Saturday 5 March 2005

Aciak dan Sajak "Tunggu Aku, Jarak Kita Hanya Setarikan Nafas"...



SAJAKKU HANYA BISA TERISAK
APALAGI OMBAK MASIH GEMURUH SETIAP INGIN MENULIS PUISI
"MARKIRBI, ENGKAU TELAH SAMPAI KE NEGERI TAK TERABA"

WALAU RASA TETAP SETIA MENGETUK PINTU MIMPI JAGAKU
HINGGA JEMARI ENGGAN MENGETIK KALIMAT SELAMAT JALAN
"TUNGGU AKU, JARAK KITA HANYA SETARIKAN NAFAS"

MEMANG, NEGERIMU YANG LEBUR,
TAPI PERIHNYA SAMPAI KE NURANIKU YANG SEMAKIN UZUR


Apa arti dari sajak ini...aku semakin tidak mengerti...ketika pertama kali membacanya di kantor padang ekspres...aku tidak langsung bertanya kepada Aciak...tidak berani dan tidak pula berani memikirkan...apakah ini firasat...
Yang aku tahu Aciak adalah seorang penyair...dan sudah pasti ia pandai merangkai kata kata...

Dia pernah berkata..."Hidup ini seperti mimpi dan kita akan terbangun ketika mimpi berada dipuncaknya...lalu, pada saat itulah kita merasa menyesal dan sakit tak kepalang sakit, kecewa dan ingin segera tidur lagi melanjutkan mimpi..."

Kini tidak ada lagi kata...tidak ada lagi Sorakan Sesal..khas cemeeh Aciak...ya tidak ada lagi..

SELAMAT JALAN CIAK...SELAMAT JALAN MENTOR...

No comments:

Post a Comment