Saturday 13 November 2010

Jogjaku penuh dengan Abu..


Jogjaku Penuh Dengan Abu..
Sudah hampir satu bulan lamanya Jogja dan sekitar penuh dengan abu vulkanik hasil letusan merapi beberapa hari yang lalu. Debu yang hitam pekat menyesakkan nafas setiap pengguna sepeda motor dan pejalan kaki. Beberapa pengalaman yang bisa di share sejauh ini seperti ini.. Yuk mariiiiiiiii…

Gembar-gembor isu merapi akan meletus dahsyat sudah muncul pertengahan oktober. Apalagi ketika semakin hari level status merapi sudah semakin meningkat dalam 1 minggu, mulai dr siaga, waspada sampai akhirnya ditetapkan AWAS!. Akhirnya waktu yang ditunggu pun menjadi kenyataan. Merapi meletus tepat jam 3 dini hari, bangun pagi mau jogging seperti biasa liat halaman rumah yang penuh dengan debu vulkanik setebal 2-3 cm. Semua jalanan penuh dengan debu, terasa sesak memang, akhirnya ku batalkan acara jogging di Mandala. Setelah semalam diguyur hujan abu sore harinya hujan, Alhamdulillah debu yg tebal akhirnya dapat sedikit demi sedikit dikikis walaupun keesokan harinya masih ada sisa. Hari demi hari dilalui menjadi relawan, jarak aman marapi hanya 15 km dr puncak masih sempat jalan ke daerah turgo dan cangkringan. Tapi mendadak seminggu yg lalu awan panas merapi semakin menjadi sehingga jarak aman di pindah menjadi 20 km.

Masih sempat jalan ke kampus padahal kampus UII termasuk daerah batas 20 km sehingga harus dipindah. Karena di GOR penuh pengungsi dan tenaga dokter hanya 1 dr 1000 pengungsi secepat kilat langsung naik ke atas GOR. Masya Allah, debu tebal menempel di baju dan celana. Jaket dan celana warna hitam lagnsung berubah menjadi coklat. Sampai di GOR liat pengungsi semakin eneg, gimana ga, banyaknya bukan main udah gitu bau sedap didalam GOR.
Setelah selesai mengobati pasien keesokan harinya menmgikuti tour Posko Merapi UII dan Alumni HMI, bagi-bagi tugas dimana kosong isi disana. Sampai akhirnya, mencoba lahan baru di daerah Muntilan tepatnya di Dusun Gunung Pring. Sampai ga ingat lagi dusun itu, bentuknya udah ga karuan. Semua pohon tumbang, lahan pertania rusak parah, ikan-ikan banyak yang mati di kolam dan abu sangat tebal menutupi jalan. Muntilan lebih parah dibanding Jogja.

Relawan merapi kali ini lebih banyak sekali NGO datang ke jogja mulai dari Eka Tjipta Foundation, Sampoerna Foundation dsb, sehingga sense of lobbying harus dipertajam.. hehe..

Dibalik itu semua, bencana merapi kali ini meninggalkan duka yg mendalam. Meninggalnya juru kunci gunung merapi mbah maridjan membuat sedih seluruh jogja. Beliau wafat dalam posisi sujud di rumah beliau. Bukan Cuma itu salah seorang reporter TV juga meninggal. Termasuk relawan PMI Jogja, mas tutur. Selamat jalan pejuang.. doa kami beserta kalian.. Amien

No comments:

Post a Comment