Monday 23 April 2012

Bisnis Ala Sate Padang



Suatu ketika ada seorang laki-laki pebisnis sukses. Sudah menikah, memiliki istri yang juga seorang pebisnis, memiliki anak-anak yang juga sukses. 

Pebisnis ini terkenal sangat sederhana, termasuk memanajemen keuangan perusahaannya. Walaupun sudah memiliki 11 perusahaan besar berkat ketekunan yang dijalaninya, celengan dan toples selalu menjadi andalannya. Celengan digunakan untuk pemasukan perusahaan yang dipimpinnya, toples digunakan untuk pengeluaran yang dibutuhkan operasional perusahaannya. Prinsipnya, isi celengan harus lebih banyak ketimbang isi toples. Beda tipis juga tidak apa-apa.  

Yang tak kalah nyentriknya pebisnis ini, walaupun sudah memiliki rumah mewah, mobil mewah dan perusahaan yang sehat, tetap saja menggunakan pakaian yang serba sederhana bahkan terkadang ala dermis (persis pakaian pengemis). Maklum, dulunya pebisnis ini merantau ke kota besar dari yang dulu tidak punya apa-apa, sekarang menjadi pebisnis sukses. 

Suatu saat ia bersama anaknya yang lulusan sekolah bisnis Harvard University makan sate padang di sebuah sebuah kedai sate pinggir jalan yang cukup terkenal, bertanya kepada bapaknya ini. 

“Bapak ini kuno sekali mengatur perusahaannya. Masih saja menggunakan celengan dan toples untuk mengatur keuangannya, Bagaimana bisa tahu keuntungan yang diperoleh perusahaan bapak ? “ kata anaknya itu. “ Kita pun makan sate padang dipinggir jalan pula lagi” sambung anak itu. 

Sambil mengunyah lezatnya sate padang, Bapaknya menjawab,”Dulu sewaktu bapak pertama kali menginjakkan kaki di kota besar ini, bapak tak punya apa-apa kecuali baju dan celana yang bapak pakai. Kakak pertamamu sekarang sukses menjadi dokter spesialis kandungan, adikmu sekarang sedang kuliah di Oxford University, dan kamu sekarang sudah lulus dari sekolah bisnis Harvard University, sekolah terbaik di dunia…

“Aku tahu pak, tapi…..”

“Bapak dan ibumu setiap tahun bisa pergi Umrah. Kita tinggal di perumahan mewah, selalu menggunakan mobil mewah keluaran terbaru. Perusahaan bapak juga terus berkembang dan bertambah. Perlu kamu catat nak, bapak dan ibumu juga tidak punya utang sama sekali. Jadi sekarang kamu jumlahkan yang bapak sebut tadi, kemudian kamu kurangi dengan baju dan celana tadi. Itulah keuntungan yang kita dapat selama ini…”

Di sadur dari buku Makelar Rezeki (Penulis : Jamil Azzaini)

Ngobrol dengan saya yuk di sini  ! :)

No comments:

Post a Comment