memberikan SIM dan STNK suami saya yang di tahannya. uang tidak kami berikan, sidangpun tidak jadi dilakukan.(alhamdulillah selamat)kadang-kadang polisi yang tegap-tegap itu perlu jugakita buat down mentalnya dengan suara cempreng. kalo kita lawan, saya yakin dia tidak berani ngerjai kita, yang ada dia yang kita kerjai..... semoga penegak hukum kita taat pada hukum yang ditegakkan....



walahualam...



Yesi Elsandra



(Email ini diterima dari millis Rantaunet..Milis perantau Minang)





Reply From BLP@yahoo.com



Uni..hal yang uni alami tu memang sudah menjadi makanan sehari hari kita di Indonesia ini...ini neheri sudah sangat bobrok, dimana aparat penegak hukum sendiri juga ikut ikutan memakan uang rakyat..sekedar berbagi pengalaman...dulu tahun 2003..ketika saya masih di Padang, tepatnya tanggal 22 Juni..beberapa hari menjelang tanggal 1 Juli hari bayangkara..kami para wartawan TV yang mangkal di Poltabes Padang menlihat ada persiapan razia polisi di malam minggu..



Tertarik, karena polisi akan mengadakan razia narkoba dan Pekat di Padang, serta malam minggu pula.maka saya bergegas pulang kerumah megambil karema..tidak ada niat saya liputan malam itu...karena besok saya harus berangkat ke Jakarta untuk menjalani pendidikan di UI sebagai kameramen RCTI di Padang..tapi karena merasa beritanya akan menjadi berita besar, saya pastikan diri untuk ikut liputan..



namun Uni tau apa yang terjadi..ternyata razia itu hanya akal akalan polisi saja (pendapat pribadi) mereka tidak serius dalam melakukan razia...beberapa tempat hiburan yang mereka datangi hanya disinggahi sebentar dan diberi "arahan" setelah itu pulang..hingga razia yang rencana akan berlangsung hingga pagi..hanya bertahan hingga setengah jam saja..



sesudah itu barulah ambo tau kalau razia itu adalah untuk menari duit (pendapat pribadi) karean mereka akan merayakan ulang tahun yang jelas butuh duit.....

No comments:

Post a Comment