Wednesday 21 October 2009

In Memorium Harfianto (Wartawan POSMETRO PADANG)

Saya tidak mengenalnya dengan akrab, karena memang keadaannya begitu...namun sekali bertemu dengannya di ruang redaksi POSMETRO PADANG tahun 2008 lalu sudah cukup bagiku untuk mengenalnya sebagai siapa dalam menjalani kehidupan.

Berkaca mata, sedikit sipit dan berambut rada rada keriting, ia adalah seorang yang cerdas dan penuh imajinasi. Kami memang tidak bertegur sapa, apalagi berjabat tangan sebagaimana layaknya orang yang berkenalan. Maklum perkenalanku denganya terjadi didunia maya ketika kami sama sama bertukar komentar di blog masing masing. Ia adalah si http://orangmiskin.wordpress.com/ dan aku adalah si www.suaragelombang.blogspo
t.com. Akan tetapi kami sempat saling melempar senyum sebagai tanda persahabat di dunia nyata dimulai dengan baik.

Tidak ada pertemuan selanjutnya baik di dunia maya maupun di dunia nyata, hingga kabar buruk aku terima dari seorang kawan yang mengabarkan dia dirawat dan akan menjalani operasi di kepala. Sungguh mengejutkan, dia yang aku lihat sehat justru akan menjalani operasi di kepala. Barulah ketika sebuah kabar konfirmasi datang saya jadi tahu apa yang terjadi.

Di blognya, ia begitu sederhana dengan bahasa yang humanis. Sederhana juga bersahaja karena dia dengan tegas menyebut diri sebagai orang miskin dan tengah terdampar di dunia yang bergegas (Harfianto---Lahir beberapa tahun yang lalu di sebuah kampung. Pernah kuliah di Universitas Andalas, dan kemudian terdampar di dunia yang selalu bergegas, dunia jurnalistik). saya juga banyak membaca tulisannya baik berupa reportase kesehariannya maupun pandangan atau oponinya terhadap sesuatu yang dilihat, didengar dan dirasakannya sendiri.

Siang yang terik sebelum kabar kepergiannya datang, aku sempat bertanya kepada Bambang dan Titin dua rekannnya sesama wartawan tentang keadannya dab apa penyebab pasti dia tertimpa musibah itu. Entah karena sudah cukup tahu atau memang berpengalaman, aku langsung saja mengatakan pada Bambang dan Titin bahwa kalau begitu keadannya secara medis sudah sangat tipis harapan untuk mengembalikan Anto kepada kita semua. Biarlah Tuhan berkehendak dan mari kita menerima dengan lapang hati dan tawakal. Dan baik Bambang maupun Titin juga tidak bersuara apalagi mengiyakan.

Kini, malam ini ketika kabar kepergiannya benar benar nyata aku membaca kembali blognya, sebuah reportase tentang keadaan pasca gempa bumi yang melanda Padang pada 30 Oktober lalu. Sebuah reportase yang ia janjikan akan disambung. Reportase yang menggugah karena ia sendiri menjadi aktor dalam peristiwa itu, namun sudah pasti ia tidak akan melanjutkan ceritanya.

Anto, tidak perlu lanjutkan tulisan itu, karena kami sudah tahu apa yang terjadi. Selamat jalan kawan, Tuhan memberkati.

sila juga di klik :

http://orangmiskin.wordpress.com/tentang-saya/
http://orangmiskin.wordpress.com/2009/10/05/gempa-di-penghujung-september-1/

No comments:

Post a Comment