Tuesday 28 February 2012

Radio Smart FM 101.8 FM Medan Dan Kita

"Kebahagian dari setiap negara lebih bergantung pada watak penduduknya daripada bentuk pemerintahannya. (Thomas Chandler Haliburton 1796-1865)"



Di tengah gempuran berbagai siaran yang "tak bernilai" marak saat ini membuat Indonesia semakin mengalami erosi karakter yang semula memiliki martabat dan bernilai humanity menjadi semakin merosot.

Apakah Anda termasuk peminat siaran entertaintment seperti gosip yang disiarkan setiap pagi oleh beberapa stasiun media massa di saat Anda bersiap untuk beraktivitas rutin? Apakah info tersebut di jadikan sebagai sarapan pagi ? Apakah kita lebih mengutamakan membicarakan orang lain ketimbang hal-hal fundamental yang sebenarnya belum kita penuhi di keseharian aktivitas rutin?

Belum lagi dengan maraknya berita-berita dan tayangan yang secara ekplisit maupun implisit secara perlahan namun pasti menggerus spirit akan karakter kebangsaan yang sebenarnya sangat kita rindukan saat ini. Aksi korupsi, berita selebritis yang tak layak dibicarakan, kriminalitas, dan sinetron hedonisme masih menjadi makanan keseharian.

Nah, fenomena itulah yang menjadikan Indonesia merindukan oase inspirasi positif sebagai jalur keluar dari cengkraman erosi karakter bangsa Indonesia. Indonesia butuh spirit baru untuk bertindak positif. Maka hadirlah media massa untuk menjawab tantangan itu. Hadir dalam format audio, brand Smart FM Network memberikan oase dalam membangun kembali spirit Indonesia.

Mengapa dalam bentuk format audio Smart FM 101.8 FM Medan hadir untuk membangun kembali spirit Indonesia ?


Bahkan seorang pakar bernama Jack Trout (Author, The New Positioning) menuliskan :
Listening to a message is much more effective than reading it



Hasil riset : 
Telinga bekerja lebih cepat daripada mata.
Ingatan echoic, tersimpan jauh lebih lama dibanding ingatan iconic.
Dua orang gadis dengan nilai kecantikan sama, mendapat apresiasi berbeda dari para pria lainnya karena berbeda nama.


Kutipan dari Bapak Hermawan Kertajaya (One of 50 World Marketing Gurus who shapped the future of marketing) :
“Smart FM is definitely among the best business stations in Indonesia, with STRONG POSITIONING AND SUPERIOR CONTENT, it’s simply sensational”  



Dengan mendengar, kita dapat lebih memahami. Dengan mendengar, kita lebih berempati. Dengan mendengar, kita memiliki peran lebih sebagai problem solver. Pernah saya mendapat suatu pernyataan dari seorang teman, begini pernyataannya: "Dengan melihat, kita hanya sebagai penonton tanpa adanya self belonging. Tapi dengan mendengar, kita begitu dalam untuk memahami apa yang menjadi kendala."
Itulah yang menjadi filosofi mengapa Tuhan menciptakan dua buah telinga, satu mulut dan 4 anggota alat gerak. Manusia diciptakan menjadi pendengar yang baik, bertindak sebagai problem solver dan tak sekedar membicarakan sesuatu yang sering menggerus spirit membangun bangsa.

Yup, apapun halnya baik itu berita, pengetahuan, informasi bisnis, inspirasi maupun kebijaksanaan ketika Anda mendengarnya, yakinlah bahwa hal itu begitu tertanam di benak Anda dengan begitu kuat sehingga spirit membangun bangsa semakin menjadi-jadi di tingkat perilaku Anda.

Smart FM 101.8 FM Medan memberikan Anda spirit baru dalam bentuk program-program khusus dengan content seperti :

# smart happiness: Arvan Pradiansyah if you want to be happy, be happy now

# cara mendidik anak: ayah Eddy

# Ekomoni sektor riil: Aviliani

# Cara jualan dan berorganisasi: James Gwee

# Motivasi berbuat baik dan terbaik: Andree Wongso

# Strategi Marketing Bisnis : Sian Yet dll

# Sketsa Indonesia


Tidak main-main dalam menentukan topik dan pembicara dalam setiap content yang dihadirkan Smart FM 101.8 FM Medan. Mereka adalah profesional di bidangnya dan memiliki brandnya masing-masing dalam membangun kembali spirit Indonesia.

They call it news, knowledge, bussiness information, wisdom and inspiration, we call it smart. Smart FM: the spirit of Indonesia.


Bintang Turnip
Smart FM Network Medan - Business Partner
Jl. Thamrin No. 112, Medan 20212
t. 061 - 453 3638 - 452 5757
f. 061 - 453 1273
c. 061 7793 4877
BB. 27F79150
http://radiosmartfm.com/

Saturday 25 February 2012

Perusahaan Ngeblog ? KEREN !

Social Media semakin lama semakin digemari. Tidak hanya sekedar mengkampanyekan tulisan berisi kegalauan,opini ataupun percakapan tapi sudah membawa misi marketing bagi kebanyakan perusahaan sekarang.

Berdasarkan hasil riset yang saya kumpulkan dari beberapa infografi, tahun 2012 menunjukkan peningkatan blog sebagai salah satu tools untuk memasarkan brand/ produk. Kita mabil contoh di negara Amerika Serikat, tahun 2012 diperkirakan 43% perusahaan kelas UKM menggunakan blog untuk keperluan pemasarannya!Trend ini juga diperkirakan semakin meningkat dari tahun ke tahun seiring perkembangan teknologi digital saat ini.

Jangan anggap remeh sebuah blog! Blog ibarat portofolio untuk berinteraksi dengan calon pelanggan dan dapat terjadi interaksi yang berkelanjutan untuk menawarkan sebuah brand/ produk. Murah meriah mantep toh :)

Walaupun manfaat ngeblog bagi perusahaan membutuhkan usaha dan tidak semudah membalikkan telapak tangan, yakinlah blog ibarat sebuah gulungan bola salju. Semakin bergelinding semakin membesar. Seperti itulah analoginya.

Nah, apa saja strateginya? Dari infografi yang saya dapatkan, dengan mengintegrasikan Facebook (baik yang personal maupun Facebook Page), Twitter, Blog dan Youtube memiliki tingkat keberhasilan untuk memasarkan produk/ brand hingga 90% lebih ! Mengapa channel social media ini dipilih? Karena memang saat ini situs-situs social interaksi tersebut yang sedang populer.

(Klik gambar untuk memperbesar)

Mulai detik ini jika Anda memiliki bisnis, segeralah membuat blog untuk kebutuhan bisnis Anda. Yakin lah PASTI memiliki dampak yang tak terkirakan oleh Anda sebelumnya. Keputusan bisnis ada di tangan Anda :) Happy Blogging :)

Tuesday 21 February 2012

Powerfull Religion




Membaca judulnya semakin Anda membuat penasaran bukan ? Artikel ini tidak menjurus kepada persoalan SARA melainkan membicarakan topik marketing/ pemasaran.

Strategi pemasaran semakin menunjukkan dinamika radikal di era digital sekarang ini. Pemilik brand-brand ternama semakin selektif dalam menentukan strategi memasarkan brand/ produk.

Era periklanan yang memakan biaya luar biasa besar untuk tampil di media massa seperti di televisi, koran, majalah, Billboard dan Umbul-umbul yang mana kesemuanya itu merupakan sesuatu yang bullshit (menurut kebanyakan orang-termasuk saya juga-)

Nah, saya mengajak Anda untuk berpikir sejenak tentang agama. Bagaimana agama dipasarkan? Apakah agama dipasarkan dengan cara beriklan konvensional melalui media yang saya sebutkan tadi ? Mmm, tentu aneh bukan jika agama dipasarkan seperti itu untuk “merekrut” berbagai macam hamba ? *just share :)

Menurut hemat saya, strategi agama di pasarkan tentu dengan strategi word of mouth dari orang ke orang dan menyentuh sisi needs yang fundamental “konsumen”nya. Dari fenomena tersebut dapat memberikan kita pelajaran bahwa word of mouth merupakan strategi jitu karena terbentuknya story. Dari story yang menarik itulah menjadi trending topic dapat menyebar bak virus menular. Karena sudah menjadi sifat alami manusia untuk mendengarkan story ketimbang melihat iklan.

Makanya jangan heran sebenarnya word of mouth merupakan strategi pemasaran zaman dulu yang sifatnya universal, jitu dan low cost karena agama/ religion sudah lebih dulu menerapkannya untuk berdakwah kesemua manusia yang akan menjadi hamba dari agama tersebut. Cobalah tiru strategi brand Anda seperti yang dilakukan agama. Powerfull ! (disadur dari buku RIP Advertising)---SMART FM Medan 101.8 FM

Monday 13 February 2012

Ranking 23 : "Aku ingin menjadi orang yang bertepuk tangan di tepi jalan"

Saya mendapatkan kiriman cerita Inspiratif. Selamat Membaca :)

Di kelasnya ada 50 orang murid, setiap kali ujian, anak perempuanku tetap mendapat ranking ke-23. Lambat laun membuat dia mendapatkan nama panggilan dengan nomor ini, dia juga menjadi murid kualitas menengah yang sesungguhnya.



Sebagai orangtua, kami merasa nama panggilan ini kurang enak didengar,namun anak kami ternyata menerimanya dengan senang hati.



Suamiku mengeluhkan ke padaku, setiap kali ada kegiatan di perusahaannya atau pertemuan alumni sekolahnya, setiap orang selalu memuji-muji "Superman cilik" di rumah masing-masing, sedangkan dia hanya bisa menjadi pendengar saja.



Anak keluarga orang, bukan saja memiliki nilai sekolah yang menonjol, juga memiliki banyak keahlian khusus. Sedangkan anak nomor 23 di keluarga kami tidak memiliki sesuatu pun untuk ditonjolkan. Dari itu, setiap kali suamiku menonton penampilan anak-anak berbakat luar biasa dalam acara televisi, timbul keirian dalam hatinya sampai matanya bersinar-sinar.



Kemudian ketika dia membaca sebuah berita tentang seorang anak berusia 9 tahun yang masuk perguruan tinggi, dia bertanya dengan hati pilu kepada anak kami: Anakku, kenapa kamu tidak terlahir sebagai anak dengan kepandaian luar biasa? Anak kami menjawab: Itu karena ayah juga bukan seorang ayah dengan kepandaian luar biasa. Suamiku menjadi tidak bisa berkata apa-apa lagi, saya tanpa tertahankan tertawa sendiri.



Pada pertengahan musim gugur, semua sanak keluarga berkumpul bersama untuk merayakannya, sehingga memenuhi satu ruangan besar di restoran.

Topik pembicaraan semua orang perlahan-lahan mulai beralih kepada anak masing-masing. Dalam kemeriahan suasana, anak-anak ditanyakan apakah cita-cita mereka di masa mendatang? Ada yang menjawab akan menjadi pemain piano, bintang film atau politikus, tiada seorang pun yang terlihat takut mengutarakannya di depan orang banyak, bahkan anak perempuan berusia 4½ tahun juga menyatakan kelak akan menjadi seorang pembawa acara di televisi, semua orang bertepuk tangan mendengarnya.



Anak perempuan kami yang berusia 15 tahun terlihat sibuk sekali sedang membantu anak-anak kecil lainnya makan. Semua orang mendadak teringat kalau hanya dia yang belum mengutarakan cita-citanya kelak. Di bawah desakan orang banyak, akhirnya dia menjawab dengan sungguh-sungguh: Kelak ketika aku dewasa, cita-cita pertamaku adalah menjadi seorang guru TK, memandu anak-anak menyanyi, menari dan bermain-main.



Demi menunjukkan kesopanan, semua orang tetap memberikan pujian, kemudian menanyakan akan cita-cita keduanya. Dia menjawab dengan besar hati: Saya ingin menjadi seorang ibu, mengenakan kain celemek bergambar Doraemon dan memasak di dapur, kemudian membacakan cerita untuk anak-anakku dan membawa mereka ke teras rumah untuk melihat bintang-bintang. Semua sanak keluarga tertegun dibuatnya, saling pandang tanpa tahu akan berkata apa lagi. Raut muka suamiku menjadi canggung sekali.



Sepulangnya kami ke rumah, suamiku mengeluhkan ke padaku, apakah aku akan membiarkan anak perempuan kami kelak menjadi guru TK? Apakah kami tetap akan membiarkannya menjadi murid kualitas menengah?



Sebetulnya, kami juga telah berusaha banyak. Demi meningkatkan nilai sekolahnya, kami pernah mencarikan guru les pribadi dan mendaftarkannya di tempat bimbingan belajar, juga membelikan berbagai materi belajar untuknya.

Anak kami juga sangat penurut, dia tidak membaca komik lagi,tidak ikut kelas origami lagi, tidur bermalas-malasan di akhir minggu juga tidak dilakukan lagi.

Bagai seekor burung kecil yang kelelahan, dia ikut les belajar sambung menyambung, buku pelajaran dan buku latihan dikerjakan tanpa henti.



Namun biar bagaimana pun dia tetap seorang anak-anak, tubuhnya tidak bisa bertahan lagi dan terserang flu berat.Biar sedang diinfus dan terbaring di ranjang, dia tetap bersikeras mengerjakan tugas pelajaran, akhirnya dia terserang radang paru-paru. Setelah sembuh, wajahnya terlihat kurus banyak. Akan tetapi ternyata hasil ujian semesternya membuat kami tidak tahu mau tertawa atau menangis, tetap saja nomor 23.



Kemudian, kami juga mencoba untuk memberikan penambah gizi dan rangsangan hadiah, setelah berulang-ulang menjalaninya, ternyata wajah anak perempuanku semakin pucat saja.

Apalagi, setiap kali akan ujian, dia mulai tidak bisa makan dan tidak bisa tidur, terus mencucurkan keringat dingin, terakhir hasil ujiannya malah menjadi nomor 33 yang mengejutkan kami. Aku dan suamiku secara diam-diam melepaskan aksi menarik bibit ke atas demi membantunya tumbuh ini.

Dia kembali pada jam belajar dan istirahatnya yang normal, kami mengembalikan haknya untuk membaca komik, mengijinkannya untuk berlangganan majalah "Humor anak-anak" dan sejenisnya, sehingga rumah kami menjadi tenteram kembali. Kami memang sangat sayang pada anak kami ini, namun kami sungguh tidak mengerti akan nilai sekolahnya.



Pada akhir minggu, teman-teman sekerja pergi rekreasi bersama. Semua orang mempersiapkan lauk terbaik dari masing-masing, dengan membawa serta suami dan anak untuk piknik. Sepanjang perjalanan penuh dengan tawa dan guyonan, ada anak yang bernyanyi, ada juga yang memperagakan karya seni pendek.

Anak kami tiada keahlian khusus, hanya terus bertepuk tangan dengan gembira.

Dia sering kali lari ke belakang untuk menjaga bahan makanan. Merapikan kembali kotak makanan yang terlihat agak miring, mengetatkan tutup botol yang longgar atau mengelap jus sayuran yang bocor ke luar. Dia sibuk sekali bagaikan seorang pengurus rumah tangga cilik.



Ketika makan terjadi satu kejadian di luar dugaan. Ada dua orang anak lelaki, satunya adalah bakat matematika, satunya lagi adalah ahli bahasa Inggris. Kedua anak ini secara bersamaan menjepit sebuah kue beras ketan di atas piring, tiada seorang pun yang mau melepaskannya, juga tidak mau membaginya. Walau banyak makanan enak terus dihidangkan, mereka sama sekali tidak mau peduli. Orang dewasa terus membujuk mereka, namun tidak ada hasilnya. Terakhir anak kami yang menyelesaikan masalah sulit ini dengan cara sederhana yaitu lempar koin untuk menentukan siapa yang menang.



Ketika pulang, jalanan macet dan anak-anak mulai terlihat gelisah. Anakku terus membuat guyonan dan membuat orang-orang semobil tertawa tanpa henti. Tangannya juga tidak pernah berhenti, dia mengguntingkan banyak bentuk binatang kecil dari kotak bekas tempat makanan, membuat anak-anak ini terus memberi pujian. Sampai ketika turun dari mobil bus, setiap orang mendapatkan guntingan kertas hewan shio masing-masing.



Ketika mendengar anak-anak terus berterima kasih, tanpa tertahankan pada wajah suamiku timbul senyum bangga.



Sehabis ujian semester, aku menerima telpon dari wali kelas anakku.



Pertama-tama mendapatkan kabar kalau nilai sekolah anakku tetap kualitas menengah. Namun dia mengatakan ada satu hal aneh yang hendak diberitahukannya, hal yang pertama kali ditemukannya selama 30 tahun mengajar.



Dalam ujian bahasa ada sebuah soal tambahan, yaitu siapa teman sekelas yang paling kamu kagumi dan alasannya. Selain anakku, semua teman sekelasnya menuliskan nama anakku.



Alasannya sangat banyak: antusias membantu orang, sangat memegang janji, tidak mudah marah, enak berteman, dan lain-lain, paling banyak ditulis adalah optimis dan humoris. Wali kelasnya mengatakan banyak usul agar dia dijadikan ketua kelas saja.

Dia memberi pujian: Anak anda ini, walau nilai sekolahnya biasa-biasa saja, namun kalau bertingkah laku terhadap orang, benar-benar nomor satu.



Saya berguyon pada anakku, kamu sudah mau jadi pahlawan. Anakku yang sedang merajut selendang leher terlebih menundukkan kepalanya dan berpikir sebentar, dia lalu menjawab dengan sungguh-sungguh: "Guru pernah mengatakan sebuah pepatah, ketika pahlawan lewat, harus ada orang yang bertepuk tangan di tepi jalan."

Dia pelan-pelan melanjutkan: "Ibu, aku tidak mau jadi Pahlawan aku mau jadi orang yang bertepuk tangan di tepi jalan." Aku terkejut mendengarnya dan mengamatinya dengan seksama.



Dia tetap diam sambil merajut benang wolnya, benang warna merah muda dipilinnya bolak balik di jarum bambu, sepertinya waktu yang berjalan di tangannya mengeluarkan kuncup bunga. Dalam hatiku terasa hangat seketika.

Pada ketika itu, hatiku tergugah oleh anak perempuan yang tidak ingin menjadi pahlawan ini. Di dunia ini ada berapa banyak orang yang bercita-cita ingin menjadi pahlawan, namun akhirnya menjadi seorang biasa di dunia fana ini.

Jika berada dalam kondisi sehat, jika hidup dengan bahagia, jika tidak ada rasa bersalah dalam hati, mengapa anak-anak kita tidak boleh menjadi seorang biasa yang baik hati dan jujur.



Jika anakku besar nanti, dia pasti akan menjadi seorang isteri yang berbudi luhur, seorang ibu yang lemah lembut, bahkan menjadi seorang teman kerja yang suka membantu, tetangga yang ramah dan baik. Apalagi dia mendapatkan ranking 23 dari 50 orang murid di kelasnya, kenapa kami masih tidak merasa senang dan tidak merasa puas? Masih ingin dirinya lebih hebat dari orang lain dan lebih menonjol lagi? Lalu bagaimana dengan sisa 27 orang anak-anak di belakang anakku? Jika kami adalah orangtua mereka, bagaimana perasaan kami?



---------------------



Anakmu bukan milikmu.



Mereka putra putri sang Hidup yang rindu pada diri sendiri,



Lewat engkau mereka lahir, namun tidak dari engkau,



Mereka ada padamu, tapi bukan hakmu.



Berikan mereka kasih sayangmu, tapi jangan sodorkan bentuk pikiranmu,



Sebab mereka ada alam pikiran tersendiri.



Patut kau berikan rumah untuk raganya,



Tapi tidak untuk jiwanya,



Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan, yang tiada dapat kau kunjungi meski dalam mimpi.



Kau boleh berusaha menyerupai mereka,



Namun jangan membuat mereka menyerupaimu



Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur,



Pun tidak tenggelam di masa lampau.



Kaulah busur, dan anak-anakmulahAnak panah yang meluncur.



Sang Pemanah Maha Tahu sasaran bidikan keabadian.



Dia merentangmu dengan kekuasaan-Nya,



Hingga anak panah itu melesat, jauh serta cepat.



Meliuklah dengan suka cita dalam rentangan tangan Sang Pemanah,



Sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat



Sebagaimana pula dikasihiNya busur yang mantap.



- Khalil Gibran

Tuesday 7 February 2012

Medan Haus Inovasi Pemasaran (Tribute To My Dream The Marketeers)




Topik ini saya angkat karena memang saya sangat gregetan melihat behaviour warga Medan yang "nyeleneh" untuk perbincangan kekuatan keunikan tentang Medan khususnya pemasaran usaha.

Hari ini saya berdiskusi dengan salah satu petinggi majalah MARKETEERS di Medan tentang trend usaha di kota Medan. Sambil ditemani oleh kawan-kawan konseptor program 1000 pengusaha Medan dan segelas melon blended milk midnitekopitiam kesukaan saya, perbincangan dimulai saat kita membahas kenapa pengusaha di Medan miskin inovasi dibandingkan pengusaha-pengusaha yang ada di Jawa.

Nah,berangkat dari beberapa kasus kecil seperti menjamurnya bisnis kedai kopi (contoh utama artikel ini). Ketika muncul pertama kali kedai kopi Kok Tong, maka 1 per 1 muncul pesaing yang sama persis dengan kopi Kok Tong, contohnya Republik Kopi, Kopi Tiam Ong , Oppal Coffee, Coffee Cangkir (pelayanan paling buruk yang pernah saya jumpai ), Ulee Kareng dan lain lain. Selidik punya selidik, ternyata dari beberapa contoh kedai kopi tadi hampir sama persis dalam hal penerapan strategi marketing khususnya diferensiasi pasar.

Saya sendiripun mengakui sebagai konsumen, dari beberapa merk kedai kopi tadi TIDAK ADA SATUPUN yang berani tampil WOW untuk strategi diferensiasi yang terintegrasi. Hanya ada beberapa kedai kopi di Medan yang memang menunjukkan nilai-nilai marketing betul-betul dijalankan itupun masih setengah hati.

Belum lagi dengan pelayanan yang ditunjukkan hampir memiliki pola yang sama. Maka Anda jangan heran, kalau Anda sebagai pelanggan minum kopi di kedai kopi yang ada di Medan, Anda akan disambut dengan raut muka sinis dari pelayan kedai kopi tersebut. Belum lagi Anda sebagai pelanggan bisa saja sakit hati karena (mungkin) baru pertama kali Anda di bentak-bentak oleh pelayan disitu (saya pernah dibentak oleh pelayan dengan cara yang kasar)lantaran Anda terlalu cerewet sebagai pelanggan. Mungkin belum lengkap rasanya jadi orang Medan kalau belum pernah dibentak oleh pelayan di kedai kopi atau dimanapun Anda berada di saat Anda sedang melakukan aktifitas bisnis. Walaupun tren "pelanggan adalah raja" mulai perlahan ditinggalkan, dan mulai menuju tren " pelanggan adalah mitra", alangkah baiknya jika jualan pertama kedai kopi tersebut adalah senyuman dan service yang memuaskan toh :)

Itu baru contoh kecil dari strategi pembeda di layanan pelanggan, belum lagi dari brand-brand kedai kopi yang semuanya hampir tak mampu menunjukkan eksistensi karena miskinnya inovasi pembeda yang begitu WOW di kota Medan. Itu masih contoh kasus kedai kopi, belum lagi kasus-kasus lain yang sebenarnya enggan saya ungkit (maklum,takut nyebut aib kota Medan jadinya)

Saya hanya bisa mengambil kesimpulan sementara (saya harap hanya sementara saja), kekuatan diferensiasi di kota Medan sangatlah kurang. Mungkin saja benih-benih inovasi masih belum dikembangkan di Medan. Bisa juga hal ini dikarenakan inovasi belum menjadi budaya sehingga membentuk karakter pembeda masih menjadi kendala.

Apa susahnya sih tampil beda yang WOW ? Jika Anda menyebut artikel ini sebagai opini, maka saya bangga menyebutnya : SMART

Sunday 5 February 2012

Kilas Pendidikan Indonesia 2011

" Pendidikan akan lebih efektif bila setelah selesai sekolah , setiap murid mengetahui betapa banyak yang mereka tidak ketahui dan berhasrat untuk mengetahuinya"
- William Halley



Awalnya saya agak canggung menulis tentang potret pendidikan di Indonesia, karena saya bukan praktisi pendidikan dan memang bukan ahlinya . Bukan berarti saya tidak peduli dengan pendidikan Indonesia toh :) Artikel ini hanya sebagai bahan obrolan ngopi di saat bercengkerama dengan teman cerdas Anda :)

Sudah bertahun-tahun saya jalani pendidikan formal di Indonesia. Mulai dari masa TK sampai masa kuliah sudah saya jalani. So, yang menjadi pertanyaan besar bagi saya adalah kenapa Indonesia tidak mampu menyaingi pendidikan seperti di luar negeri?

Kalau kita berbicara tentang pendidikan, maka tidak terlepas dari rancangan sistem pendidikan. Sistem pendidikan sudah berjalan. Nah, silakan lihat bagaimana sistem pendidikannya berjalan. Tidak maju-maju toh ?

Menurut data yang saya peroleh, pada tahun 2011 indeks pendidikan Indonesia yang semula pada peringkat 65 di tahun 2010, merosot ke posisi 69 di tahun 2011 (Baca Kompas ). Padahal alokasi APBN untuk sektor pendidikan di tahun 2011 sudah mencapai Rp249 triliun (20% dari total APBN 2011). Yang menjadi pertanyaan, sudah terpenuhinya anggaran sebesar itu kok terasa pendidikan kita masih kalah jauh dengan negara tetangga ya ?

Saya tidak akan membahas panjang lebar tentang data-data pendidikan Indonesia, karena artikel ini bukan untuk membahas itu, tapi menelaah kembali bagaimana model pendidikan yang lebih baik secara lebih sederhana ala blogger yang sukanya "ngopi" di kafe seperti saya :P

Terlepas dari banyaknya mafia -mafia yang akan menggerogoti dana pendidikan sebesar itu, kita melihat contoh dari negara Korea saja bagaimana mereka mengatur pola pendidikannya (saya ambil contoh negara Korea Selatan karena mereka pernah mengalami kondisi pendidikan yang sama seperti yang kita rasakan sekarang)

Dalam hal tenaga pengajar (guru), mereka menerapkan seleksi yang sangat ketat. Mulai dari harus tamatan universitas pilihan pemerintah, harus memenuhi standar penilaian kelulusan yang bisa dibilang tinggi, dan memang dari peminat yang betul-betul ingin menjadi PENGAJAR. Setelah lulus, maka para guru ini dilatih se-efektif mungkin untuk memberikan pembelajaran kepada anak muridnya. Silakan bandingkan dengan di Indonesia, saya no comment :)

Tidak tinggi gaji guru disana, masih standar besaran gajinya untuk kehidupan di Korea. Tapi mengapa akselerasi pendidikannya jauh lebih cepat ketimbang di Indonesia? Yup, mereka mulai dari hal yang mendasar terlebih dahulu, yaitu "membereskan" guru-guru sekolah dasar (SD)nya terlebih dahulu. Maka jangan heran jika gaji guru SD disana jauh lebih tinggi dan proses seleksinya jauh lebih ketat, jauh lebih prestise ketimbang menjadi guru sekolah menengah.

Selain itu, menjadi guru SD merupakan kehormatan tersendiri bagi pelakunya karena sudah tertanam bahwa STATUS menjadi guru SD pasti lebih dihormati disamping memang guru SD disana jauh berkualitas dan memahami betul makna pendidikan sesungguhnya. Lagi-lagi, semua itu terjadi lantaran dukungan penuh pemerintah beserta rakyatnya.

Memang pendidikan harus dibenahi sejak awal, maka guru SD lah yang menjadi ujung tombak yang sebenarnya memiliki tanggung jawab SUPER BERAT agar setelah tamat SD, lulusannya sudah tertanam arti pendidikan yang sebenarnya hingga ke jenjang pendidikan selanjutnya dan menjadi manusia yang seutuhnya.

So, walaupun dana alokasi APBN untuk pendidikan sudah mencapai 20%, toh tidak menjamin pendidikan akan menjadi lebih baik (hal ini juga sekarang terjadi di negara-negara maju) . Memang kita harus membangun brand bahwa guru SD memiliki tugas yang sangat mulia karena dari merekalah awal keberhasilan menghasilkan lulusan yang seperti saya harapkan dan segenap rakyat Indonesia harapkan.

Benahi penyeleksian guru SD, didik para calon guru SD ini menjadi pengajar tangguh. Bangun status guru SD menjadi strata yang begitu dihormati dan dicintai oleh masyarakat, maka kita sanggup mengejar ketertinggalan pendidikan.

Anda siap? :) Yuk kita berdiskusi bersama di kedai kopi :)

Saturday 4 February 2012

Filantropi Di Kebisingan Mesin Bajaj




Topik yang saya angkat ini cocoknya dijadikan bahan cerita Anda disaat waktu senggang Anda bersama teman yang cerdas sambil minum kopi bersama di kafe favorit Anda. Apalagi saya yang berdomisili di Medan tidak jauh berbeda keadaannya dengan ibukota Jakarta :)

Anda tahu angkutan kota bernama bajaj? Ya, inilah angkutan kota yang sempat menjadi angkutan transportasi favorit di zamannya di daerah ibukota bahkan hingga detik ini. Berdasarkan pengalaman saya, dengan mengusung engine mirip mesin vespa, raungan khas mesin bajaj menjadi ciri khas tersendiri untuk angkutan kota yang satu ini. Bising/ribut setengah mati ! Mungkin kalau tidak bising dan ribut bukan bajaj namanya :)

Sempat terpikir oleh saya bagaimana kehidupan tukang bajaj ini mengendarai kendaraan kesayangannya ini mencari penumpang dengan suara bising mesin bajaj yang menjadi pendengarannya sehari-hari. Anda tahu tingkat kebisingan suara mesin bajaj ? Bagi Anda yang awam, suara yang dihasilkan mesin bajaj berkisar rata-rata 91 db (desibel)dengan tingkat getaran 4,2 meter perdetik kuadrat. Sedangkan standar kesehatan menurut WHO dan Occupational Safety and Health Administration (OSHA) yaitu tidak lebih dari 85 db selama 8 jam sehari dan getaran tidak lebih dari 4 meter perdetik kuadrat. Maka dari hasil penelitian menunjukkan sekitar 70 persen supir bajaj menunjukkan gangguan kesehatan seperti gangguan pendengaran dan gangguan keseimbangan. Yang masih sehat adalah sisanya

Nah, gangguan ini muncul lebih cepat tatkala supir bajaj sudah berumur 40 tahun. Faktor lain yang mempengaruhi adalah masa pengabdian sebagai supir bajaj yang sudah bertahun-tahun berprofesi sebagai supir bajaj, sehingga bisa dibayangkan bagaimana sang supir harus berkutat dengan suara bising dan getaran mesin bajaj selama bertahun-tahun yang menjadi bumerang bagi kesehatannya.

Tapi apa yang mau dikata. Menjadi supir bajaj adalah suatu keharusan tatkala minimnya lapangan pekerjaan yang layak bagi sang pencari nafkah di Indonesia.

Dengan menjadi supir bajaj yang mayoritas sudah berkeluarga, menjadi penyambung hidup bagi dirinya, anak-anaknya dan juga istrinya ditengah makin sempitnya lapangan kerja yang layak.

Maka tatkala saya melihat bajaj yang melintas dihadapan saya, maka seketika itu juga bayangan dibenak saya berkecamuk, didalam bajaj itu ada satu orang yang sedang mengorbankan pendengarannya demi sesuap nasi.

Sungguh menjadi ironi.

Kecerdasan Finansial Untuk Pengusaha Pemula



Entrepreneurship menjadi "wabah penyakit" yang tak bisa dibendung hingga menjangkiti generasi muda.

Nah, Punya semangat buka usaha baru? Keep it! Tapi jangan lupa, kecerdasan finansial bagi para pebisnis adalah MUTLAK dimiliki.

Kenapa mutlak dimiliki? Kebanyakan pebisnis pemula memiliki mind set bahwa kecerdasan finansial dapat dipelajari sejalan dengan berjalannya bisnis miliknya. Tapi fakta berbicara lain, kebanyakan bisnis pemula mengalami kebangkrutan lantaran dari awal tidak dipersiapkan mind set kecerdasan finansial sejak bisnis akan dijalankan.

Menyadur dari artikel salah satu forum terkemuka di Indonesia, apa sajakah hal-hal yang harus Anda pahami tentang bisnis Anda? :

1. Apa itu UANG
Apa sifatnya, apa hubungannya dengan inflasi, bagaimana perlakuan Anda terhadap uang dalam kaitan dengan bisnis Anda.

2. Anda harus belajar tentang bagaimana MENGEMBANGKAN BISNIS. Cari mentor bisnis yang berkompeten, jangan jalan sendirian. Sama halnya dengan bisnis Anda harus punya mentor, supaya Anda tidak tersesat sesat .Dasar kurikulum dalam mengembangkan bisnis mulai dari :

* Sales Acceleration yang fokus pada peningkatan sales,
* Profit Acceleration yang fokus pada menentukan profit perusahaan, efisiensi, alokasi profit dan system keuangan yang bankable,
* System Development fokus pada pengembangan system perusahaan
* Poeple Management bagaimana mengelola orang atau bahasa kerennya tim manegement


3. Anda perlu mempelajari WARALABA
Pelajari system waralaba baik sebagai franchisee ataupun franhisor. Pelajari bagaimana mencari waralaba yang baik atau pelajari bagaimana cara mewaralabakan bisnis Anda. Lagi cari mentor bisnis Anda yang paling pas untuk Anda

4. Anda perlu mulai belajar tentang EMAS
Bagaimana sih sifat emas? Bagaimna emas itu sebenarnya? Mengapa sebagai entrepreneur Anda harus alokasikan sebagian harta dalam bentuk emas.
Apa pentingnya Anda memiliki emas? Apa hubungannya dengan bisnis Anda?

5. Anda perlu mulai belajar tentang PROPERTY
Tidakada orang kaya yang tidak punya property. Ini fakta mendasar di seluruh dunia. Kalau Anda tidak pelajari ilmu property, maka Anda akan kehilangan satu mesin uang yang mungkin lebih besar dari uang yang diperoleh dari bisnis Anda sendiri. Ya,property sangat strategis untuk Anda. It is too sexy to be ignored

6. Anda perlu mulai belajar INVESTASI KEUANGAN
Produk reksadana, obligasi, saham perlu agan pelajari dengan seksama, mana produk yang cocok dengan agan. Karena semua produk ini sudah standard jadi agan tinggal datang saja ke bank terdekat untuk cari tahu hal2 tersebut.

Nah inilah ulasan awal minggu di bulan Februari 2012. Silahkan kita diskusi yang positif demi kemajuan bisnis Anda semua.