Monday 29 March 2010

My Name Is Khan, Im not Terrorist..



Sebuah film buah karya Karan Johar yang menceritakan perjalanan panjang seorang Rizvan Khan, seorang anak yang hidup dengan Asperger Syndrome. Perjalanan yang panjang yang membuatnya bertemu dengan sosok Mandira, seorang janda cantik beragama Hindu yang kelak menjadi teman hidupnya. Film yang penuh dengan pesan moral menjunjung tinggi Islam sebagai Agama yang cinta damai bukan agama yang hanya digunakan sebagai symbol belaka.

Rizvan Khan hidup sebagai seorang Muslim di perkampungan kumuh di daerah India. Sejak kecil, Khan tinggal bersama Ibunya yang memberikan penuh cinta dan kasih sayang melebihi rasa sayang dan cinta dengan adiknya, Zakir. Rasa sayang yang berlebihan ini bukan tanpa alasan karena Khan diberi kekurangan yaitu Syndrome Asperger, salah satu jenis autism dimana pasien mengalami gangguan interaksi sosial namun tidak disertai dengan gangguan kognitif, sehingga pada pasien Asperger Syndrome kecenderungan intelegensinya tinggi. Itulah yang dialami oleh seorang Rizvan Khan.

Khan diberi kelebihan yang tidak dimiliki oleh anak sebayanya. Intelegensi yang tinggi membuat seorang Zakir, sang adik cemburu dengan sosok Kakak yang mendapatkan kasih sayang lebih dari sang Ibu. Dengan kemampuan yang dimilikinya Khan bisa mandiri bahkan ketika ditinggal Ibu meninggal, Khan bisa pergi ke Amerika menyusul sang Adik yang sudah hijra lebih dahulu.

Di Amerika, Khan bertemu dengan janda cantik yang memiliki seorang anak laki. Janda tersebut dia kenal ketika menawarkan kosmetik kecantikan di salon Madira. Yang kemudian hari menjadi istrinya yang sah. Madira seorang Hindu yang taat, tinggal di Amrerika bersama Anaknya yang bernama Sameer.

Hari demi hari mereka lalui bersama penuh dengan cinta dan kasih sayang sampai datang suatu tragedy berdarah runtuhnya gedung kembar WTC dimana kaum minoritas Muslim menjadi sasaran empuk penduduk Amerika karena terlibat secara tidak langsung dalam pengeboman itu hanya karena seorang Muslim. Khan berusaha menepis segala tuduhan demi tuduhan yang dialamatkan pada Islam umumnya dan pada Khan sendiri pada khususnya bahwa muslim bukan teroris. Puncak dari bahtera rumah tangga Khan sampai pada titik nadir kematian Sameer karena isu agama yang menjadi dasar kematian dari Sameer. Ketika muncul isu tersebut, keluarga Khan sudha dikucilkan dalam pergaulan sehari-hari. Kematian Sameer benar-benar memukul Madira. Dia tidak menyangkan, Anak yang begitu dia cintai akan begitu cepat meninggalkannya.
Kekesalan Madira mencapai puncaknya, ketika dia tidak bisa menahan amarah yang membuncah. Dia ingin Khan pergi meninggalkan Madira karena MAdira berfikir bahwa Khan adalah penyebab meninggalnya Sameer. Madira berkata pada Khan bahwa, katakana pada Presiden Amerika bahwa Khan bukan seorang teroris. Obsesi itu yang menjadikan seorang Khan berjuang untuk dapat menemui Presiden Amerika walaupun dia harus meninggalkan sosok wanita yang paling dia cintai.

Perjuangan yang tidak sia-sia, karena pada akhirnya Khan dapat bertemu Presiden Amerika. Perjuangan heroiknya untuk dapat sang presiden tidak dalam sekejap dia lakukan. Dia harus masuk penjara karena dituduh teroris. Dia bahkan rela mengorbankan jiwa raganya hanya untuk membantu korban badai yang menerjang Wilhelmina, Georgia. Pertemuan Khan dengan Presiden Amerika merupakan klimaks dari perjalanan film ini hingga akhinya Khan dapat berkata “My Name is Khan, I’m not Terrorist”

Ibroh yang dapat dipetik.
Khan adalah sosok Muslim yang ingin menunjukkan eksistensi seorang muslim sejati ditengah arus modernitas yang terus mnggerus idealism sebagai seorang muslim. Khan tidak pernah sedikitpun gentar menanggalkan identitas sebagai seorang Muslim walaupun pada saat itu, eksistensi muslim dipertaruhkan di negeri Amerika.

Khan selalu melekatkan Islam sebagai tempat dia berasal dan kembali pula sebagai orang Islam. Terbukti dimanapun dia berada berusaha untuk membumikan Islam karena memang terbukti Islam sebagai rahmatan lil alamin mampu memberikan solusi termasuk bagi kedamaian umat manusia. Khan selalu mengucapkan Salam tanpa sedikitpun merasa kelu ataupun sungkan. Ketika anak-anak muda lebihb terlena mengucapkan kata tanpa makna dan lidah terasa kaku ketika harus berucap salam, Khan justru sebaliknya. Tanpa sedikit ragu, diamanapun dan kapanpun ucapan salam selalu terbawa.

Ketika semua orang memanjatkan doa untuk almarhum korban WTC, Khan sendiri mengucapkan doa yang cukup lantang walaupun harus ditinggal pergi oleh orang sekitar karena diskriminasi agama. Apakah Khan pernah minder menggunakan gamis serba putih yang sangat identik dengan sosok muslim?
Jawabannya Tidak. Karena gamis itu selalu melekat pada tubuhnya walaupun dalam resepsi besar. Apakah kita bisa meniru sosok Khan yang dengan eksistensialisme yang dia miliki tidak sedikitpun menggoyahkan keimanannya disaat semua orang berusaha untuk membuka jilbab dan mencukur jenggot karea di anggap symbol yang primitive.
Man Jadda Wa Jadda yang artinya siapa yang bersungguh-sungguh dia akan berhasil. Falsafah itu yang digunakan oleh Khan untuk membuktikan bahwa segala ikhtiar sungguh disertai dengan doa yang khusyuk akan diijabahi oleh Allah SWT. Tidak sia-sia memang ang dilakukan oleh Khan, perjuangannya untuk menemui Presiden Amerika menjadi kenyataan. Sudah jelas Allah berfirmanHai orang-orang beriman, jika kamu menolong agama Allah niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu (QS 47 : 7)

Secara eksplisit jelas substansi film ini mempunyai muatan yang sangat besar dampaknya bagi umat Islam. Bahwa Khan ini menujukkan bahwa Islam adalah agama yang cinta damai, bukan agama yang berlumuran darah diatas konsep jihad. Atas nama jihad kemudian menghalakan darah umat yang tidak bersalah yang dampaknya juga dirasakan oleh umat Islam itu sendiri, kaum minoritas muslim menjadi sampah yang dengan semudahnya dipermainkan oleh sistem yang merusak tatanan moral dalam beragama. Efek yang timbul kemudian adalah generalisasi pemahaman karena asimetri informasi yang tidak sinkron. Semua muslim teroris, semua muslim pembunuh.

Konsep generalisasi ini yang ingin di luruskan oleh Khan dalam film ini sehingga asimteri informasi tersbut dapat diluruskan. Pihak Amerika yang selalu berfikir skeptic tentang Islam berusaha dibuktikan oleh Khan dengan jalan bertemu langsung dengan Presiden Amerika bahwa Khan seorang muslim, bukan teroris yang selama Ini lebih diidentikkan dengan Islam.

Paling tidak, kita sebagai seorang muslim yang tinggal di negara muslim terbanyak di dunia bisa tergugah nurani dan moral keislaman untuk dapat membuktikan jati diri dan eksistensi tanpa harus membuka baju legalisasi islam sebagai symbol-simbol yang melekat sejak lahir. Islam dilahirkan sebagai agama penyempurna atas agama-agama yang lain. Dewasa ini modernitas dan globalisasi dijadikan sebagai dalil untuk melegalkan hedonism, eudomonisme sehingga melunturkan aspek altruism terhadap Islam. Eksistensi sebagai seorang muslim tidak dapat dibeli dan tidak dapat digadaikan. Harus diperjuangkan sampai titi darah penghabisan. Islam bukan hanya pada KTP belaka tetapi harus mampu membuktikan diri dihadapan kawana maupun lawan dan berkata lantang, My Name is Khan, I’m not Terrorist.

Tuesday 23 March 2010

MENGAJARI IBU MENYUSUI DENGAN BAIK

Tunjukkan kepada ibu cara memegang bayinya atau posisi bayi yang benar.
- Sanggalah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja.
- Kepala dan tubuh bayi lurus.
- Hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu.
- Dekatkan badan bayi ke badan ibu.

· Tunjukkan kepada ibu cara melekatkan bayi. Ibu hendaknya :
- Menyentuhkan puting susu ke bibir bayi.
- Menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
- Segera mendekatkan bayi ke arah payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu.

· Cara melekatkan yang benar ditandai dengan :
- Dagu menempel pada payudara ibu.
- Mulut bayi terbuka lebar.
- Bibir bawah bayi membuka keluar.
- Areola tampak lebih banyak di bagian atas daripada bagian bawah.

· Bayi mengisap dengan efektif jika bayi mengisap secara dalam, teratur yang diselingi istirahat. Pada saat bayi mengisap ASI, hanya terdengar suara bayi menelan.
· Amati apakah perlekatan dan posisi bayi sudah benar dan bayi sudah mengisap dengan efektif. Jika belum, cobalah sekali lagi.

Sumber : MTBS 2008

MENGAJARI CARA PEMBERIAN OBAT LOKAL DI RUMAH

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh ibu-ibu di rumah untuk mengobati beberapa penyakit pada anak. Ada beberapa penyakit yang sering dijumpai di rumah yang mengharuskan anak dibawa ke rumah sakit atau praktek dokter yang sebenarnya dapat dilakukan pengobatan awal di rumah. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan pada penyakit tersebut :


CARA MENGOBATI INFEKSI BAKTERI LOKAL
Ada 2 jenis INFEKSI BAKTERI LOKAL pada bayi muda yang dapat diobati
ibu di rumah :
· Infeksi kulit atau pusar.
· Infeksi mata
Langkah-langkah yang perlu dilakukan ketika mengajari ibu :
· Jelaskan cara memberi pengobatan tersebut.
· Amati cara ibu mempraktekkan di depan saudara.
· Cek pemahaman ibu sebelum pulang.

CARA MENGOBATI LUKA ATAU “THRUSH” DI MULUT
· Cuci tangan sebelum mengobati bayi.
· Bersihkan mulut bayi dengan ujung jari yang terbungkus kain bersih dan telah dicelupkan ke larutan air matang hangat bergaram. (1 gelas air hangat ditambah seujung sendok teh garam)
· Olesi mulut dengan Gentian Violet 0,25% atau teteskan 1 ml Suspensi Nistatin.
· Cuci tangan kembali.
· Obati luka atau bercak di mulut 3 kali sehari selama 7 hari.
Cara menyiapkan Gentian Violet 0,25% :
1 bagian Gentian Violet 1% ditambah 3 bagian aquades
(misal : 10 ml Gentian Violet 1% ditambah 30 ml aquades)

CARA MENGOBATI INFEKSI KULIT ATAU PUSAR
· Cuci tangan sebelum mengobati bayi.
· Bersihkan nanah dan krusta dengan air matang dan sabun secara hati-hati.
· Keringkan daerah sekitar luka dengan kain bersih dan kering.
· Olesi dengan Gentian Violet 0,5% atau Povidon Yodium.
· Cuci tangan kembali.
Cara menyiapkan Gentian Violet 0,5% :
1 bagian Gentian Violet 1% ditambah 1 bagian aquades
(misal : 10 ml Gentian Violet 1% ditambah 10 ml aquades)

CARA MENGOBATI INFEKSI MATA.
· Cuci tangan ibu sebelum mengobati bayi.
· Bersihkan kedua mata bayi 3 kali sehari menggunakan kapas / kain bersih dengan air hangat
· Beri salep / tetes mata Tetrasiklin 1% atau Kloramfenikol 0,25% pada kedua mata.
· Oleskan salep atau teteskan obat mata pada bagian dalam kelopak mata bawah.
· Cuci tangan kembali.
· Obati sampai kemerahan hilang

Sumber : MTBS 2008

Monday 22 March 2010

Neoliberalisme dan Islam

Belakangan ini kata neolibelarisme kembali menjadi bahan pembicaraan publik terutama sejak SBY menetapkan Boediono sebagai pasangannya dalam pemilihan presiden untuk periode 2009-2014 yang akan datang karena Boediono dianggap selama ini sebagai penganut faham neoliberal. Tak urung faham tersebut menjadi alat untuk melemahkan posisi lawan politik dan mendikotomikannya dengan faham kerakyatan yang usung oleh ketiga pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden.

Publik mempersoalkannya seolah-olah neoliberalisme itu barang haram dan kerakyatan itu barang halal sehingga yang pertama harus dijauhi sepenuhnya dan yang terakhir harus diikuti sepenuhnya tanpa lebih dahulu mengetahui dan memahami apa dan bagaimana isi keduanya. Tulisan ini terutama mengulas faham neoliberal yang menjadi bahan perdebatan publik diberbagai media cetak dan elektronik seperti milis dan bagaimana Islam mensikapinya.

Konsensus Washington

Washington Consensus pada awalnya diperkenalkan oleh John Williamson yang menggagas sepuluh butir kebijakan ekonomi sebagai resep standar yang disepakati oleh Bank Dunia, Dana Moneter Internasional dan Departemen Keuangan Amerika, yang ketiganya bermarkas di Washington, untuk negara-negara berkembang di Amerika Latin yang mengalami krisis ekonomi pada waktu itu. Kesepuluh butir kebijakan ekonomi tersebut yaitu*): 1). Defisit anggaran untuk menjaga stabilitas harga dan ekonomi makro sebagai prasyarat pertumbuhan ekonomi. 2). Realokasi pembelanjaan pemerintah dari sektor-sektor yang kurang ekonomis ke sektor-sektor yang memiliki potensi meningkatan distribusi pendapatan seperti kesehatan, pendidikan dan infrastruktur. 3). Reformasi perpajakan untuk memperluas obyek pajak. 4). Liberalisasi sektor keuangan dengan suku bunga yang ditentukan oleh pasar. 5). Penyatuan nilai tukar mata uang pada tingkat yang kompetitif untuk mempercepat pertumbuhan ekspor. 6). Pembatasan perdagangan secara kuantitatif diganti dengan penetapan tarif. 7). Menghapus berbagai hambatan bagi masuknya penanaman modal langsung. 8). Privatisasi perusahaan-perusahaan milik negara. 9). Penghapusan berbagai peraturan yang membatasi masuknya pemain baru atau tingkat persaingan. 10). Sistem hukum harus menjamin hak-hak kepemilikan dan berlaku bagi sektor informal.

Dari kesepuluh butir kebijakan ekonomi tersebut, yang paling mendekati faham neoliberal menurut penggagasnya, John Williamson, adalah butir tentang privatisasi perusahaan-perusahaan milik negara, dengan tujuan terutama untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas perusahaan tersebut. Menurutnya, penolakan terhadap privatisasi tersebut lebih disebabkan oleh prosesnya yang korup dan hak monopoli yg masih dinikmati oleh perusahaan hasil privatisasi sementara regulasi yang ada tidak memadai untuk melakukan kontrol terhadap keduanya.

Neoliberalisme adalah faham ekonomi yang muncul dipenghujung abad ke 20 dan pada dasarnya merupakan kelanjutan dari faham liberal tetapi dengan pengaruh teori ekonomi neoklasik. Faham liberal yang mendominasi negara-negara didunia sejak akhir perang dunia II sampai dengan tahun 1970an, berpendapat perlunya suatu perencanaan ekonomi yang dapat menghindari terulangnya kembali depresi besar pada tahun 1930an, yaitu dengan mengatur perdagangan bebas berdasarkan nilai tukar tetap yang ditentukan oleh pemerintah dan mata uang dollar AS sebagai patokannya yang dapat ditukar dengan emas pada harga tetap. Faham ini beranggapan bahwa kesejahteraan ekonomi akan dicapai dengan menerapkan sistem pasar bebas tetapi dengan campur tangan pemerintah dan memberikan ruang gerak sangat besar bagi para memilik modal sebagai penggerak utama ekonomi. Faham liberal ternyata menghasilkan akumulasi kapital dari pemilik modal, meningkatkan pengangguran dan inflasi yang berkepanjangan dan akhirnya kolap. Faham ini kemudian diperbaiki dan diganti dengan neoliberalisme.

Ditengah tengah hiruk pikuknya perdebatan tentang faham neoliberal dan kerakyatan dalam rangka Pilpres 2009-2014, seorang tokoh ekonomi islam yang sehari-hari biasa dipanggil “Bang Adi”, tiba-tiba muncul dengan tulisannya yang selalu menyegarkan dan menggelitik yaitu tentang Ekonomi Pancasila yang dikaitkan dengan maqasid syariahnya Imam al Syathibi. Tak urung tulisannya tersebut juga menuai berbagai tanggapan positif, negatif atau sinis, setidak-tidaknya dari milis ekonomi-syariah yang rutin saya ikuti. Sayapun tertarik untuk menanggapinya dengan tulisan ini dan sekaligus melanjutkan tulisan saya pada edisi sebelumnya tentang Neoliberalisme dan Islam.

Satu hal yang sering saya katakan dalam berbagai kesempatan adalah bahwa kita sering terjebak dalam pembicaraan yang hanya menyentuh kulit dan sedikit atau tidak utuh menyentuh isi sehingga yang terjadi adalah debat kusir dan membuat persoalan semakin tidak jelas serta membingungkan. Hal inipun terjadi dengan perbincangan tentang faham neoliberal dan kerakyatan karena keduanya saling dipertentangkan, padahal diantara keduanya memiliki berbagai nilai yang sebenarnya dapat saling melengkapi untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan rakyat. Dengan demikian, pendekatan yang kita gunakan bukanlah mempertentangkan tetapi mencari titik temu kedua faham tersebut sebagaimana yang sekarang sedang dijual oleh SBY dengan istilah “ekonomi pertengahan” untuk memenangkan kampanye Pilpres saat ini. Perlu diingat bahwa islam adalah agama pertengahan dan ekonomi islam adalah ekonomi keseimbangan, yang notabene artinya adalah pertengahan pula.


Neoliberalisme

Faham neoliberal bermula dari faham liberal yang dipromosikan oleh Adam Smith dalam bukunya “The Wealth of Nations” pada tahun 1776. Beliau berpendapat bahwa kebebasan dalam produksi dan perdagangan tanpa campur tangan pemerintah merupakan cara terbaik untuk membangun ekonomi suatu Negara. Kebebasan tersebut pada akhirnya menimbulkan dampak pada kebebasan berusaha dan bersaing bagi pemilik modal untuk mendapatkan keuntungan finansial sebesar-besarnya. Pada awalnya ekonomi liberal berjalan baik di Amerika antara tahun 1800 an dan awal 1900 an, sampai timbulnya depresi besar (Great Depression) pada tahun 1930 an yang mengakibatkan terjadinya pengangguran secara masif. Adalah John Maynard Keynes yang kemudian mengkritik faham liberal sebagai kebijakan terbaik untuk kapitalis. Keynes mengatakan bahwa untuk menjamin pertumbuhan ekonomi diperlukan lapangan kerja secara penuh (full employment) dan untuk itu diperlukan campur tangan pemerintah dan bank sentral untuk menstabilkan dan mengoreksi ekonomi pasar yang bebas dalam rangka menciptakan lapangan kerja tersebut. Pemikirannya tersebut diterima oleh Presiden Roosevelt dan mampu memperbaiki kehidupan rakyat Amerika pada waktu itu. Periode campur tangan pemerintah tersebut berlangsung antara 1950 an dan 1960 an dengan menghasilkan perbaikan pada kondisi ekonomi Amerika seperti tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan penyebaran pertumbuhan ekonomi relatif merata sementara tingkat inflasi dapat dikendalikan. Masa keemasan tersebut berakhir pada awal tahun 1970 an setelah terjadi penumpukan modal pada segolongan kapitalis, meningkatnya pengangguran dan berbagai permasalahan yang timbul pada anggaran belanja Negara. Dari sinilah kemudian muncul faham neoliberalisme.

Oleh Rizqullah
www.niriah.com

Sunday 21 March 2010

Carlos Slim , Orang terkaya di dunia 2010 versi Forbes



Majalah Forbes kembali merilis daftar orang-orang terkaya di dunia di tahun 2010. Taipan Meksiko Carlos Slim Helu berhasil mendepak Bill Gates sebagai orang terkaya di dunia dengan kekayaan mencapai US$ 53,5 miliar atau hampir mencapai 3/4 cadangan devisa Indonesia.

Berikut 10 besar orang terkaya di dunia dalam daftar yang dirilis Forbes dan dikutip detikFinance, Kamis (11/3/2010):

1. Carlos Slim Helu (US$ 53,5 Miliar)
2. Bill Gates (US$ 53 Miliar)
3. Warren Buffet (US$ 47 Miliar)
4. Mukesh Ambani (US$ 29 Miliar)
5. Lakshmi Mittal (US$ 28,7 Miliar)
6. Lawrence Ellison (US$ 28 Miliar)
7. Bernard Arnault (US$ 27,5 Miliar)
8. Eike Batista (US$ 27 Miliar)
9. Amancio Orgega (US$ 25 Miliar)
10. Karl Albrecht (US$ 23,5 Miliar)


Dalam daftar orang terkaya di dunia tersebut, terdapat pula perwakilan Indonesia. Namun wakil Indonesia pada tahun 2010 ini menyusut dibandingkan tahun 2009.

Satu nama yakni Sukanto Tanoto keluar dari daftar orang terkaya dunia di tahun 2010. Pada tahun 2009 lalu, Sukanto Tanoto menempati posisi 450 dengan kekayaan mencapai US$ 1,6 miliar.

Perwakilan Indonesia dalam jajaran orang-orang terkaya di dunia versi majalah Forbes adalah:


1. Michael Hartono, posisi 258 (70 tahun) US$ 3,5 Miliar
2. R Budi Hartono, posisi 258 (69 Tahun) US$ 3,5 Miliar
3. Martua Sitorus, posisi 316 (50 tahun) US$ 3 Miliar
4. Peter Sondakh, posisi 437 (58 tahun) US$ 2,2 Miliar.


Michael Hartono dan Budi Hartono merupakan bersaudara pendiri perusahaan rokok Djarum. Michael tercatat memiliki 49% saham di Djarum, sementara 51% dikuasai Budi.

Grup Djarum kini juga menguasai mayoritas saham di BCA, bank dengan nasabah terbesar di Indonesia. Keduanya juga menguasai Grand Indonesia, sebuah pertokoan mewah di jantung kota Jakarta.

Sedangkan Martua Sitorus merupakan pemilik perusahaan sawit Wilmar International. Martua membeli perkebunan sawit pertamanya pada tahun 1994. Setahun kemudian, ia mendirikan Wilmar International dengan keponakannya, Robert Kuok yang juga masuk dalam jajaran orang terkaya dunia.

Sumber : Detik finance

Merger antara Wilmar dengan kebun sekaligus agribisnis Kuok menghantarkan perusahaan tersebut sebagai salah satu yang terbesar di Asia. Sebagai Chief Operationg Officer, Martua masih memiliki 10% saham di perusahaan yang harga sahamnya telah melonjak hingga dua kali lipat dalam beberapa tahun terakhir.

Sementara Peter Sondakh yang merupakan pemilik konglomerasi Grup Rajawali berhasil mencetak kekayaan US$ 2,2 miliar. Ia berhasil meraup US$ 350 juta dari penjualan Bentoel kepada British American Tobacco pada Juni tahun lalu.

Ia juga menjual sahamnya di Excelcomindo Pratama (XL Axiata) pada tahun 2007 dengan hasl mencapai US$ 400 juta. Grup Rajawali saat ini tercatat masih menguasai saham di Semen Gresik.

Kelompok usaha ini pada Januari lalu memberikan US$ 20,5 juta ke Harvard untuk mendanai lembaga pendidikan baru di Asia dan program baru di Indonesia.

Diphyllobothrium latum during Colonoscopy


A 46-year-old woman presented with a history of 3 days of pruritus in the anal area and 1 day of excretion of tapelike materials. During the year before presentation, she had reported intermittent colicky abdominal pain and loose stool, which had been attributed to irritable bowel syndrome. Laboratory evaluation was unremarkable, with no evidence of anemia. Colonoscopy revealed a long, moving tapeworm, Diphyllobothrium latum, located in the terminal ileum and extending to the sigmoid colon. D. latum is a fish tapeworm that can infect humans after they consume infected undercooked or raw fish. The patient had a history of eating raw fish and recalled eating raw trout most recently 2 months before presentation. She was treated with a single dose of praziquantel. After administration, the abdominal pain resolved, but she continued to have intermittent loose stool.


Friday 19 March 2010

Skin Redundancy after Massive Weight Loss

A 30-year-old man presented at our plastic-surgery clinic to request body contouring after massive weight loss (Panels A and B; inset shows patient before weight loss). Two years earlier, the patient had undergone an open gastric bypass for morbid obesity, and he subsequently lost 418 lb (190 kg) (from 647 to 229 lb [294 to 104 kg]) and had a decrease in waist size from 84 to 48 in. Although the procedure cured his hypertension, he had recurrent rashes and skin breakdown of the residual abdominal pannus. In addition, he continued to have difficulty ambulating and could not urinate while standing or have sexual intercourse. These symptoms were cured by body-contouring surgery (Panels C and D), after which he weighed 204 lb (93 kg) and had a waist size of 38 in.

The rising prevalence of gastric-bypass procedures for morbid obesity has created a rapidly growing area of plastic surgery for body contouring after massive weight loss. After gastric-bypass surgery, patients commonly have rashes, skin breakdown, and psychological complications because of skin redundancy. Consequently, these patients often consult a plastic surgeon about undergoing abdominoplasty, mastopexy, brachioplasty, or thigh lifts to improve their functional problems as well as their appearance.






Forensik di Bhayangkara

Alhamdulillah, tahapan demi tahapan sudah hampir semuanya dilalui selama koass.. diawali dari Wonosari, jalan ke Pakem, naik ke Magelang, bermukim di Sragen, selanjutnya ke Semarang di Bhayangkara.. cuma dua minggu memang setelah itu back to Wonosari.. Baru awal di Bhayangkara udah dapat otopsi jenazah.. baru tau langsung waktu menghadapi pasien.. ternyata otopsi memang harus tegel..

Ketemu banyak dokpol, jadi inget cita-cita waktu pertama kuliah mau ambil dokpol juga, tapi kayaknya fisik ga sanggup... semakin lama perut semakin melar jadi ga lari apa lagi pish up.. hufff capek deeech...

Kesan pertama di Semarang, Panas.. Poooll.. Ga betah janjane di Semarang, pingin cepat pulang ke Jogja.. Kangen suasana jogja, kangen masakan mbah, kangen sama keluarga besar di jogja..

Di Semarang cuma dirumah doang, ga kemana-mana.. lha mau kemana orang ga tau jalan lagian juga ga seneng jalan.. paling menghhabiskan waktu sama keluarga di Semarang kalau bosan ya main ke Gramedia sampe Sore.. Baca buku yang belum sempat di baca.. ketinggalan info nich.. di Gramedia udah banyak buku baru yang kalau di itung-itung hampir 20 buku baeru selama 2 bulan ga ke gramedia.. Harganya masih fresh semua pula, tanya-tanya di Toga mas ternyata belum ada.. siapa tau harganya lebih miring ternyata malah blas ga ada.. yaudah, sabar aja, sampe jogja baru beli..



Wednesday 17 March 2010

Wakaf Uang

Seusai Pencanangan Gerakan Nasional Wakaf Uang oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 8 Januari 2010 di Istana Negara, animo masyarakat untuk menjadi nazhir (penghimpun dan pengelola) wakaf uang semakin meningkat. Banyak sekali yayasan atau lembaga sosial yang mengajukan kepada Badan Wakaf Indonesia (BWI) untuk menjadi nazhir wakaf uang. Sayangnya, sebagian besar lembaga-lembaga tersebut belum memahami wakaf uang secara benar. Karena itu, memahami wakaf uang secara benar menjadi sebuah keharusan bagi lembaga yang ingin menjadi nazhir wakaf uang agar implementasi wakaf uang akan berjalan sesuai peraturan yang berlaku.

Sebenarnya, praktik wakaf uang di Indonesia sudah berlangsung sejak tahun 2002, yaitu setelah keluarnya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang Wakaf Uang. Dalam fatwa tersebut, MUI memutuskan bahwa hukum wakaf uang hukum adalah jawaz (boleh). Sejak itulah terdapat beberapa lembaga yang mulai mengimplementasikan fatwa tersebut dengan melakukan penghimpunan wakaf uang, karena secara syariat, lembaga-lembaga tersebut telah mendapatkan legitimasi dari fatwa MUI.

Wakaf uang
Wakaf uang (cash waqf/waqf al-nuqud) adalah wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok orang, lembaga, atau badan hukum dalam bentuk uang. Dengan kata lain, wakaf uang merupakan perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya yang berupa uang untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu, sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariat.

Dalam sejarah, wakaf uang telah dipraktikkan sejak awal abad kedua Hijriah. Hal tersebut dilakukan berdasarkan pendapat beberapa ulama, di antaranya adalah pendapat Imam al-Zuhri (wafat 124 H) yang telah memfatwakan bahwa mewakafkan dinar hukumnya boleh, dengan cara menjadikan dinar tersebut sebagai modal usaha kemudian keuntungannya disalurkan pada mauquf 'alaih (Abu Su'ud: 1997).

Selain al-Zuhri, generasi awal ulama mazhab Hanafi juga telah membolehkan wakaf uang dinar dan dirham sebagai pengecualian atas dasar Istihsan bi al-'Urfi, berdasarkan atsar Abdullah bin Mas'ud ra: Apa yang dipandang baik oleh kaum Muslimin maka dalam pandangan Allah adalah baik, dan apa yang dipandang buruk oleh kaum Muslimin maka dalam pandangan Allah pun buruk. Dan, sebagian ulama mazhab al-Syafi'i juga ada yang memfatwakan tentang kebolehan wakaf dinar dan dirham/uang (al-Mawardi: 1994).

Berdasarkan pendapat ulama-ulama di atas pula, MUI pada tahun 2002 mengeluarkan fatwa tentang Wakaf Uang yang isinya; 1) Wakaf uang (cash wakaf/wagf al-nuqud) adalah wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok orang, lembaga, atau badan hukum dalam bentuk uang tunai; 2) Termasuk ke dalam pengertian uang adalah surat-surat berharga; 3) Wakaf uang hukumnya jawaz (boleh); 4) Wakaf uang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk hal-hal yang dibolehkan secara syariat; 5) Nilai pokok wakaf uang harus dijamin kelestariannya, tidak boleh dijual, dihibahkan, dan atau diwariskan.

Pada dasarnya, yang dimaksud wakaf uang adalah dalam keadaan apa pun uang wakaf tidak boleh berubah, baik itu berubah menjadi bangunan ataupun tanah. Namun, dana wakaf uang tersebut dapat diinvestasikan dalam bentuk usaha. Artinya, nazhir tidak boleh memanfaatkan uang wakaf tersebut secara langsung, akan tetapi yang dimanfaatkan adalah hasil dari pengelolaan wakaf uang.

Adapun praktik wakaf uang yang benar itu dilakukan melalui Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKSPWU). UU No 41/2004 tentang Wakaf Pasal 28 menyebutkan bahwa wakif dapat mewakafkan benda bergerak berupa uang melalui lembaga keuangan syariah yang ditunjuk oleh menteri (agama). Setelah wakif menyerahkan wakaf uangnya kemudian LKS akan menerbitkan dan menyampaikan sertifikat wakaf uang kepada wakif dan nazhir sebagai bukti penyerahan harta benda wakaf (Pasal 29 ayat (3)).

Mengenai LKS yang ditunjuk oleh Menteri Agama, pada September 2008, menteri agama RI, melalui Keputusan Menteri (Kepmen) Agama RI No 92-96 Tahun 2008, telah menunjuk 5 (lima) Lembaga Keuangan Syariah (LKS) sebagai LKS Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU). Kelima LKS tersebut, yaitu BNI Syariah, Bank Muamalat Indonesia, Bank DKI Syariah, Bank Mandiri Syariah, dan Bank Mega Syariah. Dengan ditunjuknya lima LKS-PWU itu, masyarakat sudah dapat melaksanakan praktik wakaf uang sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Sedangkan mengenai pengelolaan wakaf uang, dalam Pasal 48 PP No 42/2006 tentang pelaksanaan UU No 41/2004 tentang Wakaf telah menjelaskan sebagai berikut: 1) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf harus berpedoman pada peraturan BWI; 2) Pengelolaan dan pengembangan atas harta benda wakaf uang hanya dapat dilakukan melalui investasi pada produk-produk LKS dan/atau instrumen keuangan syariah; 3) Dalam hal LKS-PWU menerima wakaf uang untuk jangka waktu tertentu, nazhir hanya dapat melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf uang pada LKS-PWU dimaksud; 4) Pengelolaan dan pengembangan atas harta benda wakaf uang yang dilakukan pada bank syariah harus mengikuti program lembaga penjamin simpanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan 5) Pengelolaan dan pengembangan atas harta benda wakaf uang yang dilakukan dalam bentuk investasi di luar bank syariah harus diasuransikan pada asuransi syariah.

Sebenarnya, apa yang telah dilakukan oleh para nazhir dalam menghimpun wakaf uang yang kemudian digunakan untuk mendirikan bangunan atau tanah sebagai wakaf tidak salah, jika mereka tidak menggunakan istilah wakaf uang, akan tetapi yang lebih tepat menggunakan istilah wakaf bangunan atau tanah secara kolektif dengan cara penghimpunan uang. Dengan menggunakan istilah wakaf kolektif tersebut, nazhir tidak dituntut untuk menjaga pokok uang wakaf.

Sarmidi Husna (Staf Ahli Badan Wakaf Indonesia)
Republika Online

Tuesday 16 March 2010

Selamat Tinggal Sragen, Terima KasiH Sragen

Tidak teraa sudah 8 bulan perjalan panjang dilalui selama koass di RSUD Sragen. Selama 8 bulan ini banyak kisah sedih dan bahagia yang mewarnai perjalanan ini. Perjalanan yang tidak mudah karena harus melewati berbagai konflik dan dinamika kelompok. Perjalanan ini penuh liku sehingga akhirnya sampai juga pada dermaga berikutnya.

Awal stase di Sragen di mulai di Stase Interna. Waktu itu ketemu dr. Waskito Sp.PD, beliau kepala SMF Interna di RSUD Sragen. Setelah itu bertemu dr.Lulus Sp.PD dan dr.Agus Supriyanta Sp.PD, beliau staf SMF Interna di RSUD Sragen. Banyak sekali ilmu dan pengalaman berharga yang didapat ketika berinteraksi dengan beliau, belum lagi bertemu dengan tim perawat Interna. Banyak canda dan tawa yang terburai dari senyum dan bibir mba-mba perawat. Bahkan sampai jalan-jalan bersama ke Sarangan. Seru pokoknya… Hanya dua bulan kami di Interna banyak kesan yang didapat. Terima kasih buat dr. Was, dr.Lulus, dr.Agus, Bu Ambar karu Melati, bu Dar (alias eyang uti) makasih banyak atas trancam sama lotisnya, pokoknya Mak Nyuuuuuuuuusss…, Mba Yayuk (ga ada lg yg bisa ngerjain PR mba yayuk hehehe), buat mba marsih, mba yeti, mba dewi (met niha ya mba..), mba vera (met nikah juga ya mba), mas arif, mas totok, Bu SYT (wah, kalau pagi belum denger suara bu SYT belum marem pokonya).. hehehe.. Buat Mr. Moel, tambah mesum pak??? HAhahah.. Makasih semuanya..

Stase Bedah dimulai, deg-degan karena sebenarnya kita udah tahu apa yang akan terjadi. Ketemu dr.Tri Sp.B, dr. Iman Sp.B, dr. Budi Sp.B, dr. Rudi Sp.B, dan dr.Agus Sp.OT.. Makasih ya dok atas bimbingannya. Seperti biasa di stase bedah setiap pagi laporan pagi mendetail di rumah kediaman dr. tri, suasana sawah yang sejuk dan indah dilihat mata menambah asyik perjalanan kami berempat. Belum lagi dr. tri yang minta diantar ke mana aja, Solo trus PKU Masaran, halal bihalal dan seterusnya. Kalau laporan pagi mesti deg-degan hehehe… Buat personel zal mawar makasih banyak atas bantuannya selama ini. Bu Mun sbg kaur Mawar, bu ratih, mas rudi, semuanya yang ga bisa disebut satu persatu. Akhirnya ujian bedah dapat dilewati juga.. Alhamdulillah…

Stase Obsgyn dilalui ketika pertama kali bertemu dr. Rusbandi SpOG, ditentir banyak hal dan kemudian kita disuruh ketemu dr.Ismail SpOG, dr. Rahman SpOg dan dr.Dian Ika SpOG.. Makasih ya dok atas bimbingannya selama dua bulan ini. Buat personel cempaka, mba bidan yang OK..OK semua.. Salut pokoknya buat mba Bidan. Bu Endang, Bu Mawar, Bu maring, Bu Harti (makasih ya bu selalu dibawakan makanan), semuanya saya ucapkan terima kasih..
Stase akhir di Sragen yang cukup berat yaitu Stase Anak. Terima kasih buat dr, Pursito Sp.A dan dr. Tunjung Sp.A atas segala bimbingannya yang tidak pernah mengenal lelah walaupun ditengah kesibukan yang cukup padat. Buat tim zal anggrek dan perinatologi. Makasih banyak atas segala support selama ini. Buat anggrek : bu nanik, bu dwi, mba penta, mba tuti, mba lin, mba yuli, mba suli, mba suji mba dwi kecil makasih ya udah mau memberikan banyak pelajaran berharga selama ini. Buat tim perinatologi : bu ning, bu sur, mba dar, mba hetti, mba semuanya yang ga bida disebutkan satu demi satu.. Without you im nothing..

Monday 15 March 2010

The Return of the Master

Robert Skidelsky, guru besar ekonomi di Universitas Warwick, baru menerbitkan bukunya yang berjudul the Return of the Master. Skidelsky mengingatkan kita yang sering kali merujuk pada pemikiran Keynes, yang kemudian berkembang menjadi aliran pemikiran yang sangat mendewakan pertumbuhan ekonomi. Neokapitalisme dan neoliberalisme merupakan contoh sintesis pergumulan pemikiran yang pro dan kontra terhadap pemikiran Keynes.

Keynes sangat terkenal dengan pemikiran pertumbuhan ekonominya yang menempatkan pemerintah sebagai salah satu pendorong penting bergeraknya perekonomian. Namun, tidak banyak yang menyoroti sisi lain pemikiran Keynes, yaitu moralitas ekonomi. Sisi moralitas ekonomi Keynes tenggelam dalam hiruk pikuk pemikiran pertumbuhan ekonomi karena merupakan reaksi atas keadaan depresi besar tahun 1930-an.

Ketika orang ramai memuji pemikiran Keynes tentang pertumbuhan ekonomi, Keynes malah bertanya, "Jika pertumbuhan ekonomi adalah alat untuk mencapai tujuan, sebenarnya apa tujuan yang ingin dicapai itu? Berapa besar pertumbuhan yang dipandang cukup untuk mencapai tujuan itu? Apakah berbagai kebutuhan lainnya kita abaikan dengan hanya berpikir tentang pertumbuhan ekonomi?"

Keynes mengingatkan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu tentang moral. Ia selalu bertanya, "Apa manfaat sebenarnya dari ilmu ekonomi? Bagaimana keterkaitan kegiatan ekonomi dengan hidup yang berkualitas (good life)? Berapa banyak kekayaan yang diperlukan untuk seseorang agar dapat hidup bijak, diterima masyarakat, dan berkualitas (wisely, agreeably, and well)?"

Skidelsky membagi pemikiran moral ekonomi Keynes menjadi empat. Pertama, hubungan antara kekayaan (wealth) dan kesejahteraan (goodness). Kedua, aspek psikologis pembentukan kekayaan. Ketiga, peran keadilan dalam ekonomi. Keempat, posisi agama dalam kehidupan ekonomi.

Nasib pemikiran moral ekonomi Keynes setali tiga uang dengan pemikiran moral ekonomi Adam Smith, bapak ilmu ekonomi yang terkenal dengan konsep invisible hands, yaitu pasar akan berjalan dengan sendirinya karena diatur oleh tangan-tangan yang tidak kelihatan. Aroma pasar bebas seakan identik dengan pemikiran Adam Smith yang saat ini versi revisinya kembali populer sebagai pemikiran neoliberalisme.

Jarang yang menyadari kentalnya nuansa moralitas pemikiran Adam Smith. Sejak usia muda, Adam Smith telah menekuni filsafat moral di bawah bimbingan Francis Hutcheson dan Henry Home. Ia kemudian ditunjuk menjadi ketua kajian filsafat moral yang mencakup ilmu teologi, etika, hukum, dan politik ekonomi.

Pada tahun 1759, ia menulis buku The Theory of Moral Sentiments yang seharusnya dilihat sebagai rangkaian pemikiran yang melandasi buku The Wealth of Nations yang ditulisnya pada tahun 1776. Sisi moralitas ekonomi Adam Smith tenggelam dalam hiruk pikuk pemikiran pasar bebas karena merupakan reaksi atas keadaan penguasaan dan pengaturan mutlak oleh raja.

The Return of the Master bukan berarti kembalinya Keynes atau Adam Smith. The Return of the Master berarti kita harus mengembalikan moral sebagai panglima dari seluruh kegiatan ekonomi. Bagi penganut setia neokapitalisme dan neoliberalisme, kita ingin mengingatkan pemikiran moral ekonomi dari para pionirnya.

Ekonomi tanpa moral akan kehilangan arah dalam mencapai tujuannya. Tujuan ekonomi adalah hidup yang berkualitas, bijak, dan diterima masyarakat. Apa yang diungkapkan Keynes seharusnya menjadi panglima dalam pembuatan kebijakan dan implementasinya.

Sesuatu, yang secara hukum prosedural dianggap benar, dapat saja dianggap tidak memenuhi rasa keadilan. Sesuatu, yang secara argumentasi ekonomi dianggap benar, dapat saja dianggap tidak memenuhi moral ekonomi. Hal ini karena rasa keadilan dan moral ekonomi dapat dirasakan oleh masyarakat luas yang tidak mengerti ekonomi sekalipun.

Moral ekonomi harus menjadi panglima, baru kemudian dicarikan argumentasi ekonomi dan hukum proseduralnya. Dengan demikian, argumentasi ekonomi dan hukum prosedural tidak akan kehilangan arah dalam mencapai tujuannya.

Ketika Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim AS menyembelih anaknya sendiri, secara hukum formal tentu salah. Namun, moral dari perintah itu adalah mematuhi perintah Allah yang memang harus selalu menjadi panglima. Bila kita menjadikan perintah Allah, moral, dan nilai agama menjadi panglima; kita akan mendapatkan kebaikan yang tidak pernah terduga sebelumnya.

Perbuatan Nabi Khidir AS secara hukum prosedural memang salah. Oleh karena itu, Nabi Musa AS mengkritiknya. Nabi Khidir AS yang melakukan berbagai perbuatan yang melanggar hukum prosedural itu tetap melakukannya karena merupakan perintah Allah SWT kepadanya. Karena kepatuhan Nabi Khidir AS itulah, Nabi Musa AS mendapat pelajaran hikmah yang mendatangkan kebaikan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

Ketika Rasulullah SAW menandatangani Perjanjian Hudaibiyah, secara argumentasi ekonomi tentu merugikan karena memperkecil kekuatan ekonomi kaum Muslim di Madinah. Bayangkan saja, bila kaum Muslim Makkah datang ke Madinah, mereka harus dikembalikan. Bila kaum Muslim Madinah datang ke Makkah, mereka harus menetap di Makkah. Oleh karena itu, sebagian sahabat mempertanyakan kebijakan itu. Rasulullah SAW melakukan itu sesuai perintah Allah SWT. Karena itulah, kaum Muslim mendapatkan kebaikan yang sama sekali tidak terbayangkan sebelumnya.

The Return of the Master haruslah diartikan sebagai kembalinya moral dan nilai agama menjadi panglima. Hanya dengan itulah, kita akan mendapatkan kebaikan yang tidak terduga sebelumnya.

Oleh: Adiwarman Karim
Republika Online

Tuesday 9 March 2010

Cara Islam Mengatasi Kemiskinan

Isu kemiskinan dan pengangguran kembali mencuat dan mendapat perhatian banyak pihak pasca pidato kontroversial Presiden SBY pada 16 Agustus 2006 lalu di depan DPR. Terlepas dari perdebatan yang terjadi tentang kesahihan data kemiskinan, momentum ini sebenarnya lebih penting digunakan untuk mendorong kembali wacana strategi pengentasan kemiskinan yang tepat untuk Indonesia.

Pemerintahan SBY-JK ketika dilantik pada 2004 mengusung strategi tiga jalur (triple track strategy) untuk pemulihan ekonomi yaitu pengentasan kemiskinan (pro-poor), percepatan pertumbuhan ekonomi (pro-growth), dan perluasan kesempatan kerja (pro-employment). Data kemiskinan terbaru yang dirilis BPS pekan lalu, memastikan bahwa strategi tiga jalur dari pemerintahan SBY-JK terbukti gagal. Per Maret 2006, angka kemiskinan adalah 17,75% atau meningkat dari 16,66% di tahun 2004. Dibutuhkan strategi baru untuk kemiskinan, yang lebih komprehensif, menyentuh akar permasalahan, dan tidak hanya retorika belaka.

Akar Kemiskinan

Islam memandang bahwa kemiskinan sepenuhnya adalah masalah struktural karena Allah telah menjamin rizki setiap makhluk yang telah, sedang, dan akan diciptakannya (QS 30:40; QS 11:6) dan pada saat yang sama Islam telah menutup peluang bagi kemiskinan kultural dengan memberi kewajiban mencari nafkah bagi setiap individu (QS 67:15). Setiap makhluk memiliki rizki-nya masing-masing (QS 29:60) dan mereka tidak akan kelaparan (QS 20: 118-119).

Dalam perspektif Islam, kemiskinan timbul karena berbagai sebab struktural. Pertama, kemiskinan timbul karena kejahatan manusia terhadap alam (QS 30:41) sehingga manusia itu sendiri yang kemudian merasakan dampak-nya (QS 42:30). Kedua, kemiskinan timbul karena ketidakpedulian dan kebakhilan kelompok kaya (QS 3: 180, QS 70:18) sehingga si miskin tidak mampu keluar dari lingkaran kemiskinan. Ketiga, kemiskinan timbul karena sebagian manusia bersikap dzalim, eksploitatif, dan menindas kepada sebagian manusia yang lain, seperti memakan harta orang lain dengan jalan yang batil (QS 9:34), memakan harta anak yatim (QS 4: 2, 6, 10), dan memakan harta riba (QS 2:275).

Keempat, kemiskinan timbul karena konsentrasi kekuatan politik, birokrasi, dan ekonomi di satu tangan. Hal ini tergambar dalam kisah Fir’aun, Haman, dan Qarun yang bersekutu dalam menindas rakyat Mesir di masa hidup Nabi Musa (QS 28:1-88). Kelima, kemiskinan timbul karena gejolak eksternal seperti bencana alam atau peperangan sehingga negeri yang semula kaya berubah menjadi miskin. Bencana alam yang memiskinkan ini seperti yang menimpa kaum Saba (QS 34: 14-15) atau peperangan yang menciptakan para pengungsi miskin yang terusir dari negeri-nya (QS 59:8-9).

Dengan memahami akar masalah, akan lebih mudah bagi kita untuk memahami fenomena kemiskinan yang semakin meraja di sekeliling kita. Bukankah akar kemiskinan di negeri ini adalah perilaku eksploitatif akibat penerapan bunga sehingga kita setiap tahunnya harus menghabiskan sebagian besar anggaran negara untuk membayar bunga utang dan sektor riil harus collapse tercekik bunga tinggi perbankan? Bukankah akar kemiskinan di negeri ini adalah birokrasi yang korup dan pemusatan kekuasaan di tangan kekuatan politik dan pemilik modal sehingga tidak jelas lagi mana kepentingan publik dan mana kepentingan pribadi? Bukankah akar kemiskinan di negeri ini adalah buah dari kejahatan kita terhadap lingkungan yang kita rusak sedemikian masif dan ekstensif?

Strategi Pengentasan Kemiskinan

Islam memiliki berbagai prinsip-prinsip terkait kebijakan publik yang dapat dijadikan panduan bagi program pengentasan kemiskinan dan sekaligus penciptaan lapangan kerja. Pertama, Islam mendorong pertumbuhan ekonomi yang memberi manfaat luas bagi masyarakat (pro-poor growth).

Islam mencapai pro-poor growth melalui dua jalur utama: pelarangan riba dan mendorong kegiatan sektor riil. Pelarangan riba secara efektif akan mengendalikan inflasi sehingga daya beli masyarakat terjaga dan stabilitas perekonomian tercipta. Pada saat yang sama, Islam mengarahkan modal pada kegiatan ekonomi produktif melalui kerjasama ekonomi dan bisnis seperti mudharabah, muzara’ah, dan musaqat. Dengan demikian, tercipta keselarasan antara sektor riil dan moneter sehingga pertumbuhan ekonomi dapat berlangsung secara berkesinambungan.

Kedua, Islam mendorong penciptaan anggaran negara yang memihak kepada kepentingan rakyat banyak (pro-poor budgeting). Dalam sejarah Islam, terdapat tiga prinsip utama dalam mencapai pro-poor budgeting yaitu: disiplin fiskal yang ketat, tata kelola pemerintahan yang baik, dan penggunaan anggaran negara sepenuhnya untuk kepentingan publik.

Tidak pernah terjadi defisit anggaran dalam pemerintahan Islam walau tekanan pengeluaran sangat tinggi, kecuali sekali pada masa pemerintahan Nabi Muhammad karena perang. Yang lebih banyak didorong adalah efisiensi dan penghematan anggaran melalui good governance. Di dalam Islam, anggaran negara adalah harta publik sehingga anggaran menjadi sangat responsif terhadap kepentingan orang miskin, seperti menyediakan makanan, membayar biaya penguburan dan utang, memberi pinjaman tanpa bunga untuk tujuan komersial, dan beasiswa bagi yang belajar agama.

Ketiga, Islam mendorong pembangunan infrastruktur yang memberi manfaat luas bagi masyarakat (pro-poor infrastructure). Islam mendorong pembangunan infrastruktur yang memiliki dampak eksternalitas positif dalam rangka meningkatkan kapasitas dan efisiensi perekonomian. Nabi Muhammad SAW membagikan tanah di Madinah kepada masyarakat untuk membangun perumahan, mendirikan pemandian umum d sudut kota, membangun pasar, memperluas jaringan jalan, dan memperhatikan jasa pos. Khalifah Umar bin Khattab membangun kota Kufah dan Basrah dengan memberi perhatian besar pada infrastruktur dan tata ruang kota. Beliau juga memerintahkan Gubernur Mesir, Amr bin Ash, untuk mempergunakan sepertiga penerimaan Mesir untuk pembangunan jembatan, kanal, dan jaringan air bersih.

Keempat, Islam mendorong penyediaan pelayanan publik dasar yang berpihak pada masyarakat luas (pro-poor public services). Terdapat tiga bidang pelayanan publik yang mendapat perhatian Islam secara serius: birokrasi, pendidikan, dan kesehatan.

Di dalam Islam, birokrasi adalah amanah untuk melayani publik, bukan untuk kepentingan diri sendiri atau golongan. Khalifah Usman tidak mengambil gaji dari kantor-nya. Khalifah Ali membersihkan birokrasi dengan memecat pejabat-pejabat pubik yang korup. Selain itu, Islam juga mendorong pembangunan pendidikan dan kesehatan sebagai sumber produktivitas untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Nabi Muhammad SAW meminta tebusan bagi tawanan perang dengan mengajarkan baca tulis kepada masyarakat. Nabi Muhammad juga menyuruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan memerintahkan agar orang sakit dikarantina hingga sembuh untuk mencegah penyebaran penyakit.

Kelima, Islam mendorong kebijakan pemerataan dan distribusi pendapatan yang memihak rakyat miskin (pro-poor income distribution). Terdapat tiga instrument utama dalam Islam terkait distribusi pendapatan yaitu aturan kepemilikan tanah, penerapan zakat, serta menganjurkan qardul hasan, infak, dan wakaf. Islam mengatur bagi setiap orang yang menghidupkan tanah mati, maka tanah itu menjadi milik-nya. Dan bagi siapa saja yang menelantarkan tanahnya, maka negara berhak mengambilnya untuk kemudian memberikan kepada orang lain yang siap mengolah-nya. Dengan penerapan zakat, maka tidak akan ada konsentrasi harta pada sekelompok masyarakat. Zakat juga memastikan bahwa setiap orang akan mendapat jaminan hidup minimum sehingga memiliki peluang untuk keluar dari kemiskinan. Lebih jauh lagi, untuk memastikan bahwa harta tidak hanya beredar di kalangan orang kaya saja, Islam juga sangat mendorong orang kaya untuk memberikan qard, infak, dan wakaf.

Demikianlah Islam mendorong pengentasan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, fokus pada pengembangan sektor riil, dan pemerataan hasil-hasil pembangunan.

Yusuf Wibisono, Dosen UI
Republika Online



Thursday 4 March 2010

Merpati Tak Pernah Ingkar Janji

Merpati..
Merpati yang tak pernah ingkar janji..
Kepaknya sayapnya yang lebar sampai ke poros bumi..
Membuatnya semakin elegan menantang langit..
Warna bulunya yang putih suci..
Semakin anggun elok mempesona..

Merpati tak pernah ingkar janji..
Tak peduli seluas apapun samudra membentang..
Tak peduli sejauh apapun jarak kan ditempuh..
Merpati tak pernah ingkar janji..

Paruhnya yang kokoh menandakan keangkuhanya..
Bukan sombong maksudnya, tetapi kesederhanaan yang kuat serta mengakar..
Cakarnya yang kuat serta tajam, mencabik serta mengurai udara di angkasa..
merupakan simbol kekuatan sejati..
Merpati tak pernah ingkar janji..