Tuesday 15 March 2011

soosiolgi politik kuliah ke-3

EASTON DAN DENNIS MENGUTAKAN 4 TAHAP DALAM SOSIALISASI POLITIK DIRI ANAK-ANAK

1. Pengenalan otoritas melalui individu tertentu (orang tua, pres dan polisi)
2. perkembangan perbedaan antara otoritas internal dan eksternal yaitu antara pejabat swasta dan pejabat pemerintah
3. pengenalan mengenai institusi-institusi politik yang impersonal seperti kongres MA dan pemilu
4. perkembangan pembedaan antara institusi-institusi politik dan mereka yang terlibat dalam aktivitas yang diasosiasiakan dengan institusi


ROBERT LANE yang mensugestikan tiga kepercayaan politikyang dapat diletakan melalui keluarga

1. dengan indroktinasi terbuka (overt)dan indoktrinasi tertutup (covert)
2. dengan menempatkan anak pada konteks social khusus
3. dengan jalan membentuk kepribadian anak


G. SOSIALISASI POLITIK ORANG REMAJA
Sosialisasi politik masa remaja dilakukan melalui persahabatan dan perkenalan , diteruskan dan diperbaharui lewat media kesenggangan waktu dan media massa.
Jadi memperkokoh sosialisasi sebelumnya kependahan dari desa kekota, pengalaman menganggur, keanggotaan organisasi sukarela, penyerapan opini media massa dapat dirusak, diperkokoh atau diubah oleh pengalaman

H. SOSIALISASI POLITIK ORANG DEWASA
Pengetahuan nilai-nilai dan sikap-sikap yang diperoleh seseorang selama masa kanak-kanak dan remaja akan diperbandingkan dengan pengalaman dalam kehidupan semasa dewasa semua itu dapat diperkokoh dirusak atau diubah oleh pengalaman. Maka mensugestikan kebaikannya adalah sama dengan mengemukakan tingkah laku politik yang statis.
Dengan semakin bertambah usia memperkuat sosialisasi masa muda dan kaitannya dengan perubahan tingkah laku politik

I. SOSIALISASI POLITIK MASYARAKAT TOTALITER
Dengan jalan membentuk kembali secara radikal ajaran organisasi dan pendidikan anak-anak muda Negara totaliter berusaha untuk mengontrol semua aspek dari masyarakatnya, ideology Negara menjadi basis resmi bagi semua tindakan dan aktivitas. Maka pikiran dan jiwa manusia itu harus direbut dituntun dan dikekang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dari Negara lewat wahana dari ideologinya.
Tiap Negara berusaha untuk mensosialisasikan para anggota masyarakatnya sampai derajat-derajat yang berbeda dengan jalan mengontrol informasinya. Dalam Masyarakat totaliter pengontrolan meliputi segala-galanya.
Contoh pola pengasuhan anak oleh generasi tua rusia

1. tradisi, terutama agama namun juga termasuk ikatan-ikatan kekeluargaan dan tradisi pada umumnya
2. prestasi, ketekunan, pencapaian ganjaran-ganjaran materiil, mobilitas social pribadi, kejujuran, ketulusan, keadilan dan kemurahan hati
3. pribadi, kejujuran, ketulusan, keadilan dan kemurahan hati
4. penyesuaian diri, bergaul dengan baik, menjauhkan diri dari kericuhan, keamanan dan ketentraman


J. SOSIALISASI MASYARAKAT PRIMITIF
Pentingnya tradisi penekanan terhadap tekhnik-tekhnik sosialisasinya sebagai hal ritual inisiasi dan penekanan yang berulang-ulang dari hirarki dan status yang kita dapat dalam Masyarakat-masyarakat primitive

K. SOSIALISASI POLITIK MASYARAKAT BERKEMBANG
Hubungan hal lama dengan yang baru jelas terlihat dimasyarakat berkembang. Sebagai koloni jajahan kekuatan koloni memperkenalkan lembaga-lembaga politik, barat birokrasi, kebudayaan dan pendidikan, manifestasi dari bermacam-macam Masyarakat barat tetap ada dan utuh membentuk wahana-wahana modernisasi dalam Masyarakat. masa kemerdekaan bergelut dengan nilai-nilai tradisional sehingga pasca kemerdekaan menjadi campuran yang melekat kuat. Campuran yang komplek dari hal-hal tradisional dan modern
Proses tradisional dari sosialisasi terus menerus membentuk orientasi dan pola-pola tingkah laku mayoritas rakyatnya sedangkan para peminpin pllitik selalu berusaha menghancurkannya yang dianggap sebagai suatu rintangan bagi kemajuan sehingga sosialisasi terpotong-potong karena Masyarakat yang transisi modern dan tradisional.
LE VINE Mengemukakan 3 faktor penting dalam sosialisasi Masyarakat berkembang

1. pertumbuhan penduduk dinegara berkembang dapat melaui kapasitas mereka untuk memodernisir keluarga tradisional lewat industrialisasi dan pendidikan
2. sering terdapat perbedaan yang besar dalam pendidikan dan nilai-nilai tradisional anatara jenis-jenis kelamin (gender) sehingga kaum perempuan lebih erat terikat. Peran ibu memegang peran penting dalam sosialisasi
3. pengaruh urbanisasi sebagai satu kekuatan perkasa untuk menumbuhkan nilai-nilai tradisional
0 komentar |
undefined
undefined
sosiologi politik
SMI
Apa itu Sosiologi Politik?
Diposkan oleh Siti Rusliani Selasa, 01 Maret 2011 di 11:32
Pengertian

Sosiologi dicuatkan oleh COMTE dan HEBERT SPENCER (1820-1903)
Masyarakat sebagai unit dasar dari analisa sosiologi, sedangkan macam-macam pelembagaan (keluarga, lembaga politik, ekonomi, keagamaan) dan interelasi antara lembaga-lembaga merupakan sub unit dari analisa.

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam grjala sosial (ekonomi, kwluarga dan gejala moral).

Menurut Aristoteles, Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujugkan kebaikan bersama.

Jadi Sosiologi Politik adalah upaya untuk memahami dan campur tangan ke dalam hubungan yang selalu berubah antara sosial dan poltik.

Bidang sosiologi politik meliputi:
1. Masalah politik dalam nasyarakat
2. Struktur sosial dan struktur politik
3. Antara tngkah laku sosial dan tingkah laku politik

Sehingga sosiologi politik adalah ilmu yang mempelajari mata rantai anatara politik dan masyarakat, sebagai jembatan teoritis dan metodologis antara sosiologi dan ilmu politik (hybrid interdisipliner) - Satori.

4 Skema Sosiologi Politik:
1. Sosialisasi Politik
2. Partisipasi Politik
3. Penerimaan / pengrekrutan politik
4. Kominikasi Politik

Pendekatan Sosiologi Politik antara lain:

1. Pendekatan Historis (Karl Mark dan Max Weber)
Peristiwa masa silam penting dalam menyajikan suatu persfektif yang diperlukan.

2. Pendekatan Komparatif (Ostrogorski dan Michel)
Studi mengenai gejala-gejala politik dari suatu madyarakat tertentu. digunakan atau dipelajari untuk menyoroti fenomena yang sama atau fenomena yang kontra dari madyarakat lainnya.

3. Pendekatan Institusional
Menkonsentrasikan diri pada faktor-faktor konstitusional dam legalistik.

4. Pendekatan Behavioral
menekannkan individu sebagai unit dasar dari analisa dan dirasanya perlu memisahkan fakta dengan nilai-nilai serta perlunya membuat generalisasi yang sudah diverifikasi
0 komentar |

No comments:

Post a Comment