Friday 29 April 2005

Made in Penjara

Mendengar kata itu saja disebutkan mungkin sudah membuat bulu kuduk berdiri. Kenapa tidak, penjara atau bui sudah terlanjur lekat dalam ingatan sebagai tempat para menghukum orang. Bahkan pikiran yang lebih ekstrem, penjara diidentikan dengan pencabutan hak atas kemerdekaan kalau tidak mau disebut sebagai pelanggaran HAM.

Namun, perjalanan waktu telah merubah image penjara dari tempat penyiksaan menjadi tempat pemasyarakatan. Masuk penjara, meski masih sebagai tempat penghukuman bagi orang bersalah, kini tidak hanya sebatas itu.

Tadi siang aku liputan ke penjara--kedatangan kedua kali ke "kandang situmbin" ini, setelah dulu kemarin membezuk Masyfar Rasyid, anggota DPRD yang ditahan karena dituduh korupsi.

Kalau dulu aku datang hanya melihat Masyfar yang terduduk lesu didalam selnya, kali ini tidak, tidak hanya orang bertato yang kulihat, namun ada yang lain. Disini ternyata ada ibu ibu yang menjahit pakaian pengantin adat Minang.

Tini nama wanita itu--ia dengan tenang dan penuh konsentrasi tetap bekerja meski pejabat lalu lalang didalam ruangannya dan sesekali melempar senyum. Tini, dipidana karena mengedarkan ganja, akibatnya hukuman enam tahun harus ia terima--

Tapi ia justru tidak merasa menjadi pesakitan berada didalam penjara, bukan karena berkolusi dengan sipir, dari dalam penjara inilah ibu empat anak ini mendapatkan penghasilan yang halal, dan membiayai sekolah anaknya di luar.

Terkadang setiap bulan ia sampai mendapatkan lima ratus sampai enam ratus ribu dari hasil menerima upah jahitan. Aku menerawang, angka sebanyak itu pasti sama dengan penghasilan Amrul, cleaning service dikantor ini.

Disini Tini tidak sendiri, ia ditemani Ita, bagi mereka, usaha kerajinan yang mereka geluti meski dari balik jeruji besi, bukanlah hal yang membuat mereka minder dan merasa karyanya tidak berharga.

Tidak hanya payung dan perlengkapan pelaminan yang diproduksi oleh napi napi wanita di LP Muara Padang, berbagai selendang khas wanita, serta sprei tempat tidur juga diproduksi di balik tembok penjara pinggir pantai itu.

Jika dikembangkan, bukan tidak mungkin suatu saat nanti, kaum ibu dan pengantin di Padang akan memakai pakaian dan pelaminan yang bermerek dan dengan tulisan kecil "Made In Penjara".

No comments:

Post a Comment