Monday 26 April 2010

demoralisasi generasi ulil albab

Momentum kelulusan asalah momentum yang cukup lama ditunggu-tunggu oleh banyak siswa khususnya siswa SMA setelah penantian selama 3 tahun menempuh studi pada jenjang SMA. Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa perayaan demi perayaan akan dilakukan untuk dapat melampiaskan hasrat mudanya yang bebas dan lepas untuk dapat menunjukkan eksistensi hasil studi selama 3 tahun.  Sebagian beranggapan bahwa, kelulusan identik dengan hedonism, eudomonisme dan liberalism. Mereka melupakan altruism. Seakan akan dengan pelampiasan sifat-sifat tersebut mereka merasa memenangkan sebuah pertandingan besar yaitu ujian nasional.


Luapan emosional setelah mengetahui proses kelulusan itu diluapkan dengab berbagai macam cara, dan cara yang klasik dan selalu saja terulang adalah coret-mencoret baju sekolah yang merupakan tradisi yang tak akan pernah lekang. Bukan Cuma itu saja sebuah tradisi budaya barat sudah merasuk dan membuat disparitas yang lebar antara budaya ketimuran dan budaya kebarat-baratan. Budaya yang sama sekali tidak menujukkan eksistensi sebagai tunas muda bangsa Indonesia yang berbudi luhur. Budaya setan yang merusak tatanan moral dan menyebabkan infeksi moral yang sistemik yang sedikit demi sedikit menggerogoti jati diri budaya timur Indonesia. Kissing, Necking, Petting dan Intercourse seolah-olah bukan lagi hal yang tabu yang dapat dipertontonkan pada khalayak umum. Hal yang seharusnya hanya dapat dilakukan pada meraka yang sudah dimata hukum, baik hukum duniawi maupun hukum akhirat. Budaya yang saat ini lazim dikenal dengan istilah KNPI itu sudah merusak tatanan moral yang mengikis sendi-sendi kehidupan.

Apakah wajar jika melihat budaya kissing dsb dalam proses kelulusan. Bahkan itu dilakukan terang-terangan didepan umum? Apakah seperti ini calon-calon penerus generasi muda Indonesia? Apakah ini yang dikatakan bung Karno, “Jika saya diberi 10 orang pemuda maka niscaya akan ku cabut semeru dari urat nadinya” Apakah seperti ini??.!!! Siapakah yang dapat menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang muncul ini.. Mungkin para founding fathers bangsa ini akan menangis menyesakkan dada melihat generasi penerus, sebuah generasi ulil albab yang digadang-gadang akan muncul seorang ratu adil yang mampu membawa perubahan bangsa ini dari bangsa jahiliyah menjadi bangsa yang bermartabat.

No comments:

Post a Comment