Sunday 28 June 2009

Debat Capres dalam Pengentasan Kemiskinan dan Pengangguran


Debat Capres kedua yang disiarkan oleh beberapa stasiun TV memang lebh menarik dibanding debat capres yang pertama. Tema yang diangkat kali ini adalah pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Debat dipandu oleh ekonom Aviliani tampak seru karena salah aktivitas JK yang memancing debat menjadi meriah. Ya, memang menurut para pakar, JK adalah bintang debat malam itu.


Debat diawali dengan pemutaran video tentang kemiskinan dan pengangguran yang memang menjadi isu hangat dalam kampanye pilpres. Sesi pertama setiap capres meyampaikan visi misi seputar pengentasan kemiskinan dan pengangguran dengan durasi waktu sekitar 7 menit.

Dengan gaya humoris, JK memancing dengan jargon SBY tentang Indomei. JK berkata kalau rakyat Indonesia memakan Indomie otomatis import gandum akan lebih besar dan menyebabkan inflasi. Tawa hadirin memecah keheningan acara tersebut. SBY menimpali dengan berkata, Indomie yang saya buat bukan 100% dari gandum tapi sudah ada campuran singkong, ubi dan sukun.. hadirin pun tertawa seluruhnya.

Tampajk JK menjadi bintang debat dengan mematahkan beberapa konsep pemerintahan yang sudah dibangun oleh SBY dan Mega. Tentang filosofi BLT yang dikarang oleh JK, SBY hanya diam saja ketika isu BLT diangkat oleh JK. Belum lagi masalah LNG Tangguh yang dijual; rendah. Tim sudah dibentuk lewat Kepres tapi tim tersebut tidak berjalan sampai detik ini.

Untuk pengentasan kemiskinan dan pengangguran, SBY dan JK sepakat perlu strategi yang bertumpu pada adanya pemberdayaan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Sedangkan Mega bertumpu pada jangan dilakukannya penggusuran paksa. Untuk angka pertumbuhan ekonomi SBY mematok angka 7% sedangkan JK 8%. Dengan mengandalkan program yang ada SBY berharap banyak pada program PNPM mandiri dsb. Sedangkan JK berusaha melakukan inovasi dengan membuat kredit MAMPU sebesar 3 juta hingga 20 juta.

Masalah utang Mega dengan tegas mengatakan akan memberhentikan menambahan utang negara. Satu hal yang patut dipuji, mengingat utang dewasa ini lebih menjadi momok ketimbang kebutuhan. Sumber-sumber yang ada dari dalam negeri baik berupa pendapatan pajak atau pendapatan pemerintah dalam bentuk lain sesungguhnya masih mencukupi bila dikelola secara optimal. K mengatakan akan tetap melakukan bila dipandang perlu, namun harus dibatasi tidak lebih dari 1,3 persen dari pengeluaran. Sementara SBY dengan penuh percaya diri mengatakan akan tetap melanjutkan utang, karena menganggap penambahan utang adalah hal biasa dan dimungkinkan bila pada saat yang sama terjadi pertumbuhan.

Masalah UU Investasi Mega berkata akan menghapuskan UU tersebut karena terlalu liberal. SBY dan JK melanjutkan akan tetapi perlu disempurnakan dengan beberapa aturan tambahan.

Itulah sekelumit cerita dibalik visi mis Capres, Semoga dapat dijadikan manfaat dan tauladan dalam memilih pemimpin yang ideal.

No comments:

Post a Comment